Twenty Three

64 3 0
                                    

VOTE BEFORE READ, PLEASE!!


Lelah memang, harus berlari sejauh 2 Km dan meninggalkan orang yang kamu cintai. Sama seperti Jingga, rasanya sangat berat!

Jingga memegang lututnya seraya terengah, mengatur nafas. Setelah mendapat asupan oksigen cukup, Ia
Mendorong pintu, menghampiri lobby dan segera menyebutkan siapa yang Ia cari dan siapa dirinya.

"Kak Rev?" Panggilnya begitu melihat seorang perempuan muda menggendong bayi di dalam pangkuan selimut ungunya.

Wanita itu menoleh dengan mata yang tergenang, hidung yang merah serta suara yang serak. Ia meletakkan bayinya, setengah berlari menghampiri Jingga dan memeluknya erat. Entah kenapa, kini rasanya pelukan ini hampa?

"K.. kak? Kurasa ini tidak pantas .." Ucap Jingga yang hanya diam. Tidak membalas atau menolak.

"M-maaf" Wanita itu menunduk

"Oaaa! Krh! Oaa!!"

Keduanya menoleh pada asal suara, wanita itu langsung menghampiri dan memangkunya. Sedang Jingga, hanya berdiri dengan rasa sakit yang kembali berakar

"Reva Dwi Sukma" desisnya pelan.



~*~*~




"Sudah makan?"

Senja mengangguk antusias. "Mana oleh-oleh?"

Thomas tersenyum, lalu menjitak kepala Senja pelan "Oleh-oleh terus yang dipikirkan!"

Senja mengusap kepalanya pelan. "Buah tangan aku beri setelah acara ini selesai" ucap Thomas

Senja tertegun, 'acara apa? Sandiwara?'

Pletak!

"Aish!!" Ringisnya "KAKAAKKKK!!!!!" Jerit Senja kemudian

"Oke, oke! FINE!" Teriak thomas sembari menutup telinganya "Volume jeritanmu tak bisa dikecilkan, hah? Kupingku sakit!! Tak bisa kubayangkan bagaimana kondisi pendengaran bodyguardmu itu, Senja" Thomas mengedar pandangan. Ia baru menyadari bahwa si 'bodyguard' itu belum terlihat sama sekali

"Dimana dia?" Tanyanya kemudian

"Sembunyi" jawab Senja asal

"Dimana? Aku-"

"Di lubang hidungmu" Senja mencebikkan bibir dengan acuh

"Hei!" Seru Thomas

"Apa?!" Jawabnya ketus

"Jangan pernah memajukan bibirmu! Itu tidak baik! Apalagi di depan pria! Kau har-"

"Harus baik, tersenyum, dan berperilakulah dengan anggun" Lanjut Senja dengan nada bicara seorang Thomas

"Hahahah!" Sebuah tawa disertai tepukan tangan lambat menggema dari pintu. Keduanya menoleh

"Thom, apa kau kalah dari adikmu?" Ucap Farizi

Thomas tersenyum bijak, sementara Senja menjulurkan lidah mengejeknya.

Pletak!

"Itu tidak sopan, Senja!" Kini bagian Sang Ayah yang

"Aishh!!! Kalian sama saja!" Senja menekuk wajah

"Tidak, kami berbeda. Lebih tampan aku daripada Ayah" Jawab Thomas

"Tidak! Ayah lebih tampan!" Bela Senja

"Ya tampan aku-lah! Aku kan ...

Farizi tersenyum, melihat kedua putranya sedang saling mengisi

Senja Dalam Jingga (ON HOLD)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang