Disebuah mall yang cukup padat, Tiyo dengan perasaan tak senangnya karena telah merelakan hari minggunya yang manis untuk menemani sepupunya 'Alya' yang sedari tadi muter-muter dari toko satu ketoko lainnya hanya untuk mencari kaos kaki yang nggak penting menurutnya.
"ih kesel kok nggak ada yang cocok sih dari tadi?" Alya yang terlihat kesal karena belum menemukan kaos kaki yang dia maksud.
"lo nggak nanya seberapa kesel nya gue nungguin lo milih kaos kaki!" Tiyo sedikit menaikkan nada suaranya.
"nggak nanya tuh." jawab Alya enteng.
Tiyo sedikit geram, "emang ya, anak cewek itu ribet banget, beli kaos kaki aja dua jam gak nemu-nemu, emang lo nyari yang gimana sih?"
Alya yang ditanyaipun sedikit bingung, pasalnya dia juga tidak tau mencari kaos kaki yang gimana. "gak tau."
"APA!" teriak Tiyo, orang-orang disekitarnya pun menatapnya.
"jadi gue ngikutin lo muter-muter mall ini gak ada gunanya!, udah lo ambil ini langsung bayar." Tiyo menggambil beberapa kaos kaki asal dan langsung membawanya ke kasir, tanpa meminta persetujuan Alya.
Tiyo sedikit kesal karena Alya, setelah membayar kaos kaki tersebut Tiyo tak banyak bicara, Alya yang melihat Tiyo diam pun merasa bersalah.
"Tiyo, lo marah yah?" tanya Alya yang sudah jelas tau Tiyo sedang marah.
"..." Tiyo tak menjawab, hanya terus berjalan mendahului Alya.
"ih Tiyo maafin Alya." Tiyo masih enggan menjawab.
"ya udah deh, sekarang gantian Alya akan nurutin maunya Tiyo, asal Tiyo nggak ngambek lagi." pinta Alya sambil memohon dan memasang wajah imutnya
"hosh.." Tiyo menghembuskan nafas kuat.
Tiyo berkomentar, "okeh, sekarang lo harus nemenin gue main sepuasnya.""oke." sepakat Alya sambil tersenyum senang.
***
Di game center.
"Dor,, dor,, dor,, " (anggap saja bunyi tembaknya seperti itu).
"tembak,, tembak,, mati lo mati, akan gue bunuh lo semuaaa,, yaaaa,," teriak Tiyo dengan berisiknya.
"Tiyo, lo bisa diem nggak mainnya, gak enak tau diliatin orang-orang." ujar Alya, yang merasa malu punya sepupu kayak Tiyo.
"yeeesss,,, gue menang huhu, Al ini seru banget sumpah, lo harus coba, jangan liat aja." pinta Tiyo.
Alya menggelengkan kepala "gak mau, gue gak bisa main ginian."
"yaudah sini gue ajarin, nanti lo pasti ketagihan deh." Tiyo menarik tangan Alya mendekat.
"lo pegang ini, terus kalo mau nembak tekan ini, tembak zombienya, ayo coba!" Tiyo memberikan instruksi kepada Alya sambil memegang tangan Alya.
"ayo tembak terus Al, bagus, iya gitu, tembak terus Al." instruksi Tiyo yang tak ada habisnya meminta Alya untuk menyerang.
Alya terlihat senang dan sudah mahir memainkan nya, dia tak habis-habisnya bermain, dari satu game ke game lain.Tiyo menyadari bahwa ada yang tidak beres sedari tadi. "Al perasaan kok dari tadi lo yang main terus, sebenarnya yang marah ini gue atau lo."
"hehe." Alya dengan cengirannya pun turut menyadari apa yang ia lakukan.
"hehehe,, keenakan lo yah." ujar Tiyo meledek Alya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kakel Handsome
Teen FictionBeruang kutub kalau mencair jadi beruang madu yah.. Kok manis