Bagian Sepuluh

1.3K 191 0
                                    

"Heee, gue kira yang bukain pintu bakal setan lagi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Heee, gue kira yang bukain pintu bakal setan lagi."

Shyra berdecak. "Mana katanya lima menit? Ini hampir jam sembilan!"

Nevan membuat wajah terkejut. "Mama nungguin gue?" tanyanya. Ia menempelkan tangannya di dada. "Gue terharu."

Shyra berdecih. Ia bertolak pinggang. "Gue nunggu makanannya, bukan nunggu lo," balasnya sinis, "mana makanannya? Gue lapar."

Nevan tersenyum lebar dan menyodorkan sepiring makanan yang baru. "Nih, spesial buat Mama yang galak."

Shyra menerimanya dengan senang hati. Segera saja ia duduk di kursi ruang tamu dan memakan makanan yang diberikan oleh Nevan. Sementara laki-laki itu masih berdiri di depan pintu, menatap Shyra yang makan dengan lahapnya.

"Gila! Lo belum makan berapa lama, Ma?" tanya Nevan. Ia berdecak pelan dan bersedekap.

"Yha, bodo amat. Gue lapar banget." Shyra membalas walaupun makanan masih ada di mulutnya. Ia menelan makanannya. "Udah sana pulang. Ngapain masih berdiri di situ?"

"Mana?"

Alis Shyra tertaut heran. "Mana apanya? Lo minta bayaran?"

Nevan maju mendekati Shyra, kemudian mengacak rambut perempuan itu dengan gemas. "Mana ucapan terima kasihnya? Enak aja langsung makan, makasih enggak. Gue nggak minta bayaran, lho, Ma. Cuma terima kasih doang."

Mendengar ucapan Nevan, Shyra lantas berdeham. "Oh, iya. Makasih buat makanannya. Lo penyelamat gue banget malam ini," ucap Shyra. Wajahnya sedikit memerah. Alhasil, ia menundukkan kepalanya. Berusaha agar Nevan tidak melihat hal memalukan itu.

"Ciumnya mana?"

Shyra kembali mengangkat kepalanya dan meletakkan piringnya di atas meja. Dengan ganas, ia memukul lengan Nevan.

"Dasar mesum!"

Rewriting YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang