Mobil berhenti di sebuah resto yang terkenal lezat dan mahal. Aku melihat ke sekeliling. Sedang lengang karena bukan jam makan siang atau malam. Kubuka seatbelt dan hendak membuka pintu, tetapi didahului oleh Mas Dewa.
Aku harus membiasakan diri memanggilnya Mas Dewa karena ternyata dia suka muncul tiba-tiba di rumah."Ayo turun!"
Aku menghela nafas mengikuti apa yang disuruhnya. Keluar dari mobil dan membiarkan ia meraih tanganku, membawaku masuk ke resto.
Seorang pramusaji mengantar ke meja yang tampaknya sudah dipesan sebelumnya oleh Mas Dewa.
Aku semakin heran dibuatnya. Kapan ya reservasinya?"Kamu pilih saja apa yang kamu suka," Mas Dewa mendorong buku menu yang terbuka ke arahku.
"Aku sudah kenyang. Tadi sudah makan dengan Amora dan Galaksi. Mau makan malam juga belum waktunya," sahutku kembali mendorong buku menu padanya.
"Pilih dan makan!"
Eh? Apa-apaan sih dia? Kenapa maksa banget?
"Aku sudah kenyang Mas Dewa," jawabku berkeras.
"Badanmu seperti lidi, jadi harus banyak makan!"
Ih! Ngatain lagi!
"Kalau Mas Dewa mau makan, makan saja."
Ia mendengus, memilih menu dan memesan makanan.
"Kok dua?" tanyaku mengerutkan dahi.
"Pokoknya kamu harus menemaniku makan! Aku tidak mau tau!" ujarnya memaksa setelah pramusaji itu berlalu.
Kutentang tatapannya dengan kesal sambil mengetatkan geraham. Lama-lama dia semakin seenaknya. Astaga! Sampai berapa lama penderitaanku ini berakhir?
"Kenapa? Marah? Kesal? Kamu harus belajar menurut pada suamimu!"
"Suami apaan? Baru tunangan saja sudah sok mengatur! Pokoknya aku gak mau menikah denganmu! Tidak mau!" seruku menggelengkan kepala kuat-kuat. Untung aku masih bisa menahan diri untuk tidak menggebrak meja.
"Benarkah?"
"Ganendra sayang!"
Baru saja aku hendak menyahut, sebuah suara lembut menyapa, membuatku menoleh dan melongo.
Seorang wanita yang sangat cantik dan anggun melenggang dengan gemulai menghampiri dan mengecup pipi Mas Dewa dengan mesra."Kok disini? Dengan siapa?" tanya wanita itu tersenyum manis sambil mengibaskan rambut lebat ikalnya yang kemerahan. Lalu ia menoleh padaku.
"Ini adik sepupumu? Hai, kenalkan. Aku Andira, teman spesial Ganendra," ia mengulurkan tangannya.
Aku menjabat tangan halus dan lembut itu, lalu membalas senyum manisnya.
"Namaku Kiara, sepupu Ganendramu," sengaja kutekankan suku kata di akhir kalimatku. Kulirik Mas Dewa yang mengetatkan gerahamnya memandangku tajam.
"Hahaha.... kau manis sekali, Kiara. Senang berkenalan denganmu," ia membalas perkataanku dengan sama manisnya,
"Uhm, berhubung kau disini, bagaimana kalau kau saja yang menemani sepupuku? Dia kelaparan, tapi tidak mau makan sendiri. Sedangkan aku sudah sangat kenyang karena baru saja makan dengan teman-temanku," tawarku memasang senyum polosku.
"Begitukah? Oh, oke. Lalu kau mau kemana?" Andira bertukar tempat denganku dan berbasa-basi padaku.
"Aku harus mengerjakan tugas kampus. Baiklah, selamat menikmati dan bersenang-senang," aku melambaikan tangan dan segera berbalik meninggalkan mereka berdua. Sempat kudengar panggilan Mas Dewa yang tampak geram dengan kelakuanku.
![](https://img.wattpad.com/cover/147472493-288-k568221.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
MY POSSESSIVE LECTURER (Sudah terbit Di GOOGLE PLAY BOOK)
RomanceHanya cerita aneh tentang perjodohan dan orang-orang yang terlibat di dalamnya. Klise. Tidak ada yang istimewa. Tidak ada yang spesial. ????? ⚠⚠⚠⚠⚠ Buat readers yang masih jomblo imut di bawah 21 th... Dimohon dengan sangat untuk tidak membaca cerit...