Bagian Dua Puluh Tiga

1.1K 188 2
                                    

"Eh? Punya adek? Kok bisa?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Eh? Punya adek? Kok bisa?"

Adriell memutar kedua manik matanya. "Lo pikir Bunda gue nggak bisa hamil lagi gitu? Seheboh itu."

"Bukan, bukan." Shyra menggigit bibir bawahnya lembut, lalu menggeleng pelan. "Ah, lupakan, lupakan. Gue kenapa, sih? Duh!"

Menatap Shyra dengan tatapan aneh, Adriell bertanya, "lo kenapa, deh? Kenapa pula lo bisa di sini? Ke sini sendiri? Kok, nggak minta jemput sama gue? Nanti pulangnya mau gue anter?"

Dan Adriell yang menyebalkan balik lagi, batin Shyra.

"Nggak perlu. Gue tadi bareng Nevan, kok," jawab Shyra, "nanti juga pulang bareng dia."

Mata Adriell membelalak kaget. Memangnya, jawaban Shyra semengejutkan itu, ya? Shyra sendiri berpikir bahwa jawabannya biasa saja. Dan memang biasa saja.

"Kok, lo bisa sama dia? Kalian beda sekolah 'kan?" Adriel menolehkan kepalanya. "Berarti sekarang dia ada di sini?"

"Biasa aja kali, Dri."

"Lah, lo juga tadi nggak biasa pas gue bilang kalau gue bakal punya adek," balas Adriell. Ia bangkit dari kursinya. "Lo mau minum apa, Ra?"

"Sebentar, deh." Adriell menaikkan sebelah alisnya heran. "Lo tadi ke rumah sakit ngapain? Nganterin Bunda lo periksa?"

Adriell terdiam sejenak. Ia menghela napas panjang kemudian. "Kenapa? Emangnya aneh, ya? Bukannya sewajarnya begitu sebagai anak yang baik?"

Bukannya sewajarnya begitu sebagai anak yang baik?

Tiba-tiba saja, salah satu percakapan yang ada di novelnya terngiang di benak Shyra. Ia mengerjapkan matanya.

"Lo kenapa, sih? Kenapa hari ini mendadak aneh begitu?"

Shyra menunduk, lalu menggeleng. "Nggak kenapa-napa, kok."

Rewriting YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang