"kak gue mau ngomong sama lo." ucap Alya kepada Abizar.
Semua yang berada dalam meja tersebut menatap Alya dengan kaget dan penuh tanda tanya.
Abizar yang tidak merasa terpanggil hanya diam dan masih tak berkutik dengan ponselnya. Sementara teman-temannya hanya menatap mereka berdua tanpa mau membuka suara, dan ikut campur urusan mereka."kak Abizar gue mau ngomong sama lo!?" tanya Alya kembali dengan penuh tekanan. Abizar yang merasa namanya dipanggilpun menghadapkan wajahnya kearah Alya.
"hmm."
"soal yang kemarin tolong pertimbangin lagi ya kak, gue janji selepas hukuman ini selesai gue gak akan gangguin lo lagi, suer." pinta Alya sambil menunjukkan jari telunjuk dan jari tengahnya.
Abizar terpaku dengan kedua mata Alya yang begitu indah, entah mengapa Abizar menyukainya, dia tak rela melepaskan tatapannya dari manik mata Alya."kak lo dengerkan gue ngomong apa?" tanya Alya pada Abizar yang sedari tadi memperhatikan matanya.
"gak" jawab Abizar singkat. "gue gak nafsu makan, gue cabut." Abizar pun melenggah pergi meninggalkan kantin. 'gue harus bisa luluhin hati Kak Abizar yang dingin banget kayak es itu, dasar beruang kutub, tapi ganteng' lamun Alya tanpa sadar dirinya sedang senyum-senyum sendiri.
*****
Di aula pertemuan para murid baru dan para anggota osis sudah berkumpul untuk melaksanakan acara selanjutnya. Disudut aula Alya melihat Abizar bersama kedua temannya yang tak lain Ares dan Syafiq yang sedang mengangkut beberapa barang. Sedangkan teman Abizar yang satunya Lucas, dia ketos jadi gak ada waktu buat ngangkut-ngangkut barang.
Alya yang sedari tadi memperhatikan Abizar pun teringat hukumannya apalagi kalau sampai Anita melihatnya pasti akan kacau. Alya pun berniat menghampiri Abizar."gue pergi dulu." pamit Alya pada Risa, Ava dan Zida yang dibalas dengan anggukan kepala ketiganya. Alya pun menghampiri Abizar.
"biar gue bantu kak!" izin Alya sambil mengambil barang yang berada ditangan Abizar tanpa menunggu balasan cowok tersebut.
Abizar yang menyadari barangnya telah berpindah tangan mendonggak keorang yang menggambil barang tersebut.
"ngapain lo disini?" tanya Abizar pada Alya tak kalah dinginnya. Dengan wajah datar.
"gue udah bilang berapa kali sih kak, gue itu dihukum buat bantuin kakak, jadi sekarang gue lagi ngejalanin hukuman." terang Alya.
"gak perlu, gue gak minta bantuan lo." tegas Abizar yang masih menatap ke arah Alya.
"tapi gue perlu kak, lo harusnya bersyukur gue bantuin pekerjaan lo, jadi lo bisa santai-santai aja." ujar Alya yang masih membawa barang tersebut ditangannya, dengan kesusahan karena barang tersebut sangatlah berat. Abizar yang menyadari Alya yang kesusahan berniat mengerjai gadis tersebut.
"oke lo bantuin gue mumpung pekerjaan gue lagi banyak, oh iya sekalian yang itu, itu dan itu." tunjuk Abizar pada kardus-kardus yang penuh dengan keperluan MOS, dan Abizar begitu saja meninggalkan Alya yang nampak tak terima.
Alya tersenyum saat mendengar Abizar mau untuk ia bantu, tapi setelah itu dia nampak terkejut karena pernyataan Abizar yang menyuruhnya mengangkut kardus-kardus tersebut. Tapi Alya lega karena tidak jadi dipermalukan Anita didepan umum. Alyapun membawa kardus-kardus tersebut keruang osis, belum lima langkah, langkah Alya harus terhenti karena kardus tersebut jatuh dan membuat isi dari kardus tersebut berserakan kemana-mana. 'aduh pakek acara jatuh lagi bisa gawat kalo ketahuan Abizar atau Anita'.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kakel Handsome
Teen FictionBeruang kutub kalau mencair jadi beruang madu yah.. Kok manis