Bagian Tujuh Belas

1.2K 193 0
                                    

"Tumben lo sibuk banget, Ra

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Tumben lo sibuk banget, Ra."

Shyra tersenyum geli. "Ha-ha. Nggak, sih. Malah kesannya kehidupan gue nggak jelas gini," balas Shyra. Ia mengubah posisinya. Yanga walnya berbaring di karpet, menjadi duduk. "Da apa?"

"Masih sama Nevan?"

Shyra melirik laki-laki yang berbaring di atas tempat tidur. Sedari tadi ia tidak bersuara. Mungkin tertidur. Atau menurut pemikiran Shyra yang ekstrim, ya, mati.

"Masih. Cuma itu bocah lagi tidur---kayaknya."

"Terus, lo lagi di mana? Di kamarnya gitu? Emang nggak takut ada fitnah?"

Adriell itu kadang berlebihan. Terlalu berlebihan malah. Shyra malah risi sendiri dibuatnya.

"Satu, pintunya dibuka. Lebar banget malah. Dua, orang tua gue sama orang tuanya keliatan dari sini. Ketiga, gue nggak mau, ya, macem-macem sama bocah nggak jelas itu."

"Iya, iya. Percaya, deh, sama Shyra."

"Ada apa lo nelepon gue? Cemburu, ya, gara-gara gue bilang lagi sama Nevan?"

"Halah. Bukan itu." Adriell mengelak. "Cuma mau bilang aja, gue besok nggak masuk. Mau ke rumah sakit."

Kedua kelopak mata Shyra membulat kaget. "Ha?! Siapa yang sakit? Lo, ya?"

Suasana hening untuk sejenak. Hingga Adriell tertawa dari seberang sana.

"Bukanlah. Mana bisa gue sakit. Udah, ya. Bunda gue manggil."

Lalu, panggilan diputuskan begitu saja.

Sementara Shyra terdiam di tempatnya. Ia menatap layar ponselnya yang menggelap. Merasa ada sesuatu yang janggal.

Itu tadi ... dia habis bohong, ya?

Rewriting YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang