14. Overthinking

10.1K 429 6
                                    

Sean meringis pelan saat bokongnya terasa ngilu, ia mengumpat berkali-kali saat gadis itu menolaknya.

"Lihat saja, aku akan memiliki seluruh badanmu suatu hari nanti," ucap Sean tajam sambil berjalan menuju kamar mandi. Ya! Sean mandi air dingin lagi untuk menghilangkan gairah yang sangat membuncah, Padahal aku baru saja mandi batin Sean sedikit kecewa karena lagi-lagi Sean Junior tidak mendapat jatah.
--------
Vote dan comment sebelum membaca⭐️

Megan menggelengkan kepalanya kuat, ia tidak menyangka lelaki itu berani berbuat jauh padanya. Ini salah, benar-benar salah batinnya gelisah. Ia kemudian mengambil handphone didalam tasnya dan menelpon seseorang,

"Anna, bisakah kita bertemu?" Tanya Megan ketika sambungan telepon tersambung dengan Anna,

"Tentu saja. Dimana? Apartemenmu? Tapi tunggu sebentar, aku ada kelas sekali lagi," Megan meringis pelan saat Anna menyebut apartemennya,

"Di cafe biasa jam 4 sore, ada yang inginku bicarakan,"

"Baiklah aku mengerti," setelah itu sambungan terputus,

"Anna pasti sangat kaget saat mengetahui fakta ini," gumam Megan dan merebahkan dirinya dikasur empuk milik Sean. Parfum ini mengingatkanku pada lelaki mesum itu batinnya tidak habis pikir.
Ia menoleh kearah jam dinding dan menghela nafas pelan, masih jam 12 siang. Ia masih memikirkan apakah ia akan dihukum karena tidak datang kekantor atau magangnya terpaksa dihentikan? Megan mulai mengantuk karena banyak pikiran yang berada diotaknya hari ini, tak menunggu lama gadis itupun tertidur sambil memeluk guling dengan sangat erat.

Megan terbangun karena tangan seseorang memeluknya erat. Tunggu! Tangan? Memeluknya?

Ia tak terlalu kaget karena yang dapat masuk kedalam penthouse ini adalah dirinya dan Sean, sudah dipastikan seseorang yang memeluknya ini adalah lelaki itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ia tak terlalu kaget karena yang dapat masuk kedalam penthouse ini adalah dirinya dan Sean, sudah dipastikan seseorang yang memeluknya ini adalah lelaki itu. Sean terus merapatkan dirinya dengan Megan seakan mencari kenyamanan disana.

"Sean, apa yang kau lakukan disini?" tanya Megan dengan suara serak khas bangun tidurnya yang menurut Sean sangat seksi,

"Tidur," Megan berdecak pelan karena lelaki itu mencium leher bagian belakangnya dengan sensual.

"Hentikan Sean, ini menggelikan." ucap Megan kesal sambil melepaskan tangan nakal Sean yang sedang meremas pelan dadanya dibalik kaos hitam itu. Bukannya melepaskan, Sean malah menelusupkan tangannya dibalik bra Megan dan meremas gundukan itu sedikit kasar,

"Auhh..Se-sean!" desis Megan menahan desahan yang keluar dari mulut sialannya ini. Megan tidak munafik bahwa ia sangat menikmati setiap sentuhan yang diberikan lelaki itu, tapi ia juga berpikir bahwa hal ini salah.

Ia melirik kearah jam digital yang berada diatas nakas, jam 3 sore.

"Shit! Aku harus mandi," pekik Megan karena mengingat ia akan bertemu dengan Anna di cafe. Ia segera bangkit dari ranjang dan melepaskan tangan nakal Sean dengan paksa,

Stole The Bastard HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang