8. At Night Party

11.7K 480 9
                                    


"Ck. Baiklah, aku tidak mau sampai pria sinting itu mengeluarkan busa dari mulutnya karena marah-marah. Aku pergi," ucap Megan pergi dari ruangan itu tanpa menyadari wajah Raleigh yang melongo.

"Gadis ajaib," gumamnya pelan sambil terkekeh.

----
Vote dan comment sebelum membaca⭐️

"Kita akan ke butik sekarang," suara bariton itu menyapa pendengaran Megan ketika ia memasuki ruangan besar bergaya klasik itu.

"Tapi ini belum jam makan siang," balas Megan menatap bingung kearah Sean. Lelaki itu beranjak dari kursi dan mengambil kunci mobilnya yang berada didalam laci.

"Cepatlah, saya tunggu di mobil," ucap Sean tanpa menghiraukan protes Megan. Kenapa lelaki itu sangat menyebalkan! Batin Megan frustasi sambil berjalan mengikuti Sean seperti anak ayam.

Didalam lift, baik Megan maupun Sean tak ada yang bersuara. Gadis ini mulai tak nyaman akan hawa yang semakin lama semakin menyeramkan,

"Sir, kau suka berjalan-jalan?" Tanya Megan berbasa-basi karena ia mengingat bahwa lelaki ini suka keliling dunia,

"Hmm," hanya gumaman yang dapat Sean keluarkan, Megan yang berada disebelahnya sudah mengeluarkan wajah kesalnya pada pria irit berbicara ini. Mulutnya tak henti menggerutu dan tiba-tiba sebuah benda kenyal menyapu habis bibir pink Megan. Gadis ini terkesiap akan perlakuan tiba-tiba Sean.

"Hmmp—" Megan berusaha meronta dibawah kuasa Sean namun usaha nya sia-sia lantaran kekuatan Sean jauh lebih besar daripadanya.

Sean terus meraih tengkuk Megan dan memperdalam ciuman panasnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sean terus meraih tengkuk Megan dan memperdalam ciuman panasnya.

"Ahh—" satu desahan keluar dari mulut Megan. Mulut sialan ini! Batin Megan frustasi.
Sean terus mempersempit jarak nya dengan Megan sehingga Megan merasakan sesuatu yang menonjol diperutnya. Tangan Sean pun tak tinggal diam, ia mengelus pelan bokong sintal Megan sambil sesekali meremasnya gemas.
Sean terus memperdalam ciumannya penuh nafsu ketika lift berdenting dan keduanya refleks menjauhkan diri.
Sean keluar lebih dulu meninggalkan Megan yang sedang merapikan rambut dan bajunya yang sedikit berantakan, ia sedikit bersyukur karena suasana kantor sedang sepi karena memang belum jam istirahat, tidak bisa dibayangkan bagaimana orang-orang melihat adegan erotisnya bersama Sean jika suasana sedang ramai.

***

Sean mengalihkan pandangannya dari ponsel menuju gadis yang ia cumbu tadi. Bibir gadis itu sedikit membengkak dan tanda kemerahan tercetak jelas di lehernya. Akulah penciptanya batin Sean bangga.

"Apa yang kau lihat?!" Tanya Megan garang pada Sean sambil mendudukan dirinya dikursi mobil.

"Bibirmu manis," ucap Sean singkat namun berakibat fatal pada Megan. Pipi gadis itu memerah antara malu dan marah.

Stole The Bastard HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang