33

67.3K 5.3K 483
                                    

CKLEKK!

"ASTAGA! MAAF!"

BRAKK!!!

"Ck!" Mas Dewa berdecak kesal melepaskan bibirku, lalu berjalan ke pintu yang baru saja dibuka dan ditutup lagi dengan tergesa dan membukanya kasar.

Di luar tampak Naomi, Alvin dan Kak Bintang tampak bengong, sementara Amora menutup bibirnya dengan wajah merah merona.

"Masuk! Kalian ganggu aja!" gerutu Mas Dewa membiarkan mereka masuk.

"KIAAA.... KANGEEENNNN...." Amora dan Naomi menghambur memelukku.

"Sakit apa sih Ki?" tanya Amora menoel-noel pipiku.

"Iya, lama banget kita nggak ketemuan begini. Kangen tau!" Naomi memelukku lagi.

"HEi! Hati-hati dong! Kiara masih butuh istirahat!" hardik Mas Dewa kesal.

"Posesif!" cibir Kak Bintang melirik Mas Dewa sinis.

Mas Dewa melotot.

Kak Bintang menghampiriku, mengecup keningku dan mengusap rambutku.

"Kamu baik-baik saja kan, Ra?" tanya Kak Bintang menatapku khawatir.

Aku tersenyum mengangguk. Senang rasanya bertemu teman-temanku lagi.

"Eh, Galaksi kemana? Kok nggak bareng kalian?" tanyaku menyadari Galaksi tidak bersama mereka.

"Bentar lagi juga nongol tuh bocah. Masih jemput bu dosen cantik dulu," jawab Alvin ikut mendekat.

"Hi guys," kami semua menoleh ke arah pintu. Galaksi melongokkan kepalanya sambil meringis ketika tatapannya terbentur wajah jutek Mas Dewa.

"Masuk Ga!" seruku senang. Sekarang sahabat-sahabatku lengkap.

Galaksi membuka pintu lebih lebar, mempersilakan Miss Nessa masuk terlebih dulu.

Miss Nessa tersenyum pada Mas Dewa dan menghampiriku, meletakkan sekeranjang buah di meja di dekatku.

"Bagimana keadaanmu?" tanya Miss Nessa lembut.

"Baik Miss-"

"Kiara hampir keguguran," sahut Kak Bintang melirik Mas Dewa tajam, menjawab pertanyaan Miss Nessa.

"HAH?" aku meringis ketika teman-temanku berseru hampir bersamaan.

"Kok tadi Kakak nggak bilang sih kalau Kiara hamil? Aku kira cuma sakit biasa," protes Naomi cemberut memukul lengan Kak Bintang kesal.

"Aku kira kalian semua sudah tau, Mi," elak Kak Bintang membela diri.

"Sudah berapa bulan, Ki?" tanya Amora.

"Satu. Jalan dua kata dokter," sahut Mas Dewa membuatku meringis melihat wajah masamnya.

Pintu diketuk dan dibuka dari luar.

"Hai!"

Mataku membola melihat dua orang yang baru masuk ke kamar inapku.

"KAK LANA? KAK BiAN?" aku merentangkan kedua tanganku melihat kedatangan Kakak dan Kakak iparku.

Keduanya memeluk dan mencium pipiku.

"Kok bisa sih Ra?" tanya Kak Bian mengernyit memandangku.

"Aku baik-baik saja kok," sahutku tersenyum. Ternyata benar Kata orang, jika hati kita senang, rasa sakit itu menjauh dari kita. Begitupun aku.

"Ck! Siapa bilang baik-baik saja? Mama bilang kamu kecapekan, trus belum lagi...." Kak Bintang melirik Mas Dewa lagi.

"Sudah Kak. Aku nggak apa-apa kok. Jangan menyalahkan Mas Dewa," kupeluk pinggang Kak Bintang. Aku tau, Kak Bintang masih kesal pada Mas Dewa. Ia pasti berpikir aku seperti ini karena Mas Dewa.

MY POSSESSIVE LECTURER  (Sudah terbit Di GOOGLE PLAY BOOK)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang