Go!

2.8K 386 85
                                    

Halaman belakang Pledis Gakuen adalah sebuah lahan hijau seluas lapangan sepak bola di mana berbagai macam tumbuhan tampak subur karena rutin dirawat. Mulai dari tanaman berupa dedaunan merambat hingga tanaman berbunga warna-warni bahkan berbuah layak makan ada di sana. Selain difungsikan sebagai tempat istirahat oleh siswa, taman asri tersebut juga tidak jarang dijadikan lokasi belajar mandiri.

Seperti sekarang ini.

Para siswa dari Kelas Unggulan sedang sibuk belajar mandiri ditemani pelayan masing-masing. Mereka menyebar di titik-titik tertentu. Beberapa dari mereka ada yang berkelompok dan ada juga yang memilih menyendiri, hanya bersama pelayannya saja, dengan alasan tidak suka belajar jika sambil bercanda seperti yang dilakukan Minghao dan Seungkwan---mereka berdua tampak begitu riang bercanda sambil sesekali saling menepuk bahu dan tergelak.

Di dekat Minghao dan Seungkwan tadi ada Jihoon dan pelayannya yang sedang sibuk berjongkok di bawah pohon lebat dekat kolam pancuran berbentuk duyung. Tampak serius mendiskusikan sesuatu di tangan Hoshi.

Tak jauh dari mereka ada Jeonghan yang terus menggerutu karena Seungcheol, pelayannya, beberapa kali kedapatan sedang memerhatikan Jihoon.

Jisoo sendiri diminta duduk manis oleh pelayannya, Seokmin, yang tampak sibuk menerabas belukar demi mencari sesuatu.

Sementara jauh di ujung sana, dekat dinding belakang sekolah yag berbatasan langsung dengan debur laut lepas, tampak Mingyu yang sedang melompat-lompat hendak meraih buah apel ranum untuk Wonwoo.

Hari ini ada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dan Pak Hoseok, guru mata pelajaran tersebut, sedang rapat dengan tenaga pengajar lainnya sehingga meminta para siswa untuk belajar mandiri saja. Pak Jimin menyempatkan diri mampir ke Kelas Unggulan sebelum ke ruang rapat untuk memberikan tugas kepada para siswanya.

Guru muda satu itu selalu waswas jika sudah berurusan dengan belajar mandiri. Karena, jika tanpa tugas, istilah belajar mandiri sama saja dengan jam kosong. Siswa akan melakukan hal-hal yang tidak berhubungan dengan pelajaran, kebanyakan dari mereka akan memilih bercerita tentang apa pun atau bahkan tertidur, dan tidak benar-benar belajar secara mandiri.

Akan tetapi, jika diberikan tugas mengkhusus begini, mereka setidaknya memiliki tujuan. Termasuk menyuruh mereka ke taman belakang sekolah di tengah hari yang terik begini. Untung saja pohon-pohon besar di sana cukup meneduhkan.

"Aigoo... Pak Jimin itu benar-benar menyebalkan!" Seungkwan tahu-tahu menggerutu. Jemari lentiknya menepis kasar jamur-jamuran yang disodorkan Vernon padanya. Hingga pelayan tampan berwajah western itu kelabakan, berusaha menangkap jamur-jamur rapuh tersebut, meski tak dipedulikan sama sekali oleh tuannya.

Minghao yang sedang dibersihkan rambut ikalnya, pemuda jangkung berwajah polos itu baru saja memakai mahkota berbahan sarang burung yang ditemukan di antara rimbun semak hingga membuat Jun terkejut bukan main, menoleh untuk bertanya polos, "Menyebalkan bagaimana, Seungkwanie?" Dengan sepasang mata kecil yang berkedip lucu.

Seungkwan merotasikan bola matanya. Sedikit sebal, banyak gemasnya. "Ayolah, apa hebatnya bermain di taman seperti ini? Mencari lima jenis tanaman berakar tunggal? Cih, memangnya begitu lulus nanti kita jadi petani?" Pemuda gembul itu menggeleng kuat-kuat. Wajahnya dibuat dramatis. "No! Big no! Aku ingin jadi Diva negeri ini. Suaraku sangat menjanjikan, kau tahu?!"

Di sisi lain, Minghao masih mengerjap sambil mengerucutkan bibirnya. Keningnya berkerut-kerut dengan telunjuk yang mengetuk oelan ujung dagu. Berpikir. Berusaha mencerna kalimat-kalimat Seungkwan. Lantas menghela nafas ketika merasa gagal untuk memahami kekesalan pemuda berpipi tembam itu.

Mengabaikan pemuda gemulai yang masih terus menggerutu karena merasa diabaikan, kali ini dia menyuruh pelayannya untuk mengambilkan topi lebar anti panas, juga Jun yang masih membersihkan rambut ikalnya dari serpihan mahkota sarang burung yang dikenakannya tadi, Minghao menghampiri Jihoon.

Your ServantTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang