Andre dan Fannia lebih nyaman di kantin sekarang, di kantin masih sepi, hanya ada mereka berdua yang sedang menunggu pesanan mereka datang.
Andre mengedarkan pandangan nya karena baru di sini, Fannia hanya diam, dia masih kesal dengan ayah nya, selalu saja orang itu semau nya sendiri.
Andre yang melihat Fannia melamun langsung melipat tangan di atas meja dan menatap Fannia intens
Fannia tidak sadar kalau Andre menatapnya, sampai Andre membuka pembicaraan pun Fannia tidak menjawab, dia seperti orang stroke kalau sedang begini, seperti orang kerasukan juga
Andre takut pada kemungkinan ke dua, akhirnya Andre menggoyang-goyangkan pundak Fannia, sampai gadis itu tersentak dari lamunannya.
"Ih, apaan si Lo" Fannia meronta dan langsung melepaskan cekalan tangan Andre dari pundaknya
"Lagian Lo sih ngelamun dalem banget, gue takutnya Lo kerasukan setan"
setelah mengatakan itu Andre langsung mendapat tonyoran pelan dari Fannia, tatanan rambutnya sedikit rusak, tapi Andre diam saja, padahal di sekolah lama nya belum ada yang berani menyentuh tatanan rambut nya,
sahabat-sahabat laki-laki nya saja selalu mendapat teguran keras saat tidak sengaja membuat rambut Andre berantakan.
"Elo setannya"
"Lagian ngelamunin apa sih, gue?" Fannia yang mendengar itu langsung mengernyit iuh
"Iyuuuuh, PD banget si Lo jadi orang" sejurus kemudian pesanan mereka datang, lumayan lama mereka menunggu karena memang Fannia memesan di stand Bu Endang langganan nya yang baru buka
pak Edi suami Bu Endang yang mengantarkan pesanan mereka, satu es teh, satu lemon teh dan satu piring nasi Belawu, menu itu hanya ada di stand Bu Endang, nasi yang di masak dengan bumbu bistik, dan tambahan beberapa rempah yang mungkin hanya Bu Endang yang tau, harganya cukup mahal bagi Fannia karena dia harus berhemat setiap hari.
"Enak kan nasi nya"
Andre tengah melahap nasi Belawu di depan nya dengan lahap, dia mengaku lapar kepada Fannia, dia juga yang meminta rekomendasi makanan dari Fannia, yang Fannia paling suka dari semua makanan yang tersedia di sini adalah nasi Bu Endang itu, jadi Fannia rekomendasikan saja nasi itu kepada Andre.
"Lumayan"
Andre berbicara setelah menelan semua makanan yang ada di mulut nya, Fannia membalas dengan senyuman, Fannia mulai berubah ramah kepada Andre, Fannia menyeruput es teh nya pelan-pelan, sedikit demi sedikit sampai es teh itu kini tinggal separuh gelas.
"Lo nggak makan?"
Fannia mengedarkan pandangan, kantin masih sepi, teman-temannya tidak ada yang mengikuti sampai ke kantin, mendengar suara Andre Fannia langsung menengok menatap Andre, tatapan nya tak lagi jutek dan kesal, tatapan Fannia mulai ramah.
"Nggak Lo aja" balas Fannia singkat lalu menyeruput es teh nya.
"Pesen aja, hari ini gue yang bayar" Andre berkata seolah tau kondisi keuangan Fannia, padahal Andre tidak tau apa-apa tentang Fannia
"Nggak usah makasih" balas Fannia singkat.
"Anggep aja buat ngerayain hari pertama Lo sebangku sama gue" kata Andre sambil memainkan ke dua alisnya.
"Norak, sebangku aja pake'di rayain"
"Yaudah gue suapin kalo gitu, aaaaaa' " Andre sudah siap dengan suapan nasi di sendok yang ia pegang, Fannia menggelengkan kepalanya sebagai tanda penolakan
"Ayolah" tangan Andre masih setia memegang sendok berisi nasi coklat di depan muka Fannia, Fannia tersenyum melihat wajah Andre yang memohon, padahal seharusnya Andre tidak perlu memaksa Fannia.
KAMU SEDANG MEMBACA
KLASSIKAL (HIATUS)
Teen FictionBaca aja dulu Kalo nggak coba, kamu gabakal tau gimananya:)