"Pergi yuk?"
"Kemana?" Tanya Dara masih dengan es krim vanilla yang mulai mencari di tangannya. Arga hanya tersenyum kecil, menariknya untuk berdiri dan mengikuti Arga yang berjalan ke stasiun terdekat di sekolahnya.
"Ini udah siang Ga," ujar Dara dan melahap semua es krimnya yang memang sudah hampir habis. Sedari tadi ia memang duduk di pinggir jalan dengan Arga, melihat kendaraan yang lalu lalang.
"Sebentar aja, kita keliling sembari bikin vlog di youtube terus promosiinnya di instagram biar pengikut instagram 'lo makin banyak"
"Kenapa?"
"Bukannya 'lo mau jadi selebgram?"
"Itu dulu"
"Gak peduli itu kapan, sekarang kita pergi aja mau? Jalan-jalan?" Ajak Arga yang membuat Dara mengangguk, lagipula oke juga jika Dara kembali antusias menjadi selebgram 'kan? Meski sekarang tujuannya menjadi selebgram bukan karena kak Zeno.
Arga menatapnya sebentar lalu tersenyum kecil, setelah itu ia mengambil kartunya dan mengajak Dara duduk menunggu kereta datang. Arga mengeluarkan kameranya, memotret Dara yang berpose dengan berbagai gaya.
Mulai dari tersenyum kecil, mengerucutkan bibirnya atau tertawa lepas melihat Arga yang mundur saat memotret dan menabrak ibu-ibu dengan dandanan yang mencolok, namun Arga malah di senyumi habis-habisan karena ia manis.
Dan Dara hanya tertawa melihatnya.
Hingga kereta datang dan mereka mulai berhenti dengan kegiatan memotret dan dipotret.
"Kalo udah gede 'lo mau jadi apa?" Tanya Dara yang berdiri begitupun Arga karena kereta cukup penuh hari ini. Arga menatapnya sekilas lalu kembali melihat kearah jendela kereta.
"Jadi apa ya? Dokter mungkin"
"Kok mungkin sih, kan itu cita-cita 'lo"
"Iya-iya, emangnya lo mau jadi apa?"
"Jadi pelukis sama penulis"
"Kenapa?"
"Mungkin karena gue bisa rekam apa yang ada di pikiran gue biar jadi sebuah gambar, dan nuangin inspirasi di tulisan," jawab Dara meskipun suara mereka nampak bising disana. Arga hanya mengangguk, dan sekilas di pikirannya terbesit suatu pertanyaan yang lalu ia tujukan pada Dara.
"Dar"
"Hm?"
"Kalo yang 'lo harapin enggak kecapai, apa yang bakal 'lo lakuin?" Tanya Arga yang sepertinya itu adalag pertanyaan yang jawabannya akan ia jadikan landasan dalam mengejar gadis itu.
"Kenapa enggak tercapai? Gue gatau, gue enggak pernah berpikiran bahwa yang gue harapin enggak bakal tercapai, apapun yang gue mau pasti gue kejar dulu, masalah tercapai atau enggaknya itu belakangan, dan kalo misal beneran enggak tercapai yaudah, meskipun bakal susah si eheh"
"Termasuk kak Zeno?"
Dan Dara hanya terdiam, hingga sebuah suara bahwa mereka sudah sampai tujuan membuat Arga tersenyum kecil dan kembali menggenggam tangannya mengajaknya keluar tanpa tahu Dara memikirkan pertanyaan dari Arga.
Apa termasuk kak Zeno juga harus ia tinggalkan meski susah? Batinnya.
-
"Kenapa?" Tanya Melly pada Zeno yang kini duduk di hadapannya. Selepas pulang sekolah mereka duduk dan bicara. Awalnya Melly menolak karena ingin menghindari pemuda itu sementara, namun Zeno memintanya untuk bicara sebentar saja dengan nada memaksa.
"Ini siapa?" Zeno menunjukkan foto Melly dengan sahabat lelakinya yang baru datang dari Bandung, nampak mereka tengah berpose sembari tertawa lepas.
"Sahabat"
"Kamu bilang kemaren sakit kepala"
"Iya emang, tapi sebentar doang emangnya kenapa sih? Gue cuman ketemu dia cuman lepas kangen"
"Gue?"
"Sejak awal gue udah bilang jangan bilang apa-apa ke Dara kenapa jadi rumit sih? Dia tuh enggak sengaja Zen"
Zeno memijit pelipisnya, semua hanya gara-gara gadis itu yang bahkan karena kecerobohannya membuat pentas drama diundur beberapa hari, dan Melly menyalahkannya?
"Sejak awal gue udah bilang buat kasih tau ke dia, sejak awal Mel, dan 'lo nyalahin gue?"
"Kita putus ajalah"
"Sebenernya ini karena si Dara-Dara itu, atau si Angga yang 'lo bilang sahabat nyatanya 'lo suka dia dari dulu?"
Dan Melly sontak diam tak berkutik, Melly memang sudah menyukai Angga sebelum berpacaran dengan Zeno. Hubungan Melly dan Angga tidak lebih dari sahabat kala itu, dan kebetulan pun Zeno menyatakan perasaannya yang membuat Melly sontak ingin melupakan Angga dan beralih ke Zeno. Namun, kini Angga datang dengan dalih ia begitu mencintai Melly.
Dan kini, Melly menyayangi kedua pemuda itu tanpa basa-basi.
-
"Enak 'kan?"
"Ini ramen terenak yang pernah gue makan, apalagi kalo gue ke jepang dan nyobain ramen paling enak disana, huaa!"
"Berisik heh, mau pesen lagi?" Tanya Arga lalu berdiri saat melihat Dara mengangguk antusias. Padahal gadis itu sudah memakan dua porsi ramen dengan lahap, belum lagi sebelum sampai ke restoran ini Dara sempat membeli beberapa makanan.
Gadis ini memang banyak makan, namun beruntungnya tetap saja kurus dan begitu ceria.
"Udah?" Tanya Dara saat Arga kembali selepas memesan satu ramen lagi.
"Bayar sendiri"
"Dih jahat, Arga ya.. Arga ganteng deh pake banget apalagi kalo bayarin ramen gue eheheh" Dara kembali melahap ramen yang telah dibawa Arga dan si pemuda dengan senyuman memikat itu lagi-lagi hanya menggeleng pelan. Seandainya ia datang terlebih dahulu pada Dara, akankan ia jatuh cinta pada Arga terlebih dahulu juga?
Pemuda itu hanya menghela napasnya pelan, lalu Dara menghentikan kegiatannya dan menatap Arga.
"Kenapa? Capek ya?"
"Hm"
"Jangan capek dong, ke pasar malem yuk? Naik komedi puter sama ke rumah hantu" ajak Dara dan Arga hanya mengangguk dan tersenyum kecil membuat Dara menyengir dan kembali memakan ramennya.
"Jangan lupa kita nge-vlog lagi"
"Iya-iya sayang"
-
Sayang. Ehe.
Kalo saya sayangnya sama kalian, tapi kalian sayangnya sama Arga :(
Tapi gapapa deh, Arga 'kan punya saya juga ya Dara?
KAMU SEDANG MEMBACA
DS : Be a Selebgram [END]
HumorBerawal dari ketidaksengajaan Dara yang melihat akun kakak kelas ganteng bernama Alzeno, dia menjadi terfokus pada misinya yang tiba-tiba melintas dalam pikirannya. Menjadi selebgram agar setara dengan kakak kelas ganteng itu. - "Pokoknya tahun ini...