Jeonghan menatap sendu sepasang mata lentik milik Seungcheol. Berusaha menyanpaikan kerinduan yang lama dipendamnya dan gagal disampaikan ketika di ball room karena Jinhwan menyela. Hingga pemuda berparas ayu itu pun mengekor Seungcheol hingga memasuki asrama para pelayan.
"Saya mohon lepaskan Tuan Muda! Jika orang lain melihat Anda di sini, itu akan sangat beresiko." Seungcheol bergumam lirih. Berusaha bersikap tak acuh dengan kerinduan yang disampaikan melalui hangatnya pelukan oleh Jeonghan. "Tolong lebih peduli dengan diri Anda sendiri, Tuan Muda!" pinta Seungcheol ketika melihat bekas luka di lengan kiri Jeonghan.
Bisa dipastikan itu tergores kawat berduri yang banyak terpasang di gerbang utama.
Jeonghan kembali terisak. Mengabaikan pinta dan pesan Seungcheol yang mulai khawatir.
"Ayo, pulang, Cheolie. Aku tidak mau lagi jadi Flower Boy. Aku tidak ingin jauh darimu. Kumohon kembalilah padaku!" Jeonghan terus terisak sambil memukuli dada Seongcheol. "Aku tak peduli lagi dengan kontes itu. Sungguh, aku hanya ingin kau kembali di sisiku. Kumohon!"
Seungcheol yang hampir luluh melihat air mata di pipi Jeonghan masih berusaha keras menahan diri. Melawan rasa sakit yang berdenyut dalam dada melihat kondisi tuannya. Karena menjadi Flower Boy adalah impian Jeonghan sejak dahulu.
Masih segar dalam ingatan Seungcheol bagaimana Jeonghan kecil menyatakannya dengan lantang sambil tersenyum waktu itu. Bersedia membantu untuk mewujudkan impian tuannya adalah janji terbesar yang sudah terlanjur diucapkan Seungcheol.
Tidak ada jalan untuk kembali karena sudah kepalang tanggung. Seungcheol harus tegas. Demi impian Jeonghan.
"Maaf, Tuan Muda. Tolong kembali ke kamar Anda. Hari sudah mulai gelap dan tidak seharusnya Anda berada di sini. Kembalilah ke kamar karena pelayan Anda pasti sedang mencari." Seungcheol mendekap Jeonghan sebentar lalu membalik tubuh ramping itu menghadap gerbang.
Menepuk pelan bahunya sebelum melangkah menjauh.
Tangis Jeonghan makin jadi setelah suara langkah Seungcheol tak terdengar lagi---sudah lenyap di balik pintu jati ukir setinggi dua meter.
Sementara dari kejauhan, tampak dua orang memerhatikan dari balik kaca jendela rumah kaca tempat bercocok tanam yang terletak di bagian samping asrama pelayan. Dua pemuda tadi, seorang bertubuh tinggi dengan mata sipit dan seorang lagi bertubuh mungil dengan wajah datar yang kaku, menatap iba Jeonghan yang selalu angkuh ternyata bisa bersikap demikian manja.
Puas melihat drama percintaan tuan dan pelayannya tadi, pemuda yang bertubuh mungil lantas bergegas melenggang tanpa kata tak lama kemudian disusul pemuda lebih tinggi bermata sipit di belakangnya.
your servant
Pagi-pagi sekali aula utama Akademi Pledis sudah dipenuhi seluruh peserta kontes yang tersisa. Hari ini adalah hari yang ditunggu-tunggu terutama oleh para peserta kontes.
Setelah melalui tantangan pertama yaitu menjalani hari selama satu minggu bersama pelayan baru, peserta yang tersisa tinggal sedikit. Kebanyakan dari mereka yang gugur dikarenakan tidak baku cocok dengan pelayan barunya. Sehingga tidak sedikit yang meminta kembali pelayan mereka bahkan sejak di hari pertama. Namun, sebagian lainnya berusaha menyesuaikan diri sehingga bisa melalui hari-hari secara normal seperti biasanya dan berhasil melewati babak pertama.

KAMU SEDANG MEMBACA
Your Servant
Fanfiction[On Going] - [Soonhoon] - [BXB!] Selamat pagi, Tuan Muda! Saya Hoshi. Mulai hari ini saya adalah pelayan Anda! -Hoshi- Namaku Jihoon, bukan Tuan Muda! -LJH- . Disclaimer: Seluruh karakter asli merupakan milik pribadi, keluarga, dan agensi masing-ma...