20. Fisika

1.2K 50 4
                                    

Disekolah

"Aaaaachhh...." terdengar teriak seseorang yang begitu keras dari arah koridor depan kelas.

Bruaakk... Suara pintu yang dibanting cukup keras.

"Aalyaaa... Gaswatt tolongin gue plissss!"

Alya terkejut bukan main baru juga ia sampai dikelas, sudah tak tenang saja hidupnya.

"Ya ampun kamu kenapa Va? Baru juga nyampe, udah menghancurkan pagi yang indah ini." jelas Alya.

"Hah!, indah dari Hongkong, hari ini ada PR Fisika dan parah nya gue belum ngerjain, plissss nyalin donggg!" mohon Ava.

Alya cemberut kesal, "Ga ada, Alya juga belum ngerjain, cuma bisa nomor 2 doa
"Sabar nak sabar, Fisika memang bukan tandingan kita, kita tungu saja Risa dan Zida, siapa tau mereka bisa." ucap Ava sambil dibuat-buat menenangkan Alya.

"Eummm.." Alya sedikit kecewa karena dia tak pernah sekalipun menyalin tugas sekolah, tapi entah kenapa Fisika terlalu sulit bagi Alya.

***

Dikantin

Suasana kantin begitu ramai, dengan gerombolan siswa yang mengantri untuk menjatah perut mereka yang kelaparan, ada yang terlihat asik melempar candaan sampai yang sedang bergosip ria, terdengar tengah membahas sebenarnya ada hubungan apa antara mbak Parti dengan pak Munif penjaga sekolah, aneh memang, tak ketinggalan juga siapa sebenarnya bapak dari kucing yang berkeliaran disekolah.

Berbeda dengan Alya yang tengah kesal dan tak ada semangat untuk bercanda ataupun mencari tau bapak kucing tadi.

Alya, Ava, Risa dan Zidan telah memesan terlebih dahulu makanan mereka, dan duduk disalah satu meja dipojokan.

"Hayooo, diem diem bae!" gertak Defan mengagetkan dan membuyarkan lamunan Alya.

"Defan! Bikin kaget aja, kok gue ngerasa udah lama banget gak ketemu sama lo yah." ujar Risa.

"Kangen yah!?" goda Defan.

"Iya, jadi kangen gue sama lo." ujar Ava bercanda.

"Gue juga kangen sama Alya." balas Defan.

"Anjir, yang kangen siapa, yang dikangengin siapa, nyesel gue kangen sama lo." Geram Ava.

"Alya kangen gak sama Defan?" tanya Defan.

"Kok gue ngerasa ditolak sebelum nembak ya." ngenes Ava.

"Hahahaha." gelak tawa meramaikan meja tersebut namun, Alya masih tak berkutik dari pikiran nya.

Degan menyadari sesuatu, "Alya kenapa?"

"Baru selesai kelas nya Bu Vivi (guru fisika) makanya jadi gitu." jawab Risa.

"Emang nya kenapa kelasnya Bu Vivi?, Alya kena marah?" tanya Defan.

"Alya gak kena marah kok, cuma Alya ga faham katanya sama materi Fisika semester ini." jawab Zida.

"Padahal tuh bukan dia aja yang gak faham, gue juga gak faham, kan ada Zida dan Risa!" celetuk Ava.

"Jangan bawa-bawa gue, gue juga ga faham." potong Risa.

Alya mulai membuka mulut, "Ava, Alya udah bilang, Alya gak mau terus-terusan tergantung sama Risa dan Zida, Alya ga mau harus selalu berangkat pagi buat nyalin tugas Fisika, Alya juga pengen ngerjain sendiri, tapi Alya gak mampu."

"Udah dibilangin gue juga gak faham." potong Risa.

"Aku juga gak faham betul kok." ujar Zida.

"Hmm,, gimana yah, masalah nya gue juga gak bisa Fisika, jangan kan Fisika nilai Biologi gue aja masih remidi." ucap Defan.

Kakel HandsomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang