17. Tiyo

1.5K 63 3
                                    

Pagi yang indah dihari minggu, matahari mulai menampakkan sinarnya, bunga-bunga mulai bermekaran, burung-burung terbang mencari makan (apaan sih? ga jelas banget!)

Namun masih ada yang bergelut didunia mimpinya. Baginya 'sukses berawal dari mimpi dan mimpi berawal dari tidur, jadi kalau mau sukses ya tidur'(jangan ditiru wahai pemimpi!), Alya, dia masih bobo cantik manjah ala-ala mbak syarani, apalagi kalau bukan memimpikan Zain malik kesayangannya.

"woy bangun woy, dasar kebo kurang asupan!" seseorang berteriak sambil menarik-narik selimut Alya siapa lagi kalau bukan si Tayo alias Tiyo sepupu tertamvan tukang playboy cap badak. Karena dia tinggal dirumah Alya untuk beberapa hari, setiap pagi dia bertugas untuk membangun Alya yang aslinya memang susah untuk bangun pagi.

Alya mulai terganggu tidurnya akibat ulah Tiyo, "euh.. Apaan sih lo, teriak-teriak mulu."

"lo yang susah dibangunin, dasar kebo!" ledek Tiyo.

"enak aja gue dibilang kebo, dasar cacing pita." balas Alya tak mau kalah.

"terserah, kuy kita lari pagi, gue pengen liat-liat daerah sini, sekalian badan gue udah kaku semua nih!" ajak Tiyo.

"nggak ah, gue males. " tolak Alya.

Tiyo tak tinggal diam, dia memiliki siasat khusus untuk menangani hal semacam ini, "Al, lo liat deh perut lo, sumpah itu buncit, lo gemukan?"

"hahh.. Masak sih, perut gue huhuhu gak mau, yaudah gue ikut lo, gue harus turunin berat badan hari ini." kalau sudah menyangkut berat badan, Alya mana mungkin bisa menolak.

***

Alya menghembuskan napasnya naik turun dengan cepat akibat berlarian demi menurunkan berat badan, padahal perutnya tidak buncit sama sekali, dia mempunyai perut ramping yang indah.

"hosh..hosh.. Cukup, gue.. Hah.. Lelah." kata Alya sambil ngos-ngosan.

"siapa juga yang nguruh lo buat lari-larian, lo itu ngga gemuk sama sekali Al, udah cukup gue muak liat lo bolak-balik kayak tukang ojek." ujar Tiyo.

"kan lo yang bilang perut gue buncit, jadi gue berusaha bikin rata lagi."

"emang iya buncit?, gue mana tau perut lo buncit, gue belum liat." kata Tiyo sambil cengengesan.

Alya yang menyadari apa yang dimaksud Tiyo pun langsung berusaha untuk memukul habis-habisan, namun bukan Tiyo namanya kalau tak lari dia kan Tayo yang melaju cepat.

"ihh.. Tiyo lo bo'ongin gue, awas ya!, ih sebel gue capek lari mulu, berhenti Tiyo!"

Tiyo hanya tertawa dan terus berlari agar tak ditangkap pleh Alya.

***

"Assalamualaikum." salam Alya dan Tiyo.

"waalaikum salam, udah selesai nih lari paginya?" tanya bunda yang jelas-jelas sudah selesai, kalau belum selesai yah belum pulang.

"udah Bunda." jawab Tiyo.

Alya terlihat masih marah kepada Tiyo karena keusilannya, Alya langsung saja pergi kekamarnya dia terlalu telah untuk bicara.

"dia kenapa Tiyo?" tanya Rina yang penasaran pada putrinya itu.

"nggak kenapa-kenapa Bun, dia lagi marah gara-gara Tiyo kerjain hehe." jawab Tiyo dengan cengiran andalannya.

"kamu ini, kalau Alya nggak mau makan kamu yang nanggung ya!" ujar Rina.

"iya deh bunda."

"yaudah sana bersih-bersih, kalau sudah turun ya, kita sarapan."

"siap Bunda."

***

Dimeja makan sudah terdapat berbagai macam olahan Bunda Rina yang mengugah selera. Ali, Rina dan Farah pun sudah standby didepan meja makan, alasan belum melahap makanannya ialah Alya, yah benar kata Rina, Alya kalau sudah marah pasti tak mau makan, dan sekarang Tiyo yang harus membujuk Alya untuk makan, karena ini ulahnya.

Tiyo berulang kali mengetuk pintu kamar Alya yang terkunci rapat, "Al ayo sarapan!, udah ditungguin Bunda sama Om, kak Farah juga udah nungguin dari tadi."

"gak mau." jawab Alya dari dalam kamar.

"ayo dong Al, jangan kaya anak kecil." ucap Tiyo.

"gue bukan anak kecil yah."

"kalau bukan anak kecil, cepet buka ini pintu." pinta Tiyo.

Alya pun dengan malas membuka pintunya. "apa?!"

"ayo sarapan sayang!" ujar Tiyo.

"hi.. Gak mau."

"gini deh, maafin gue ya Alya. " ucap Tiyo dengan manis.

"hemm.. Gue maafin tapi ada satu permintaan yang harus lo kabulkan." ujar Alya.

"okeh, tapi lo harus maafin gue dan kita sarapan sekarang." ucap Tiyo.

"okeh, ayo sarapan."

Dimeja makan sekarang sudah berkumpul semua anggota, dan acara makan-makan kita skip saja, nanti kalian pengen lagi.

***

Diruang keluarga Tayo sedang asik melihat acara ditelevisi, weekend memang pas untuk menonton acara kartun favoritnya.
Alya pun menghampiri nya dan duduk disebelahnya ikut menikmati acar kartun yang Tiyo lihat.

"Tiyo, lo udah janji sama gue ngabulin permintaan gue kan?" ujar Alya.

"emang iya gue janji?" tanya Tiyo.

"Tiyo lo bikin kesel, pokoknya lo harus temenin gue seharian ini, lo nggak boleh ngeluh, dan gak boleh nolak." ujar Alya yang mulai kesal.

"iya deh iya, apa sih yang gak buat lo." kata Tiyo sambil mengacak-acak rambut Alya.

Alya langsung saja menyingkirkan tangan Tiyo dari rambutnya, "jangan sentuh-sentuh gue."

"kenapa sih lo kalau sama gue bawaannya sensi mulu, apa lo juga kayak gini sama pacar lo, bisa-bisa langsung diputusin lo."

"gue gak kayak gitu kok, emang lo aja yang bikin kesel." Alya memalingkan mukanya sebal.

"iya deh, emang punya pacar?" goda Tiyo.

"ih sebel." Alya pun meninggalkan Tiyo yang tertawa akibat melihat ulah Alya.

Tbc

Up! Tolong vote & comment ya! ❤

Mia~w🐈

Kakel HandsomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang