"makasih" Andre menengok karena dari tadi dia menyender ke tembok sambil menghadap ke arah lapangan, dia menemukan Fannia yang sudah memakai seragam nya dan terlihat kebesaran:v
"Baju yang tadi mana?"
"Yang tadi?, Seragam cadangan atau yang basah?"
"Cadangan"
"Di loker kenapa?"
"Bawa sini"
"Buat?"
"Bawa sini aja dulu"
"Yaudah bentar ya" Andre mengangguk lalu Fannia kembali ke dalam ruang ganti untuk mengambil seragam cadangan nya di loker
Tak lama kemudian Fannia keluar dengan membawa baju milik nya
"Nih, buat apa sih?" Ucap Fannia seraya menyodorkan seragam miliknya kepada Andre, Andre menerima nya dan langsung mengajak Fannia kembali ke kantin.
🍉🍉🍉🍉
"Bukan gue yang salah kak"
"Terus yang salah siapa?, Andre? Iya!"
"Lo tuh tau diri dikit kalo mau iri sama orang, mana ada bumi iri sama langit" bentak Raga membuat Yuni tak menyahut lagi, dari tadi anak itu memang selalu membuat emosi raga dan teman teman nya naik ke ubun-ubun.
Tak lama Andre datang dengan Fannia yang memakai seragam milik Andre, Andre hanya memakai kaos putih polos dan memegang seragam di tangan nya, sampai langkah nya berhenti tepat beberapa jarak di depan Yuni berdiri, Andre membanting seragam cadangan Fannia yang sobek sobek dan tak karuan tepat mengenai sepatu Yuni, semuanya menatap ke arah Fannia dan Andre.
"JELASIN?" Yuni langsung mundur beberapa langkah, di raut wajah nya sudah jelas terlihat bahwa dia sedang ketakutan, bagaimana tidak, sebelumnya Raga, dan sekarang Andre yang membentak nya dan menatap nya tajam, mata nya menitik setajam elang, alis tebal nya, dan aura aura nya, membuat suasana mencekam seketika.
Bahkan Yuni gemetar, yang ia tidak habis pikir adalah bagaimana Andre tau kalau dia yang melakukan nya, padahal Yuni merasa dia telah melakukan semuanya dengan cantik tanpa ada satu cela sedikitpun.
"G..gu.....gu...gue..." Yuni mendadak diam, Andre masih menunggu lanjutan kata nya
"Gue... nggak tau apa apa Ndre" ucap Yuni lirih, membuat Andre semakin mengeraskan rahang
"Gausah ngelak, gue udah tau semuanya, Lo yang udah diem diem ambil kunci loker Fannia terus Lo balikin lagi ke tas nya tanpa ketahuan, gue lihat dan kalo Lo lupa di ruang loker ada cctv, jadi Lo mau ngaku atau gue keluarin dari sini" semuanya langsung menatap ke arah Andre, keluarin? Memang nya dia siapa bisa mengeluarkan orang seenak nya, most wanted di sekolah juga tidak bisa seenak nya mengeluarkan siswa lain dari sekolah, kecuali jika dia anggota keluarga yayasan.
"K...ke...kel.uarin?" Ulang Yuni terbata batadan kebingungan, Andre tidak membalas, sedangkan Fannia, langsung kelu melihat ketegasan Andre.
"Emang nya Lo siapa, bisa keluarin gue dari sini, hukuman buat gue kalo ketauan guru cuman di skors seminggu, kenapa gue harus keluar?" Ya ampun baru saja Yuni ketakutan, sekarang sudah bertingkah lagi, entahlah bagaimana dia mengumpulkan nyali dan bisa bicara selicik itu.
Fannia menatap Andre intens seolah mencari sesuatu dalam diri Andre, benar kata Yuni, dia selalu seenak nya disini, memangnya dia siapa?, Dan bagaimana bisa dia dengan gampangnya dekat dengan Raga, Fannia paling tau Raga tidak suka dengan orang sengak seperti Andre, tapi anehnya raga juga seperti itu, sebelas dua belas lah gaes, dan mereka malah dekat, satu geng malah.
KAMU SEDANG MEMBACA
KLASSIKAL (HIATUS)
Teen FictionBaca aja dulu Kalo nggak coba, kamu gabakal tau gimananya:)