11. Secret

9.7K 415 4
                                    

"Aku akan pergi dari penthouse sialan mu itu ketika aku menemukan kartu itu," ucap Megan menatap tajam kearah Sean,

"Yes of course you can,"

I'll got you sweety, batin Sean kemudian masuk bersama dengan Megan kedalam lift.
------
Vote dan comment sebelum membaca⭐️

Selama dimobil pikiran Megan berakar kemana-mana, ia memikirkan apakah pilihan yang tepat menerima tawaran Sean untuk tinggal dipenthouse nya atau pilihan yang salah karena menerima tawaran dari orang asing, baiklah bukan sepenuhnya orang asing tapi mereka benar-benar tidak mempunyai hubungan khusus selain mahasiswi magang dan bos.

"Kita sudah sampai, simpan dulu pikiran di otak cantikmu itu," setelah mengucapkan itu Sean keluar meninggalkan Megan yang melongo, Dia bukan cenayang batinnya.
Megan masih betah berdiri disamping mobil dengan wajah bodohnya,

"Apa yang kau pikirkan,hm?" Tanya Sean sambil mengapit tangannya disela jari Megan, gadis ini terkesiap dan mencoba melepaskan tetapi pegangan tangan Sean terlalu kuat untuk ia lepaskan,

"Lepaskan tanganku," desis Megan ketika mereka hampir sampai di lift. Bagaimana tidak, seluruh pasang mata memandang mereka secara terang-terangan,

"Tidak," balas Sean tanpa melirik sedikitpun pada Megan, gadis ini berdecak pelan. Percuma berdebat dengan lelaki arogan ini,

Penthouse Sean berada dilantai paling atas apartemen mewah ini yang artinya mereka akan menuju lantai 20 dan liftnya pun langsung menuju ruangan mewah itu.
Mereka kini berada diruangan yang bernuansa hitam dan putih namun terkesan mewah. Lantai yang terbuat dari marmer putih serta perabotan yang bisa dibilang sangat pas untuk tempat tinggal seorang lelaki.

"Aku akan tinggal disini sendirian?" Tanya Megan ngeri sambil melepaskan genggaman Sean yang sangat betah berada di tangan kanannya,

"Ya begitulah atau kau ingin aku tinggal disini bersamamu?" Tanya Sean dengan seringaian nakalnya, Lelaki sinting ini benar-benar! Batin Megan kesal.

"Tidak, terima kasih. Akan lebih menyeramkan jika kau juga tinggal disini," gumam Megan namun masih bisa didengar oleh Sean, lelaki ini terkekeh pelan dan membuat Megan menoleh. Satu kata yang dapat Megan gambarkan dari lelaki yang sedang terkekeh ini, tampan. Tapi, hei! Tidak salah bukan mengagumi ciptaan Tuhan?

Megan mengedarkan pandangannya keseluruh penjuru ruangan,
"Kamarku dimana?" Tanyanya memandang kearah Sean yang tengah menatapnya, pandangan mereka pun bertemu,

"Ehmm..." Sean terlihat salah tingkah telah tertangkap basah memandang wajah cantik Megan, Sial! Kenapa aku sangat gugup batin Sean mengumpat.

"Dimana?" Ulangnya tetap memandang Sean, gadis ini masih tidak sadar akan tatapan Sean kearahnya.

"Dilantai dua, mari ikut aku." Sean berjalan terlebih dahulu meninggalkan Megan yang memandang bingung kearahnya.

Kamar yang ditunjukan Sean terlihat sekali bahwa kamar itu adalah hunian lelaki. Dinding berwarna hitam dan putih, gorden berwarna hitam serta kasur king size yang berwarna hitam dan jangan lupa aroma kayu-kayuan serta musk khas lelaki yang melekat disana.

"Ini kamarmu?" Tanya Megan cengo sambil memandang Sean,

"Ya,"

Stole The Bastard HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang