"Connor, kenapa tunanganku makan siang dengan pria lain?" tanya Sean sedikit tercekat."Tunangan? Maksudmu?" Bingung. Connor tidak tahu arah bicara lelaki berjas abu-abu didepannya ini.
"Wanita yang kau tunjuk adalah tunanganku sejak 4 tahun lalu." balas Sean dengan jari mengepal kuat.
💚💚💚💚💚
Disini masih minim interaksi Sean-Megan ya teman2...
Selama makan siang tadi, Sean tidak ingin berbicara bahkan menatap wajah Connor.
Sekarang kedua lelaki ini tengah berada di mobil Connor."Kenapa kau tidak menghampiri tunanganmu?" Tanya Connor kemudian. Ia sudah merasa lelah berpikir karena terlalu lama bergaul dengan lelaki misterius semacam Sean.
"Dia mungkin tidak mengenaliku," jawab Sean kemudian,
Connor tergelak. Dimana ada seorang lelaki dan perempuan yang bertunangan tetapi tidak saling mengenal?
"Jangan membuatku semakin pusing," Jawab Connor,
"Aku serius. Well, lebih tepatnya hampir menjadi tunangan atau bisa dikatakan sebagai ex-almost."
"Hah? Maksudmu?"
Sean mengibaskan tangannya tanda tidak mau menjelaskan lebih lagi. Percuma saja, Connor tidak bisa memberikan solusi yang tepat nantinya.
"Aku keluar. Mobilmu bau pelacur," ucap Sean seakan menusuk ulu hati Connor. Ia tahu lelaki semacam Connor sering bercinta di mobil seperti adegan vulgar di film-film.
"Sialan kau!" Umpat Connor tidak terima.
*****
Semilir angin sore menemani perjalanan Megan menuju Manhattan. Untung saja, situasi jalanan hari ini tidak terlalu macet walaupun hari senin yang terbilang hari macet diantara semua hari.
Selepas mengantar Edmund kembali ke pabrik, ia langsung permisi pulang. Maklum saja, ada banyak pekerjaan yang menanti di kantor.
Lagu Wherever You Will Go - The Calling menjadi teman kesendirian Megan. Ia tersenyum samar, lirik pada lagu ini sungguh menggambarkan dirinya.
"Sial! Kenapa kau selalu muncul tanpa permisi ke dalam pikiranku, huh?" Tanya Megan pada dirinya,
Setelah berkendara selama 26 menit dan ditemani oleh beberapa lagu di radio, ia akhirnya sampai di sebuah gedung yang cukup tinggi.
Fulton Textile Industry. Perusahaan yang bergerak di bidan tekstil. Setiap bulannya, tekstil produksi Fulton selalu di ekspor ke wilayah luar,terutama wilayah Eropa seperti Inggris, Belanda, dan Swiss.
Perusahaan yang berdiri sejak 1989 ini telah membuat Megan mendapat kedudukan sebagai Manager. Perusahaan yang mengajarkan berbagai macam ilmu padanya.
"Selamat sore, Miss Sanders."
"Selamat sore, Miss Sanders."
Beberapa sapaan ia dapatkan dari karyawan yang mengenalinya.
Sejak mendapat promosi sebagai 'diligent employee' (Karyawan yang rajin), Megan semakin dikenal banyak kalangan dari berbagai divisi di Fulton.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stole The Bastard Heart
RomanceAll Rights Reserved | Based on The Bastard Series. The first book of The Bastard Series. All stories containing adult content, harsh words, sexual activity and BDSM are included. 🔞 Sean Richard Lawrence. Siapa yang tak mengenal pengusaha sukses be...