10. Ibu Pulang

3.3K 266 10
                                    

Sean, Quadran dan Zidan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sean, Quadran dan Zidan. Tiga pria macho tengah berbicara serius di ruang keluarga. Intonasi mereka stabil, tidak terlalu berisik karena khawatir membangunkan Jed yang terlelap. Zidan menceritakan kronologi pagi tadi saat kunjungan. Quadran menggeleng getir. Jed berubah total semenjak sakit. Emosional dan perasa.

Melalui diskusi panjang. Terapi dilaksanakan sesuai jadwal sebelumnya, tempat pun fleksibel, bisa di rumah atau di pusat rehabilitasi. Tergantung dengan tingkat fisioterapi yang dilakukan.

Pada awal terapi, Jed memaki setengah mati melawan Zidan. Ia lantang memanggil Bu Kiki dan Liya agar datang, mengucap segala kata kotor hingga mengusir ke neraka. Entah sudah berapa kali putra Sean itu meludahinya. Tapi bukan Zidan kalau ia sakit hati. Ia punya banyak jalan pintas dengan memanfaatkan orang terdekat guna mengambil hati pasiennya. Hanya Quadran, satu-satunya orang terdekat yang dapat diandalkan.

"Eh, Jed. Mau ayam pop ga?" Tawar Quadran. Ia dengan santai nangkring di atas tempat tidur sambil menyangga cup makanan.

"Mana, Dran?"

"Bentar gue ambil nasi dulu, agak pedes kalo dimakan langsungan"

Secepat kilat Quadran kembali membawa sepiring nasi. "Gue suapin pake tangan aja, agak keras ini kalo pake sendok"

"Jangan banyak-banyak, Dran" pinta Jed.

Suapan dimulai. Quadran dengan sabar memisahkan ayam pedas menjadi suwiran kecil lalu menyuapi rekannya hati-hati karena kalau sampai tersedak, Jed bisa kembali mendapat perawatan. "Enak ga?"

"Iya. Romantis banget, jangan-jangan lo homo?"

"Anjay. Shendy masih setia sama gue. Eh gue punya video bagus. Abis ini nonton yuk?" jurus rayuan ayam pop diluncurkan perdana.

Tanpa diduga, Jed mengiyakan. "Siip lah, pake laptop aja, pake hape layarnya kecil. Mata gue ga jelas lihatnya"

Selesai makan, Quadran menggeser meja, menyalakan laptop dan menyambungkan koneksi internet. Ia membuka ikon watch later. Beberapa video dari Zidan telah tersimpan lalu diputarnya. Vlog-vlog kisah inspiratif dari penyandang disabilitas terutama pemilik riwayat yang sama dengan Jed.

Antusias Jed tinggi. Matanya enggan berkedip menyorot layar. Bak anak kecil yang diberi mainan, Jed tersihir.


"Yang itu susah, gue bisa jatuh lagi" katanya saat video memutar kegiatan penggunaan kursi roda yang sedang berpindah dari kursi ke lantai.

"Dia kok bisa pipis sendiri di toilet, Dran? Gue ngocor gitu aja, gimana caranya?"

"Pake alat itu, kayak selang karburator dimasukin ke otong. Tergantung tingkat cidera juga, kata Bang Zidan lo bisa kok lebih mandiri. Ga perlu pake selang atau diaper" Quadran menjelaskan sesuai interuksi Zidan. Padahal ia sama sekali tidak tahu tentang dunia medis, menyebut kateter pun ia lupa, hanya selang di kendaraan yang ia ingat sebagai perumpamaan.

Berbeda ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang