Megan yang sadar pun menghapus air mata yang sudah mengalir dengan deras dan pergi tanpa berkata-kata, ia tanpa sengaja melepaskan dompet coklat Sean yang menjadi tujuan pertamanya datang ke kantor ini.
"Shit! Megan!!" Sean berteriak keras dan mencoba mengejar Megan namun sial, pintu lift sudah tertutup dengan rapat.
"Fuck!!!" Lelaki itu menampar keras dinding dengan wajah merahnya.
💚💚💚💚
Seorang lelaki tampan berkemeja biru muda tengah sibuk berbincang dengan rekannya di kantin kantor.
" Raleigh, jadi siapa perempuan yang kau bicarakan kemarin? Sepertinya dia sangat menarik perhatianmu," salah satu pria tampan bertanya pada Raleigh.
"Ah dia...Megan?" matanya menangkap seseorang yang ia kenal tengah berlari sambil menutup wajah dengan sebagian tangannnya,
"Sebentar..." ucap Raleigh pada rekan kantornya itu, ia kemudian berlari mengikuti jejak Megan yang berlari keluar kantor.
Raleigh memberhentikan langkahnya ketika melihat Megan terduduk dengan lemas di kursi halte bus yang tak jauh dari kantor. Lelaki itu menghampiri Megan dengan pelan.
"Megan?" tanyanya memastikan, ia bertanya-tanya mengapa perempuan itu menangis. Apakah ada masalah dengan karyawan kantor? Atau barang berharganya hilang?
Perempuan itu tidak memberi respon atau setidaknya gerakan. Ia masih menundukkan kepala dan seluruh rambut menutupi wajahnya. Isakan kecil masih terdengar jelas di telinga Raleigh. Pria itu pun mendudukkan bokongnya tepat disebelah Megan.
"Megan," panggil Raleigh lagi, ia terlalu kaku untuk sekadar menepuk bahu perempuan itu. Panggilan kali ini berhasil, Megan menoleh namun tidak sepenuhnya menoleh, catat tidak sepenuhnya menoleh.
"Ra-raleigh?" ucap perempuan itu susah payah,
Dengan keberanian, Raleigh menepuk pelan bahu Megan dan menghela nafas pelan. Ia tidak mau menanyakan pertanyaan beruntun pada perempuan itu, ia hanya akan menunggu Megan tenang.
"Jika kau ingin menangis, menangislah,"
Seketika Megan menangis sejadi-jadinya sampai membuat orang-orang disekitar melirik penasaran,
"Tuan, kau tidak bisa membuat perempuan menangis seperti itu...Ah lelaki jaman sekarang memang banyak yang brengsek" ucap salah seorang perempuan paruh baya sambil menatap tajam kearah Raleigh. Lelaki yang ditatap tajam itu kelimpungan dan menggaruk pelan tengkuknya,
"Aku ingin pulang," ucap Megan tiba-tiba dan berdiri. Ia berjalan menjauh tanpa menoleh sedikitpun ke belakang.
Setelah membujuk Megan selama 10 menit, akhirnya perempuan itu mau untuk diantar pulang. Raleigh tidak cukup brengsek untuk meninggalkan perempuan yang terlihat patah hati sendirian. Kau tau kan apabila perempuan yang sedang patah hati pasti akan melakukan hal nekat. Itulah yang ditakutkan oleh Raleigh.
****
Suasana ruangan bernuansa maskulin itu terasa sangat menegangkan sekarang. Seorang lelaki tengah duduk dengan gusarnya di sofa berwarna coklat itu. Ia memejamkan matanya sesaat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stole The Bastard Heart
RomanceAll Rights Reserved | Based on The Bastard Series. The first book of The Bastard Series. All stories containing adult content, harsh words, sexual activity and BDSM are included. 🔞 Sean Richard Lawrence. Siapa yang tak mengenal pengusaha sukses be...