34. Bahagia

4K 283 43
                                    

Pesta kebun sederhana dipilih Sean untuk merayakan kelulusan Jed

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pesta kebun sederhana dipilih Sean untuk merayakan kelulusan Jed. Kehadiran beberapa sanak saudara dan crew meramaikan kediamannya. Tidak begitu buruk, putranya lulus setelah menempuh empat tahun untuk meraih gelar sarjana. Waktu yang pas, tidak kurang atau lebih bagi Jed kalau dinilai dari kualitas otak yang tidak pintar dari sananya ditambah pembedahan berkali-kali. Pak Rektor sampai memberikan apresiasi khusus untuk Jed, tidak mewah atau kekinian memang. Tetapi sangat membantu proses pemulihan kaki Jed, beliau memberikan sebuah leg brace dengan harapan Jed bisa berjalan lagi dengan bantuan alat itu.

Saat ini Jed sedang di bantu Sean memasang leg brace dan Ineke membawakan tongkat elbow di sampingnya. Dasar bocah pecicilan, Nicky terus mengganggu sang kakak yang mencoba berdiri dan berjalan.

"Ea ea ea jatoh lo, bang!" Goda Nicky sambil berlari-lari kecil

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ea ea ea jatoh lo, bang!" Goda Nicky sambil berlari-lari kecil.

"Ga bakal wleeek" Jed menjulurkan lidahnya.

"Toel toel ah, biar geli" Nicky tak menyerah mengerjai kakaknya.

Jed malah terkikik, mana bisa ia merasakan geli di area dada ke bawah.

"Toel aja sono sampek.. Bruukk! Aduuuh!" Jed sukses nyungsep di rerumputan. "Lo sih dek pake..

Jed tidak meneruskan kata-katanya, tersangka yang ia kira Nicky ternyata salah. Si Penubruk itu dengan anggun berdiri di depannya, mengulurkan tangan membantunya kembali duduk di kursi.

"Kamu hebat" kata gadis itu.

"Zu Zu Zul.." Jed mendadak gagap.

"TUZUL?" kata crew bersamaan.

"Ciye... Pasangan LDR kita udah berjumpa" timpal Sony.

"Sssssst!!" Ineke memerintahkan semua untuk tenang.

Jed sangat gugup, ia sedikit malu karena bertemu seseorang yang amat sangat spesial di hatinya dengan kondisi seperti ini. Jauh dari kata pantas.


"Zulfa? Ka-kamu.. kenapa ga bilang mau datang?"

"Terus kalau aku bilang mau pulang, kenapa?"

"Emm.. Kan aku bisa lebih giat lagi latihan jalannya. Biar kamu ga kecewa ketemu aku. Seenggaknya aku bisa berdiri sendiri, tapi rasanya udah ga mungkin lagi"

Berbeda ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang