-trente et cing-

5.5K 897 45
                                    


Hari ini rasanya ada yang beda. Ahra pingin banget ketemu Lucas.



Ji Ahra: cas
Ji Ahra: ada kelas gak hari ini?

Ahra ngeline Lucas sejak jam 8 pagi, tapi sampai jam menunjuk angka 11 gak ada balasan apapun. Ahra udah coba telepon Lucas, tapi nomornya nggak aktif. Ahra panik sendiri.

"Ra! Tanyain Jungwoo dong Lucas kenapa." Pinta Ahra.

"Lah? Emang ada apa sih?" tanya Ara.

"Nggak tau. Dari tadi gak bisa dihubungin."

"Yaudah tunggu dulu."

Sambil nunggu, Ahra pergi ke kelas Sastra Cina. Disana dia lihat ada Tzuyu.

"Tzuyu, Lucas ada?" tanya Ahra.

"Eh Ahra.. Enggak tuh. Dari tadi gak lihat gue. Coba tanya sama anak cowok deh?"

"Oh yaudah, makasih."

"Ok."

Ahra coba cari anak Sastra Cina yang deket sama Lucas. Tapi siapa sih? Udah lebih dari setahun deket sama Lucas tapi gak pernah tau sahabat Lucas siapa?

"Renjun!" panggil Ahra soken.

"Siapa ya?"

"Eng anu.. Gue temennya Lucas. Lihat Lucas nggak ya?"

"Sorry gak lihat."

"Tapi hari ini lo ada kelas gak sih?"

"Ada, 2 menit lagi."

Inimah fix Lucas gak berangkat. Walau bobrok, Lucas gak bakal telat.

"Gue bolos apa ya?" pikir Ahra.

Dia pun balik ke kelasnya.

"Udah dibales Jungwoo belum?" tanya Ahra.

"Udah Ra. Tapi kak Jungwoo juga gak tau nih."

Ahra berdecak. Keputusannya udah bulat. Bolos lah. Tapi ngajak temen. Enaknya siapa yang bisa diajak?

"Gyul.." panggil Ahra. Hangyul noleh.

"Bolos yuk?" kata Ahra sepelan mungkin.

"Hah?"

"Temenin gue."

"Kemana?"

"Rumah Lucas."

"Lah? Kok gue?"

"Ya gue mau ajak siapa lagi selain lo?"

"Haechan? Mark?"

BENER. KENAPA GAK KEPIKIRAN COBA?

Tapi masalahnya 2 orang itu gak keliatan batang hidungnya dari tadi

"Lo ajalah."

"Gimana ya.."

"Ayolah.. Nanti gue kirimin go-food ke rumah lo."

"Yaudah ayo."

Mereka pun langsung ke rumah Lucas.


🔥🔥


"Tumben banget digembok?" tanya Ahra sesampainya di depan rumah Lucas.

"Ya mana gue tau?" bales Hangyul.



"GYUL FEELING GUE NGGAK ENAK.." kata Ahra.

Hangyul jadi bingung sendiri.

Ahra buka hpnya. Dia coba telepon Lucas. 10 kali lebih, tapi masih sama; nggak tersambung.



"Dek, cari siapa?" tanya bapak-bapak yang gak sengaja lewat di depan mereka.

"Maaf pak, kami mau tanya. Apa bapak lihat pemilik rumah ini?" tanya Hangyul sopan.

"Oh dek Lucas? Kemarin sekitar jam 10 malem saya ketemu dia sih dek, waktu saya tanya mau kemana, dia jawabnya mau ke bandara besoknya, jadi rumah ini udah kosong dari semalem."

"O—oh.. makasih pak."



"Ra.. Lo—"

"LUCAS.." Feeling dia gak pernah salah. Lucas pergi.

"Ahra.. "

Ahra masih diem aja.

"Ra.. Ahra.."

Ahra berusaha nahan air matanya supaya tangisannya gak pecah, tapi gak bisa.

Mau gak mau Hangyul meluk Ahra. Dia emang nggak tau permasalahannya, dia reflek aja meluk Ahra.

"Don't cry."

"Gue sayang Gyul, sama Lucas. Kenapa dia nggak nemuin gue dulu sebelum pergi? At least gue masih bisa lihat dia dan habisin waktu bareng dia sebelum kita pisah. Dia udah bilang jauh jauh hari kalau gue harus siap. Dia kemarin udah bilang kalau cara dia ninggalin gue bakal bikin gue sedih. Tapi gue baru paham maksudnya sekarang. Gue tetep nggak siap kalau dia tau tau pergi kayak gini." kata Ahra.

"Lo denger sendiri kan kalau dia ke bandara sejak semalem? Dia pergi Gyul! Dia ke Hongkong! Baru kemarin gue habisin waktu bareng dia. Dia selalu ngomong sesuatu yang nggak pingin gue denger. Dan ternyata ini maksudnya." Lanjut Ahra.

"Ra.. Gue emang nggak tau masalah lo sama Lucas. Tapi percaya deh, Lucas ngelakuin yang terbaik."

"Terbaik gimana? Nggak kayak gini Gyul caranya! Cause I never think that the last time is the last time. I think there will be more. I think I have forever, but I don't.."

Hangyul diem aja. Okay she need take time to cry.

"Ayo, gue anterin pulang. Lo minta penjelasan dari Lucas aja."


🔥🔥


Jadi sekarang Ara, Jungwoo, sama Hansol lagi di rumah Ahra. Sampai malam ini, Ahra belum juga kelar nangis. Jungwoo udah berhasil menghubungi mama Lucas. Dan bener, Lucas udah di Hongkong.

"Sabar ya Ra. Tunggu penjelasan langsung dari Lucas. Mungkin dia sendiri belum siap ngungkapin ini semua ke lo." kata Jungwoo.

"Sabar gimana sih kak.. Ini udah jam berapa? Udah berapa jam gue nunggu dia ngasih kabar? Kalau mamanya aja bisa ngabarin lo, kenapa Lucas gak bisa?"

Mereka diem setelah Ahra ngomong gitu.

"Jadi disini masalahnya bukan bisa atau enggak, tapi mau atau enggak. And see.. Lucas emang gak mau buat ngasih penjelasan." Kata Ahra.

Ahra langsung ke kamarnya. Di kamar, Ahra berusaha buat tidur supaya nggak nangis terus. They said sleep make the pain fade away.

Dihitung, udah berapa jam sih Ahra nangisin Lucas? Lucas lebih brengsek dari yang Ahra bayangin. Dia nggak nyangka bisa bisanya cowok itu ninggalin dia gitu aja.



Sadly enough, the most painful goodbyes are the ones that are left unsaid and never explained.




"Lucas, lo yang nyuruh gue stay, tapi lo sendiri yang ninggalin gue.."

"You left like nothing ever happened."

"Just give me one chance to see you."

"I need your explanation about this."

"Gue nggak marah karena kepergian lo. Tapi seenggaknya, bisa kan jelasin ke gue dulu? Bisa kan kabarin orang orang yang sayang sama lo disini?"

"Katanya lo sayang gue, tapi ini apa?"

"Gue masih pingin buat stay. Tapi yang terpenting, gue pingin lo kasih penjelasan ke gue kalau lo emang seseorang yang pantas buat gue perjuangin. Tolong bilang ke gue kalau lo masih pingin gue buat stay."



Voicemail itu terkirim ke nomor hp Lucas. Semoga Lucas bisa denger.

Stay -LucasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang