Vote!
Baca pelan-pelan. Dengerin lagu yang sad pas bagian Laras-Hujan yaa.
Saran:
-Loving A Thing With All One's Heart ( Damsonegongbang)
-마음의 말 WORDS OF MY HEART BY KIM YEONJI"Apa kau mau jadi pacarku?" Bisik Senja, membuat tubuh Jingga menegang
"Gosh!" Jingga terkekeh "Bukankah harusnya aku yang berkata seperti itu?"
Pelukan itu terlepas perlahan. Senja tersenyum meski bibir, hidung, dan kelopak matanya membengkak.
"Wow.. kau mirip Angelina Jolie, sekarang. Hahahah"
Senja memukul dada Jingga pelan "Tapi lebih cantik aku!" Rajuknya manja
"Oh, tentu saja" Jingga mengangguk jahil "Bahkan bibirmu lebih bengkak darinya"
"Ish" Secara langsung Senja mencubit lengan Jingga.
"Aw!! Iya ampun! Ampun! Aw! Aw!! Sakit-sakit!"
Cubitan itu terlepas. Jingga masih meringis mengusap bekas cubitan Senja dengan alis mnegkerut.
"Iya, aku mau"
Jingga mengangkat kepalanya. Menatap wajah perempuan di depannya yang sedikit tertunduk dan merona.
"Oh, harusnya aku yang menjawab seperti itu"
Senja bangkit. Menatap tak percaya pada pria di hadapannya. Bahkan di saat seperti ini? Pria ini menggunakannya untuk candaan? Senja mengerlingkan mata malas. Tepat saat pandangannya bertemu kembali,
Cup!
Satu gerakan, dan bibirnya telah dikunci. Tubuhnya di dorong paksa menuju kepala ranjang.
~*~*~
Jingga menatap ponselnya yang telah menunjukkan sebuah pesan dari Hujan
"Aku harus melakukan pemeriksaan pada pasien ruang Anggrek 21. Tunggu disana, oke?"
Jingga mendengus kasar. Ini bahkan sudah pukul lima, lebih dari perjanjian. Ia harus meninggalkan Senja demi pria bodoh ini.
Jingga tersenyum sendiri saat membuka note paling depan. Tertera '08 - 08 - 2010; Our Be'
"Ngapain? Senyam-senyum sendiri. Hati-hati nanti kamu suka sama handphonenya!" Seruan itu membuat Jingga menoleh.
"Aish!!" Jingga terkejut. Bagaimana tidak? Kepala dokter itu tepat disebelah kepalanya. Buru-buru Jingga mematikan layar ponsel "Gelarmu dokter, tapi-"
"Sst!!" Sergahnya "Aku hanya ingin tanya, itu tanggal apa?"
"Kepo lu!!" Seru Jingga. "Udah cepetan mau ngomong apa?"
Hujan mengangguk "Yasudah. Ayo, ikut!"
"Kemana?! Padahal kan cuma bicara?" Protes Jingga.
"Ayo!!" Hujan menarik tangan Jingga. Keluar ruangan lalu memasuki lift.
"Kita mau kemana?!" Teriaknya
"Biasa aja! Kita di lift!! Bukan di Lautan!!" Hujan berdecak sebal "Kau jadi saksiku. Aku akan melamarnya di ruang rawatnya"
Jingga menatap tak percaya "Biasanya seorang dokter jatuh cinta pada Dokter lain atau mungkin susternya. Lah ini?! Pasiennya?!"
"Cinta itu ga mandang status-"
KAMU SEDANG MEMBACA
Senja Dalam Jingga (ON HOLD)
RomansaUPDATE SETIAP HARI!! BIASAKAN FOLLOW duluyaaa~ "Pergi bukan berarti menyerah. Tapi mengerti bahwa ada hal yang tak bisa dipaksakan" -Senja Jika taruhannya kebahagiaan orang yang kamu cinta, apa yang kau lakukan? Tinggal atau meninggalkan?