VOTE BEFORE READ, PLEASE!!
"Begitukah? Hahaha" Bariton itu menggema. Farizi sedang bersama Thomas, berbincang ringan.
Pria itu rindu, saat-saat ia tertawa bersama seseorang yang terhubung dengan Thomas di masa lalu
Ting!
Lift terbuka, mengalihkan perhatian keduanya. Ketukan high heels dan lantai terdengar nyaring. Wanita itu menghampiri Farizi, kemudian membanting tas pada sofa.
Thomas berdiri, lalu pamit. Dibalas anggukan dan senyum Farizi.
"Kau kenapa lagi, sha?"
"Papa! Lihat!" Rengek Kinar yang menunjukkan tangan dan kaki yang telah berubah warna keunguan.
"Kenapa? Kau berte-"
"Senja yang melakukan! Ia memukulku dengan krem-nya! Juga menendang kakiku! Padahal niatku hanya ingin menjenguknya! Tapi apa?! Dia itu-"
"Kau tau putriku tak suka, tak ingin, dan tak berharap di jenguk olehmu. Kenapa kau bersikeras? Untuk bertemu Thomas? Kau pikir Thomas ada disana lagi?" Potong Farizi
"What?! Jadi papa belain si cacat itu?! Padahal dia kan sudah melukai-"
"Kau pikir aku tak tau, apa yang kau lakukan, Sha? Kau pikir papa bodoh, hm?" Farizi menatap manik Kinar dalam.
"Papa, jawab aku! Papa belain dia?!" Rengek nya
"Jangan mengalihkan pembicaraan, Sha! Papa tidak-"
"Itu benar, sayang .. Maybe Papamu lenih memilih gadis cacatnya dibanding kau yang sangat sem-"
"Enough, Erlin! Dia putriku! Kau tak berhak berkata seperti itu!"
"Jadi apa?! Kau membelanya?! Iya?! Oh! Sejak kapan kau peduli dengannya, Farizi Syarfi?!" Wanita ini berteriak
"Aku peduli padanya, aku menyayanginya, hanya saja waktuku tersita karena bisnisku dan untuk masa depannya" Farizi berlalu
"Kenapa kau peduli padanya?" Cicit Kinar
"Karena dia putriku, darah dagingku. Buah hati kami, Aku dan Layla. Dan anak yang terlahir dari wanita yang kucintai"
Kedua Ibu-anak itu terdiam, mata mereka mengekor pada lift yang sudah tertutup.
'Shit!' Umpat Erlin
~*~*~
Farizi merogoh saku, berjalan dengan cepat dan mengetikkan sebuah nama pada ponselnya.
"Halo, Thomas? Siapkan mobil. Kita akan menjenguk putriku"
"Baik, Tuan" ucap Thomas di seberang sana
"Sial!" Umpat Farizi.
Langkahnya membesar, dan cepat. Beberapa kali ia menabrak orang. Yang terjadi adalah, orang yang ditabrak membungkuk dan meminta maaf. Sedang Farizi hanya lurus, fokus pada tujuannya.
Ia keluar dari lift, lalu memasuki area lobby, dan benar .. Di depan, Thomas siap dengan berdiri di damping pintu mobil yang terbuka.
"Sore, pak?" Sapa Thomas
"Sore juga, Thomas. Ayo bermanuver. Kita hanya punya waktu 60 menit"
Thomas mengangguk, lalu menutup pintu. Memasuki wilayah driver, dan mulai menyetir.
Kemampuannya dalam bernanuver di jalanan memang tak perlu diragukan lagi, Pencetak rekor tercepat dengan kerapihan luar biasa, Thomas Advison.
5 menit, sudah sampai di depan gedung Rumah Sakit Andita Kencana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Senja Dalam Jingga (ON HOLD)
RomanceUPDATE SETIAP HARI!! BIASAKAN FOLLOW duluyaaa~ "Pergi bukan berarti menyerah. Tapi mengerti bahwa ada hal yang tak bisa dipaksakan" -Senja Jika taruhannya kebahagiaan orang yang kamu cinta, apa yang kau lakukan? Tinggal atau meninggalkan?