3. Dia manusia?

2.2K 78 0
                                    

"Bisu kali tuh orang, dari kemarin diem mulu." batin Alya dengan geramnya.

Teman Abizar yang mulai merasakan kecanggungan ditempat mulai mencairkan suasa untuk keluar dari kecanggungan ini.

"eh,, kenalin gue Syafiq, cowok paling ganteng plus keren disekolah ini. Nama lo siapa?" tanya Syafiq dengan mengulurkan tangannya.

"eh iya kak, nama gue Alya." balas Alya sambil menerima uluran tangan Syafiq.

"hei gantian dong kenalannya jatah gue ini." ujar teman Abizar yang lain. "kenalin gue Ares, kapten basket di sekolah ini, gue juga gak kalah ganteng dari Abizar, mendingan lo bantuin gue aja, bantuin mencintai gue." sambung Ares sambil menaik turunkan alisnya. Alya yang mendengar pernyataan Ares pun hanya bergidik ngeri,  pasalnya disekolahnya dulu tidak ada yang seperti ini.

Mereka bertiga memang diberikan anugrah paras yang tampan dan tak salah banyak yang tergila-gila pada mereka.
Abizar yang sedari tadi memperhatikan teman-temannya memperkenalkan diripun hanya memalingkan wajahnya kelain arah. Syafiq yang melihat gelagat Abizar langsung menyenggol lengan Abizar.

"hmm."

"tuh cewek mau ngomong sama lo, respon kek diem mulu." ucap Syafiq.

"lo kayak gak tau Abizar aja, dia kan emang dingin. Oh iya Alya duduk dulu sini, lo mau ngomong kan sama kulkas, maksud gue sama Abizar?" tanya Ares yang sukses mendapat lirikan dari Abizar.

Alya yang mendengar perintah Ares pun langsung duduk diantara Ares dan Abizar. Dengan gugup Alya menatap Abizar yang ada disampingnya.

"kak sorry banget gue ganggu waktu lo,  tapi gue kesini cuma jalani hukuman gue kok, kalau gue gak bisa bantuin kakak, gue bakal dipermaluin didepan peserta MOS, gak lama kok kak hukumannya, cuma bantuin kakak saat MOS doang, setelah itu udah berakhir kok kak,  gue gak bakal gangguin lo lagi, lo mau kan gue bantuin?." terang Alya panjang lebar. Yang diajak ngomong pun sama sekali gak berkutik dari ponselnya."kak lo dengerin gue ngomong gak sih." ucap Alya dengan perasaan marah yang masih ia tahan.

"hmm"

"apa!, gue ngomong panjang lebar dan lo cuma jawab 'hmm' lo bisa ngomong gak sih, gue gak main-main ini tentang harga diri gue."

Alya yang tak tahan dengan apa yang dirasakan secara spontan membentak Abizar yang masih asik dengan ponselnya. Karena sadar Alya yang mulai marah Abizarpun menghadapkan wajahnya kearah Alya. Abizar yang melihat wajah Alya yang mulai merah karena marah entah kenapa ada sesuatu yang dirasakan hati Abizar, Abizar yang menatap mata biru Alya lekat-lekat tanpa sadar memuji kecantikan gadis tersebut. 'cantik, matanya indah.' batin Abizar. Abizar yang tersadar pun langsung merutuki pikirannya. 'nggak nggak, gue gak boleh puji dia, kenapa gue jadi mikirin dia,  nggak.' elak Abizar sambil merutuki dirinya sendiri.
Sama halnya dengan Alya. Alya yang ditatap oleh Abizar lekat-lekat pun mematung, tiba-tiba sekujur tubuhnya menghangat dan lemas. 'paras yang sempurna, handsome boy.' puji Alya dalam hati, sampai suara berat laki-laki membuyarkan lamunannya.

"gue gak mau!" tegas Abizar. Abizar beranjak dari tempat duduk dan pergi meninggalkan Alya dan teman-temannya tanpa penjelasan.

Syafiq dan Ares yang melihat punggung Abizar yang makin menjauh pun ikut bangkit dari tempat duduk. Ares menyadari raut wajah Alya yang berubah.

"lo tenang aja gue bakal bujuk dia, dia emang gitu, apalagi sama orang yang baru dikenal. Kalau memang dia gak mau sih, gue selalu menyambut dengan senang hati kalau lo mau bantu gue. Bahkan hati gue selalu kebuka kok kalau lo mau masuk." ucap Ares sambil menyeringai dan mengusap-usap bahu Alya.

Alya membalas dengan anggukan kepala dan tersenyum setulus mungkin meskipun terkesan terpaksa.

*****

"gimana lo udah ngomong sama Abizar, dia mau lo bantu?" tanya Risa semangat.

"udahlah jangan bahas tuh beruang kutub lagi, gue kesel, sebenarnya dia itu spesies apa sih. Dia manusia gak sih?" geram Alya.

Ketiga temannya yang menyadari raut wajah dan nada bicara Alya yang berubah pun. Saling pandang seperti berbicara 'dia kenapa?'. Ava yang mengerti apa yang sedang terjadi pun angkat bicara.

"lo nyerah?, baru nyoba sekali aja udah nyerah, lo pilih mana deketin Abizar apa di permaluin didepan semua orang?" tanya Ava.

"gue gak tau!" jawab Alya.

"bener kata sih Ava, lo gak boleh nyerah gitu aja, kalau bisa nih ya lo itu harus bisa bikin dia naksir sama lo, kalau dia naksir lo kan dia gak bakalan tuh bisa marahin lo." ujar Risa.

"boleh juga." Zida dari tadi yang menyimak pun angkat bicara.

Sementara Alya yang masih bergelut dengan pikirannya sendiri.

"terus gue harus gimana?" tanya Alya.

"gini deh sekarang lo temuin Abizar lagi, lo deketin dia, lo ikutin dia tanpa minta persetujuan dari dia, meskipun dia marah lo tetep deketin dia, gimana?" saran Risa.

Ava dan Zida yang mendengarkan Risa hanya mengangguk-ngangguk  setuju. Sementara Alya tak bergeming dari lamunanya.

*****

Dikantin sekolah begitu ramai para pemburu makanan yang sedang memburu makanan dengan wajah-wajah kelaparan dan mengenaskan seperti belum makan seminggu saja.
Alya yang memasuki kantin bersama ketiga temannya mendengar gerutu para murid perempuan dan laki-laki yang saling membicarakan dan menatap keempatnya dengan tatapan iri, memuji dan tidak suka.

'siapa tuh anak kelas x?' ucap cewek yang Alya yakini kakak kelasnya.

'gila tuh cewek cantik banget'

'ih itu bukannya cewek yang ditarik sama kak Abizar bukan ya?'

'tuh cewek berempat cantik-cantik banget.'

Mereka berempat merasa risih mendengar bisikan bisikan itu dan lebih memilih melanjutkan untuk duduk di sebuah meja yang berada dipojok kantin.

Terdengar suara teriakan dan puji-puji para cewek yang ada dikantin, Alya dan teman-temannya pun menoleh ke pusat kegaduhan, pertama yang Alya lihat adalah Abizar dan ketiga temannya.

"gila tuh cowok berempat kece-kece banget." ujar Risa.

"gue setuju, apalagi ketos kita tuh, Kak Lucas keren banget." ucap Ava dengan sumringah.

"biasa aja kali tuh cowok gak ada apa-apanya." ujar Alya, meskipun didalam hatinya berkata lain 'sumpah mereka berempat kayak pangeran-pangeran di film disney yang gue tonton.' batin Alya.

Tanpa sadar mata Alya tak berpaling dari wajah tampan Abizar. Abizar yang mengetahui itu langsung membuang wajahnya ke sembarang arah.

"eh tuh cewek yang tadi temuin lo kan?" tanya Syafiq kepada Abizar.

"gak tau." jawab Abizar singkat.

Ares yang mengetahui keberadaan Alya pun langsung menuju meja Alya dan duduk disamping Alya, diikuti dengan ketiga temannya.

"hai Alya, lo masih inget gue kan, cowok paling ganteng dan keren disekolah ini." sapa Ares samping mengedipkan satu matanya.

"inget kok kak, kak Ares kan." jawab Alya dengan tersenyum ramah. Alya melihat ke arah Abizar yang duduk disebelah Ares dengan masih tak berkutik dengan ponselnya.

"lo kenalin dong temen-temen loh!" pinta Ares sambil menunjuk ketiga teman Alya.

"oh iya kak, kenalin ini Risa." sambil menunjuk Risa, "ini Ava" sambil menunjuk Ava. Kalau yang ini Zida." tunjuk Alya pada Zida.

"salam kenal." ujar Risa, Ava, dan Zida serempak dengan senyum yang memenuhi bibirnya.

"oke sekarang gue yang kenalin, lo udah kenalkan sama Abizar dan Syafiq, kalo yang itu ketos kita gak mungkin kalau kalian gak kenal, namanya Lucas." ujar Ares mengenalkan ketiga sahabatnya. Alya dan ketiga temannya pun hanya mengangguk-ngangguk mengerti.

"kak gue mau ngomong sama lo." ucap Alya kepada Abizar.

Tbc

Kakel HandsomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang