Matahari sudah bergerak menuju kaki langit ketika Jihoon memutuskan untuk duduk sejenak di bawah salah satu pohon lebat yang banyak menjulang di halaman belakang Pledis Gakuen, arena tempat kontes Flower Boy yang sedang berlangsung dilaksanakan.
Pemuda mungil itu mengusap peluh yang berguguran di keningnya. Mengatur napas yang tersengal setelah berlari kencang akibat dikejar anjing yang entah datang dari mana---karena seingat Jihoon tidak ada anjing peliharaan di sekolah mewah ini---hingga harus terperosok ke dalam lubang pembakaran sampah daun kering.
Angin sore musim gugur yang sejuk membelai pelan bongkahan pipi Jihoon dan meninggalkan jejak kemerahan di sana. Dia meringis menahan perih yang didapatkannya saat terperosok tadi. Rupanya ada luka di bagian lutut. Darah segar merembes perlahan membentuk lingkaran tak sempurna. Sekali lagi Jihoon mendesiskan kelelahan sekaligus perih di lututnya itu. Ekor matanya lantas melirik jam digital yang menunjukkan angka tujuhbelas lewat tigabelas. Berarti sisa empatpuluh tujuh menit lagi yang tersisa dan mesin detektor yang dipegang Jihoon belum juga menemukan satu kotak harta karun pun. Ralat. Sebenarnya dia sudah menemukan puluhan kotak, tapi tak satu pun isinya yang menunjukkan benda yang merupakan harta karun bagi Hoshi, sahabat tercinta yang kini menjadi pelayan bagi orang lain.
Sebentar.
Kenapa Jihoon mencari harta karun Hoshi?
Ah, iya. Menurut aturan, jika berhasil menemukan harta karun milik pelayan makan tuan muda tersebut bisa kembali ke pelayan lamanya. Tentu saja. Jihoon ingin Hoshi kembali di sisinya. Dia merindukan sosok tampan bermata sipit itu.
Pada senyuman, aroma tubuh, suara khas, keluguan, bahkan sentuhannya yang dingin, tapi bisa membuat ketagihan.
Jihoon tiba-tiba merasa sesak mengingat semua masa-masa mereka masih bebas bermain dan tergelak bersama tanpa status tuan muda dan pelayan. Dia ingin mengakhiri semua ini. Sayang, dia sama sekali tak memiliki ide apa pun untuk memutus rantai tak kasat mata yang membelenggu dan memisahkannya dari Hoshi.
Hoshi, Hoshi, Hoshi.
Nama itu terus saja terngiang dalam ingatan Jihoon. Seperti permainan kuda-kudaan di pasar malam, nama Hoshi terus saja berputar diikuti pertanyaan yang entah kapan akan terjawab.
Suara detektor yang mendengking ketika akhirnya Jihoon memutuskan untuk melanjutkan tantangan menyadarkan ingatan Jihoon yang sempat ke mana-mana. Pemuda mungil itu lantas berlari sambil terseok menahan ngilu di lutut menghampiri kotak harta karun yang tertimbun dedaunan kering.
Buru-buru Jihoon membukanya untuk kecewa karena menemukan sebuah dasi polkadot yang pastinya bukan milik Hoshi. Pemuda sipit itu memiliki selera dark yang kuat hingga akan berpikir untuk memakai sesuatu yang cerah begitu. Jihoon menghela napas dan lanjut melangkahkan kakinya yang timpang.
Your Servant
Tak jauh dari lokasi Jihoon, sekitar tujuhbelas meter di bagian barat laut, ada Lee Chan yang sudah emosi. Dia belum juga berhasil menemukan benda yang dianggap Hoshi sebagai harta karun. Atau tepatnya, dia tidak tahu benda apa kiranya yang dijadikan sebagai harta karun. Karena jujur saja, Lee Chan dekat dengan Hoshi baru sebulan terakhir meski sudah lama menyukainya---Lee Chan sudah mengintai Hoshi sejak lama sebelum berencana menculik dan mengancamnya.
Pemuda sama mungil dengan Jihoon itu melirik arlojinya dengan sinis. Sebentar lagi. Lee Chan mendengkus dan terus berjalan sambil mengarahkan alat detektor ke sembarang arah. Tak lupa mendesikan kutuk dan rutuk ketika menemukan harta karun yang isinya sesuatu di luar nalar---Lee Chan sempat menemukan sebuah boneka beruang kecil berwarna pink, sekotak kartu monster, bahkan sebuah pecutan dan chokernya. Tak jarang Lee Chan juga menemukan kotak yang sudah kosong. Mungkin sudah ditemukan peserta lain. Entah. Lee Chan tak mau ambil pusing.

KAMU SEDANG MEMBACA
Your Servant
Fanfiction[On Going] - [Soonhoon] - [BXB!] Selamat pagi, Tuan Muda! Saya Hoshi. Mulai hari ini saya adalah pelayan Anda! -Hoshi- Namaku Jihoon, bukan Tuan Muda! -LJH- . Disclaimer: Seluruh karakter asli merupakan milik pribadi, keluarga, dan agensi masing-ma...