34. My Heart Almost Melts

6.3K 270 26
                                    

"Apa? Kekasih? Kakak ipar? Really? Are you fool me right now, sister?" Morgan seperti seorang idiot sekarang.

Megan menghela nafas,
"Akan aku obati lukamu. Wajahmu sangat jelek sekarang." Megan lebih memilih untuk tidak menjawab pertanyaan Morgan. Mau menjawab iya, kekasih saja bukan.

"Aku akan terus bertanya padamu!"

💚💚💚💚💚

Setelah kejadian itu, Sean terus saja merecoki kehidupan Megan. Bahkan saat Sean mengunjungi apartemen Megan, pria itu malah adu mulut dengan Morgan.
Morgan adalah hambatannya untuk bertemu Megan.

"Grace, atur jadwalku dengan CEO Fulton." Ucap Sean pada interkom yang terhubung ke ruang Grace—sekretarisnya.

"Baik, sir." Balas Grace.

Sean kemudian tersenyum miring. Beginilah benefit dari jajaran orang penting, apapun bisa dilakukan.

"I'll get you, no matter what." gumamnya pelan.

Fulton Textile Industry
10 AM

"Hei wanita sibuk. Beberapa hari ini pekerjaan kita semakin banyak."

"Diamlah, Jack. Aku sedang membuat laporan bahan yang digunakan di pabrik. Oh iya, Jack. Tolong buat lampiran penyusunan produksi dan tetapkan target produksi, scheduling, routing, dispatching, dan follow-up dengan tim kita. Lampirannya tolong kirimkan ke e-mail paling lambat jam 10 malam ini." Ucap Megan panjang lebar tanpa menatap wajah Jack.

"Kau gila? Dimana ada menetapkan target produksi dalam beberapa jam?" Protes Jack. Gila saja, bahkan menetapkan rencana kegiatan memerlukan waktu paling cepat satu minggu.

"Jika kalian andal pasti cepat selesai. Good luck boy." Megan berucap sambil mengedipkan sebelah matanya.

Megan kemudian berlalu meninggalkan Jack dengan berbagai umpatannya.

Paris, France
4 AM (Paris lebih awal 6 jam dari NY)

"Tuan, pesawat yang membawa anda ke New York sudah siap."

"Baik. Bagaimana perkembangan putraku, Mac?" Tanyanya itu pada pria berbaju hitam di depannya.

"Tuan muda Lawrence menjadi lebih dekat dengan gadis itu, Tuan. Namun, akhir-akhir ini interaksi keduanya berkurang."

Ia adalah Jamie Ashton Lawrence. Pria paruh baya berusia 56 tahun ini adalah seorang Founder Lawrence Enterprise. Pria yang juga dipanggil 'dad' oleh Sean Richard Lawrence.

Jamie tersenyum sinis.
"Apa yang kau lakukan hingga anakku tunduk padamu?" Gumamnya pelan.

*****

Manhattan, NYC.
Lawrence Enterprise.

"Grace, bagaimana? Kapan aku akan bertemu Mr. Fulton?" Tanya Sean sedikit tidak sabaran kepada sekretarisnya.

"Mr. Fulton sedang berada di Singapura, sir. Namun, rencana pertemuan itu sudah di setujui oleh Mr. Fulton minggu depan di Excelus Restaurant. Untuk jamnya akan di konfirmasi lagi."

Mendengar penjelasan Grace membuat Sean mengerutkan dahinya tidak suka.
Sesibuk apa CEO Fulton itu? Kenapa lebih sibuk dari dirinya?

"Dengar, aku tidak suka bertele-tele. Katakan padanya untuk memberi konfirmasi dengan cepat." Jawab Sean. Ia merasa di permainkan sekarang. Biasanya, petinggi perusahaan rela untuk membatalkan janjinya hanya untuk bertemu Sean.

Stole The Bastard HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang