"ya ampun siapa kamu, kenapa berdiri didepan pintu? " tanya Farah sedikit berteriak.
"eh.. Maaf Alyanya ada?" tanya seseorang itu.
"haha.. Jangan sok nggak kenal deh kak. " lanjutnya sambil memeluk Farah erat.
"eh.. Siapa lo? Gue emang nggak kenal, dasar cowok jaman sekarang sok kenal, main asal peluk aja. " teriak Farah melepaskan pelukannya.
"kenapa teriak-teriak Far, siapa yang dateng?". Tanya Rina menghampiri Farah.
"nggak tau nih Bun, dateng-dateng main peluk, nggak ada sopan santun." jawab Farah sampil melotot kearah orang yang berdiri ditengah pintu.
"beneran gak ada yang kenal? " tanya seseorang tersebut.
"siapa Bun?" tanya Alya yang baru saja datang untuk melihat sumber kebisingan.
"eh.. Tayo!,ngapain kamu kesini?" tanya Alya saat mengetahui seseorang tersebut."Tayo!?" heran Farah dan Rina.
"kan gue udah bilang jangan panggil gue Tayo. " Tiyo memutar bola matanya kesal.
"maaf, udah kebiasaan, lucu kok."
"siapa Al?" tanya Farah.
"ya ampun kak, masa kakak nggak ngenalin sepupu kakak yang paling julit." jelas Alya.
"siapa lagi kalau bukan Tayo alias Tiyo."
"ya ampun Tiyo, lo kok udah gede aja, perasaan baru kemarin lo mandi bareng sama Alya." ujar Farah dengan memeluk erat Tiyo.
"enak aja, itu udah 10 tahun yang lalu yah. Jangan bahas." timpal Alya.
Tiyo melepaskan pelukan Farah, "tenang aja Al, gue juga udah lupa kali, tapi kalo lo mau-."
"stop, gue gk mau bahas." potong Alya.
"udah-udah, jadi ini ponakan Bunda." ujar Bunda bergantian memeluk Tiyo erat.
"iya Bunda, Tiyo makin ganteng kan Bun?" tanya Tiyo sambil menaik turunkan Alisnya.
Tiyo memang memanggil Rina dengan sebutan Bunda karena sejak kecil Tiyo dititipkan kerumah Alya kalau orang tua Tiyo yang tak lain kakak Rina sedang keluar kota.
"iya makin ganteng ponakan Bunda, mama sama papa kamu gak kesini juga?" tanya Rina.
"mereka lagi diluar negeri Bun, makannya Tiyo kesini, dirumah sepi, sejak pulang dari London mama sama papa gak sempet dirumahnya yang sekarang, setelah ngurus surat-surat pindahan, mereka berangkat lagi ke Dubai, eh kemarin Tiyo lihat Alya dijalan, Tiyo nggak tau kalau ternyata Bunda pindah kesini." jelas Tiyo.
"yaudah kamu sementara tinggal disini saja biar ngga kesepian." Bunga mengusap-usap pucuk kepala Tiyo.
"makasih Bun." Tiyo pun memeluk erat Rina.
"udah dong acara mewek-meweknya, Bun Farah berangkat ya, udah telat nih gara-gara ini bocah." celetuk Farah sambil menjitak kepala Tiyo.
Tiyo hanya meringis sambil mengusap-usap kepalanya.
"AYAH!!" teriak Rina.
"Apa bun?" jawab Ali mendatangi mereka yang masih dipintu.
"wah siapa tuh, pacar barunya Alya?, yang kemarin dikemanain?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Kakel Handsome
Teen FictionBeruang kutub kalau mencair jadi beruang madu yah.. Kok manis