Bagian Dua Puluh Enam

1.1K 179 0
                                    

"Za

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Za."

Cadenza menoleh, menatap Shyra yang sedang menatap ke arah papan tulis dengan raut wajah datar. Merasa bahwa ia salah dengar, Zaza kembali membuang pandangannya.

"Za."

Kini, Zaza sepenuhnya menoleh. "Apaan, sih?!"

"Wih, galaknya." Shyra mengusap dada perlahan. "Jangan galak-galak, dong, sama Shyra. Shyra jadi takut, nih."

Zaza menggelinjang geli.

Shyra tertawa pelan. Lalu, tawanya mereda. Raut wajahnya mendadak serius. "Za, mungkin nggak, sih, kisah yang selama ini cuma kita tik, dipublikasikan di situs online, mendadak kejadian di kehidupan nyata kita sendiri?"

Mendadak, Zaza menatap Shyra aneh. Ia menyentuh kening Shyra. Memang sedikit hangat, sih. Tapi, paling hanya 37 derajat celcius.

"Lo abis kepentok apa, Ra, mendadak mikir kayak gitu?" tanya Zaza heran. Di mata Zaza, Shyra tidak pernah berpikir serius tentang hal itu. Terlihat dari kebahagiaannya saat Shyra membuat salah satu karakter di ceritanya mati.

"Nggak tahu, mendadak kepikiran aja." Hawa dingin mendadak berembus menerpa tubuhnya. Ia bergidik. "Gue takut aja kalau tiba-tiba kejadian gitu. Mana cerita gue yang ini 'kan ngambil karakternya dari sahabat gue sendiri."

"Ck, ck." Zaza menggelengkan kepalanya tak mengerti. "Tumben-tumbenan lo mikir tentang hal itu, Ra. Biasanya santai aja, tuh. Malah senang 'kan kalau pemeran utamanya menderita."

Shyra menggigit bibir bawahnya lembut. Andaikan alur ceritanya sama kehidupan dia nggak mendadak ada yang sama gini, Za, gue nggak bakal takut.

*****

A/n

Aku lembuuuur, ngerjain desain sertifikat ga selesai-selesai :( sedih

Rewriting YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang