6

71.5K 4.9K 158
                                    

Suara tawa itu masih terdengar. Riuh.
Aku mendesah pelan, berharap dapat segera pergi dari tempat ini. Berada di antara mereka yang usianya rata-rata terpaut empat belas sampai enam belas tahun membuatku bosan. Mas Dewa berada di tengah kerumunan itu. Ia ditarik oleh Leo dan Arga ke tengah ruangan. Para wanita memujanya dan para pria nampak senang bersama mereka.

Aku menyandarkan punggungku di salah satu kursi di sudut yang tidak mencolok perhatian. Mau pulang, terlalu jauh dari rumah.
Apa sebaiknya aku memanggil taksi online saja ya?

"Bosan Kiara?" aku mendongak.

Jovan tersenyum, menarik satu kursi dan duduk di sampingku.

"Kamu bosan Kiara?" tanyanya ulang.

Aku mengangguk.

Aku benar-benar bosan. Mending aku ke rumah Amora atau Galaksi. Atau menemani Naomi mencoba resep-resep masakan. Atau juga bisa membantu Alvin di distro-nya.

"Sepertinya Ganendra masih lama. Mau kuantar pulang?"
Aku seperti merasakan angin segar. Dengan senang aku mengangguk.

Jovan tertawa pelan, mengacak poniku dan berdiri.

"Ayo, kuantar. Kamu bisa pamit ke Om kamu dulu," ujarnya mengambil kunci mobil dari saku celananya.

"Tidak usah. Aku bisa kirim pesan saja," elakku cepat. Aku tidak mau Mas Dewa kembali berulah dengan segala intimidasinya padaku!

Jovan tersenyum menatapku, lalu mengangguk.

"Baiklah Nona kecil, silakan," sikap Jovan yang sedikit membungkuk menghormat membuatku tertawa geli.

"Terimakasih Paman Jovan," aku kembali terkikik melihat expresi merengut pura-puranya saat aku memanggilnya 'paman'.

Kuketikkan pesan ke nomor Mas Dosen, kukatakan aku ada perlu dan harus segera pulang, tak lupa kukatakan agar ia menikmati pesta reuninya,
Menit berikutnya aku sudah duduk manis dalam mobil Jovan.

.

.

.

💟💟💑💟💟

.

.

.

Aku melangkah cepat menuju ke sebuah distro. Ada Alvin, Galaksi, Naomi dan Amora di sana. Dari grup chat aku tau mereka sedang berkumpul. Hari ini karya baru Alvin dipasarkan. Design kaosnya bagus-bagus. Juga jaket-jaketnya.

Aku sengaja meminta Jovan menurunkanku di depan distro milik Alvin.

"Hai! Gimana Al? Ramai?"

"Lumayan. Sudah laku lima puluh biji sampai saat ini," jawab Alvin tersenyum senang.

"Alvin butuh ide segar lagi, Ki," celetuk Naomi.

"Boleh saja asal ada kompensasinya," sahutku melemparkan diri di sofa dekat Amora duduk.

"Perhitungan amat ya? Katanya sahabat!" cibir Alvin.

"Sahabat is sahabat. Business is business, Mr Alvin," seringaiku sebelum terkikik melihatnya mencak-mencak.

"Dari mana, Ki? Kok pake gaun?" tanya Amora memasukkan sepotong keripik kentang ke mulutnya.

"Pakai gaun juga masih tidak karuan tingkahnya!" ucap Galaksi mencibir.

"Diem deh Ga! Usil amat sih?" Naomi memprotes Galaksi dengan menimpuk laki-laki itu dengan keripik.

"Jawab cepetan, Kia!" sambar Amora tidak sabar.

MY POSSESSIVE LECTURER  (Sudah terbit Di GOOGLE PLAY BOOK)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang