"aduh bisa telat nih, kenapa sampai lupa sih, kalau pak kepsek udah dateng kan bahaya." gerutu Alya.
Alya berlarian dilorong-lorong kelas, sambil bergerutu menaiki tangga ke lab. Biologi, pasalnya hari ini anak-anak yang akan mengikuti olimpiade akan diberi penjelasan mengenai tata cara dan peraturan.
"haduh.. Kayaknya udah dimulai deh, gimana nih masuknya, kan malu jadi pusat perhatian." gumam Alya.
"masuk gak yah?!"
"Alya!" panggil seseorang dibelakang Alya.
Alya terkejut dan menoleh kebelakang.
"eh,, kak Abizar, ngapain disini kak?" tanya Alya.
"ngapain lo disini?" tanya Abizar balik. 'ditanya malah nanyain balik.' batin Alya.
"ini kak, Alya disuruh ke lab Biologi katanya ada penggumum-."
"gue nggak nanya itu, lo ngapain kayak maling ngumpet disini?" potong Abizar.
"Alya telat jadi takut masuk kak." jawab Alya sambil menundukkan kepala. Tanpa aba-aba tangan Alya ditarik memasuki ruangan.
Alya mematung akibat ulah Abizar, dia menatap punggung Abizar yang berada didepannya.
"kak!" lirih Alya saat mereka memasuki ruangan, dan disambut puluhan pasang mata yang menatap heran penuh tanda tanya.
Alya hanya menundukkan kepala menahan malu karena diperhatikan banyak siswa dan guru.
"maaf pak, bu, kita terlambat, tadi ada pelajaran tambahan." Abizar beralasan.
"baik, lain kali jangan terlambat, kalau ada jam pelajaran lebih baik izin pasti bisa dimengerti." ujar pak Glen, kepala sekolah SMA Merah Putih.
"baik pak." ucap Abizar diikuti Alya pelan.
Siswa kelas X dan XI yang berada diruang tersebut masih menatap keduanya dengan heran, tanpa sadar sedari tadi tangan Alya masih dipegang erat oleh Abizar.
Mereka pun melepaskan genggamannya dan duduk berdampingan, mulai mendengarkan penjelasan pak Glen.Alya masih bingung dengan apa yang Abizar lakukan, dia langsung masuk dan memberi alasan kepada pak Glen, mungkin Abizar juga mengikuti olimpiade.
"kak, kakak juga ikut olimpiade?" tanya Alya penasaran.
"hmm." gumam Abizar.
"kakak ikut olimpiade apa?"
"fisika."
"serius, hebat." Alya terbelalak mendengarnya, pasalnya fisika adalah mapel yang paling ia benci.
"kamu?"
"aku Biologi."
"kak, Alya gak begitu pandai pelajaran Fisika, kalau mau kakak ajarin Alya yah!" entah keberanian dari mana Alya bicara seperti itu.
Alya langsung menunduk dan memainka ujung roknya sambil merituki apa yang barusan ia katakan.
'bodoh Alya, ngapain lo ngomong gitu, ntar dikira modus, eh modus dikit gak papa lah.' batin Alya.
"boleh." jawab Abizar datar.
'tuh kan sifat beruang kutubnya keluar mampus, malu kan lo Al.' Alya merutuki dirinya sendiri.
*****
"uh akhirnya selesai juga, berarti besok bakalan gak dikelas dong, ih kan gak seru." gumam Alya sendiri.
Alya celingak-celiang diarea parkir, pasalnya sekolah sudah sepi dan mang Ujang tadi sudah disuruh pulang, baterai ponsel abis. "sepi yah, kenapa tadi kak Abizar duluan sih, kan tadi bisa pulbar, eh kok gue ngarep pulang bareng kak Abizar."
"terus gue pulang gimana, angkot jam segini gak mungkin ada." gerutu Alya sambil melihat jam yang melingkar indah ditangannya yng sudah menunjukkan pukul 16.45 tidak mungkin ada angkot mau pun taksi.
Alya pun berjalan kearah halte, apa salahnya toh mencoba siapa tau ada angkot lewat.
Saat Alya hendak menyebrang jalan tiba-tiba.
Brumm..
Ada montor yang mengejutkan Alya berhenti tepat didepan Alya.
Alya masih memandang motor dan pemilik motor yang wajahnya tertutup oleh helm tersebut.
"si..siapa?" tanya Alya gemetar.
"haha.. Muka lo nggak lucu beneran Al." lelaki tersebut tertawa terbahak-bahak.
Alya masih tak berkutik, mencoba menginggat suara ini tak asing ditelinganya.
"masih nggak ngenalin gue."
Alya menggeleng pelan.
"lo itu yah, masa sama sepupu sendiri yang paling ganteng lupa sih." ujar lelaki tersebut sambil membuka helmnya, lalu menoyor kepala Alya.
"ya ampun Tayo." girang Alya sambil langsung memeluk sepupunya tersebut.
Tiyo mencoba melepaskan pelukan Alya, "stop jangan peluk gue kalau lo masih manggil gue tayo.
"ish baperan banget sih, kan lucu kalo kalo panggilnya Tayo kan lagi populer tuh, yang lagunya hai tayo hai tayo dia bis kecil ramah." ujar Alya sambil menirukan lagu tersebut.
"melaju melambat tayo selalu senang. Udah ah naik."
Alya pun naik ke motor hijau milik Tiyo tersebut.
"wah ternyata kamu juga tau lagunya Yo." Alya kagum dan diiringi kekehan pelan.
"lo kok belum pulang?" tanya Alya sambil menerima helm dari Tiyo.
"sebenarnya udah pulang dari tadi, cuma main dulu kerumah temen, ini baru balik, terus tau lo di pinggir jalan ngapain kok belum pulang, belum dijemput mang Ujang?"
"tadi udah dijemput tapi gue suruh balik, soalnya gue ada persiapan buat olimpiade jadinya baru pulang. Ayo jalan keburu magrib."
"baik tuan putri, apa sih yang nggak buat sepupuku yang tersayang ini." ledek Tiyo sambil mencubit pipi Alya gemas.
"ayo tayo melaju cepat." Alya tertawa, senang sekali menggoda sepupunya ini.
Tiyo memang sepupu Alya yang seumuran dengan Alya, jadi mereka berdua sangat akrab.
Tbc
Jangan lupa vote & comment♥❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Kakel Handsome
Teen FictionBeruang kutub kalau mencair jadi beruang madu yah.. Kok manis