Sean tersenyum licik. Matanya menggelap dan suasana di Helipad itu terlihat mencekam.
"Kendrick. Bereskan semua senjata ini dan masukan ke dalam helikopter. Kita akan memulai pekerjaan baru yang menyenangkan." ucap Sean tanpa membalas pertanyaan Kendrick. Lelaki itu tampak menikmati pekerjaannya ini. Benar-benar brengsek bukan?
ーーーーーーーーーーー
Jangan lupa comment dan vote ♥Sean mengedarkan pandangannya pada penjuru mansion Philadelphia . Ia tersenyum licik. Ini akan sangat menyenangkan.
Sean tampak menelepon seseorang dan berbicara dengan serius. Beberapa menit kemudian ia kembali dan menyuruh bawahannya untuk masuk ke dalan ruang penyiksaan.
Sean tampak mengamati seorang lelaki dengan lebam yang banyak hampir di seluruh badannya.
"Paul Walson. Temanku. Apa yang kau rencanakan selama 1 tahun ini?" Sean memiringkan kepalanya untuk bisa melihat wajah Paul yang babak belur.
"You think I'm stupid? Hah?!" murka Sean. Cukup sudah ia berbasa-basi.
"Dengar Mr. Walson. Kau harus belajar lebih untuk bisa mengalahkanku. Memalsukan surat kerjasama? Kidding me, bro?" Sean tampak meredam emosinya terhadap lelaki bernama Paul Walson itu. Lelaki itu telah membuat Sean murka karena telah mengkhianati kepercayaannya.
"Kau bodoh Sean. Benar-benar bodoh. Aku baru mengetahuinya setelah bekerjasama denganmu." Paul tersenyum miring seakan mengejek Sean.
Sean hanya tersenyum samar. Rencana-rencana licik sudah tersusun dengan rapi di otak pintarnya.
"Oh benarkah?" tanya Sean santai, ia kemudian merogoh saku jasnya dan mengeluarkan sebuah pisau kecil dan menatap pisau itu dengan senyum bangga."Hei! Kurasa tato di dadamu akan semakin bagus jika ku tulis dengan namaku. Sean atau Lawrence? Oh tidak..Sean Lawrence terlihat bagus di dadamu Mr. Walson." Sean berucap sambil membolak-balik pisau di tangan kanannya.
Paul Walson hanya menatap benci kearah Sean tanpa berucap. Ia masih mencoba untuk membebaskan diri dari ikatan tali yang membuatnya tidak bisa bergerak.
Dengan pelan Sean membuka satu per satu kancing baju Paul. Lelaki itu berontak seakan ingin melawan perlakuan Sean.
"Calm down Mr. Walson. You need to get your pretty tattoo.." ucap Sean menenangkan. Sangat menyenangkan.
"Fuck You Sean! Argghh! Shit! Go to the hell you Sean Fucking Lawrence! Arggghh..." Paul terus mengumpat ketika Sean melancarkan aksinya untuk melukai dada Paul dengan pisau lipatnya.
"Wow..Aku tidak mengetahui bahwa membuat tato membuat darahmu keluar." ucap Sean bangga karena di dada Paul tercetak nama "Sean Lawrence" dengan darah yang berceceran di sekitarnya.
Paul menatap Sean dengan nafas memburu karena menahan rasa sakit yang luar biasa di dada penuh tato nya.
"Not bad, right?"
"Sean. Akan aku pastikan gadismu itu akan mati beberapa jam lagi HAHAHA..." Paul tertawa kencang. Rencananya hampir berhasil untuk menghancurkan seorang Sean Lawrence.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stole The Bastard Heart
RomanceAll Rights Reserved | Based on The Bastard Series. The first book of The Bastard Series. All stories containing adult content, harsh words, sexual activity and BDSM are included. 🔞 Sean Richard Lawrence. Siapa yang tak mengenal pengusaha sukses be...