Tatapan sinis dari seluruh penghuni kelas, murid sekaligus pengawalnya, menyambut Jihoon begitu membuka pintu. Kontan membuat pemuda mungil itu terpaku sejenak sebelum melangkah pelan menuju mejanya.
Suara tapak sepatu yang membentur lantai papan terdengar nyaring karena ruangan begitu hening hari ini. Bahkan suara tirai jendela yang melambai dibelai udara dari mesin pendingin pun tak kalah berisik dengan pengharum ruang otomatis. Seperti baku buru dengan detak jam antik di sudut ruang dekat rak buku.
'Ada apa ini?' Jihoon membatin. Gerakannya patah-patah melepas dan meletakkan tas di meja. Bahkan suara derit khas kaki besi kursi bergesekan dengan lantai terdengar berisik seperti di film-film horror. 'Apa maksud tatapan sinis itu? Mereka semua salah makan atau bagaimana? Kenapa menatapku seperti itu, sih?'
Pertanyaan demi pertanyaan seputar keanehan yang dialami sepagian ini bertumbuh di dalam kepala Jihoon. Disusul pertanyaan lain tentang keberadaan pengawalnya yang tidak juga menampakkan batang hidung sejak hari itu---hari di mana Jihoon dan pelayannya menghabiskan satu malam panas berdua---hingga pagi ini. Sehingga Jihoon yang sudah terbiasa dilayani harus kembali melakukan semuanya sendiri.
"Cih, aku tidak menyangka sekolah ini ternyata menampung seorang pembohong." Sebuah suara bernada sinis terdengar dari ujung depan kelas. Itu suara Yoon Jeonghan, pemuda berparas ayu yang menjabat sebagai bendahara kelas. "Sialnya, aku pernah memuji kulitnya yang putih alami itu."
Tampak jelas kalau kalimat-kalimat tadi ditujukan untuk Jihoon. Karena, selain karena tubuh ramping Jeonghan menghadap ke bangku pemuda mungil tersebut, dia juga menatap langsung ke manik mata Jihoon. Seperti sengaja mengunci pandangan mereka agar berada pada satu garis lurus.
"Tapi kau tetap lebih baik darinya, Tuan Muda." Seungcheol menyela seraya mengecup punggung tangan Jeonghan. "Kulit Tuan Jeonghan juga putih dan mulus tentunya."
Jihoon merinding melihat perlakuan berlebihan tadi. Suara khas kecupan membuat Jihoon teringat kembali pada pelayannya. Namun, apa yang dilakukan Seungcheol pada Jeonghan jelas berlebihan. Membuat Jihoon bergidik ngeri. Apalagi, usai berkata demikian, Seungcheol mengedipkan sebelah mata kepadanya. Tentu saja itu dilakukan diam-diam. Tanpa sepengetahuan Jeonghan.
Kembali ke pernyataan Jeonghan tadi. Belum selesai otak Jihoon mencerna maksud kalimat-kalimat tadi, sebuah suara lain ikut menyahut.
"Aku jadi kasihan dengan pelayannya. Padahal Hoshi itu pelayan rank S dan cukup terkenal. Aku sebenarnya iri, tapi kutarik kembali keirianku. Rasanya tidak pantas iri pada Bedebah Kecil yang suka berbohong sepertimu!" Kali ini berasal dari meja di depan Jihoon. Itu Boo Seungkwan. Pemuda gemulai yang menjabat sebagai sekretaris kelas.
Di samping Seungkwan ada pelayannya yang berwajah western. Hari ini dia tampan sekali dengan setelan hitam khas pelayan dan tatanan rambut spike. Keningnya yang mengkilap terpampang nyata. Menambah sekian persen ketampanannya. Dia menyodorkan sekotak tisu pada Seungkwan yang tampak seperti sedang menangis padahal sebenarnya dia diserang flu.
Suasana mendadak panas. Jihoon memang termasuk pemuda bersumbu pendek yang mudah meledak. Dihujani kalimat-kalimat pedas tadi tentu sudah cukup untuk jadi pemicu yang siap meledakkan emosinya. Lihat saja bagaimana pemuda mungil itu memaksa dirinya berdiri dari posisi duduk hingga kursinya terdorong kasar ke belakang.
"Ya! Apa maksud kalian berkata seperti itu? Kapan aku berbohong? Memangnya aku berbohong tentang apa?" Jihoon langsung mencecar mereka dengan pertanyaan beruntun, menyuarakan isi kepalanya.
Tanpa jeda.
Hening menyela sejenak. Jeonghan menepis telapak Seungcheol yang tengah memperbaiki anak-anak rambutnya. Dia berjalan meninggalkan kursi untuk menghampiri Jihoon yang sudah berdiri di tengah-tengah kelas. Siswa lain ikut berdiri dan seperti mengepung Jihoon kini.

KAMU SEDANG MEMBACA
Your Servant
Fanfic[On Going] - [Soonhoon] - [BXB!] Selamat pagi, Tuan Muda! Saya Hoshi. Mulai hari ini saya adalah pelayan Anda! -Hoshi- Namaku Jihoon, bukan Tuan Muda! -LJH- . Disclaimer: Seluruh karakter asli merupakan milik pribadi, keluarga, dan agensi masing-ma...