"Jangan nangis"
Lagi-lagi Arga mengelus puncak kepalanya menenangkan gadis itu akan semua masalah yang dihadapinya. Dara menatapnya sendu, memikirkan bagaimana bisa kostum drama itu selesai pada waktu yang tepat dan juga biaya yang harus Dara keluarkan.
Arga menghembuskan napasnya pelan, lalu berdiri mengambil air mineral dan memberikannya pada gadis itu.
"Gimana dong Arga.."
"Nanti gue bantuin oke, 'lo bisa pake uang gue dulu dan nanti gue cariin laundry baju yang super duper, jadi jangan nangis ya?" Arga lagi-lagi memperhatikannya, membuat Dara tersenyum sekilas. Beruntungnya ia masih memiliki Arga disisinya yang rela membantunya saat tengah kesulitan seperti ini.
"Makasih ya Ga, gue janji bakal ganti uangnya nanti"
"Yaudah sekarang ayo latihan lagi," Arga berdiri lalu mengulurkan tangannya mengajak gadis itu ke ruang latihan seperti biasanya dan mulai berdrama disana. Dilihatnya Dara menggeleng pelan lalu menunduk. Ah benar, ia pasti sudah malu menatap wajah anak-anak yang lain jika latihan drama lagi. Belum lagi omongan-omongan kurang sedap yang nanti menghampirinya. Pantas Dara ragu untuk menerima ajakannya.
"Jangan takut 'kan ada gue"
"Tapi kak Zeno udah marah banget sama gue Ga, dia tuh kayanya kesel banget ngeliat muka gue apalagi nanti kalo misalkan gue tiba-tiba dateng terus latihan," perjelas Dara yang dibalas senyum kecil oleh Arga.
"Kenapa cuman kak Zeno?"
"Apanya?"
"Kenapa cuman kak Zeno yang 'lo khawatirin bakalan benci sama 'lo?" Tanya Arga membuat Dara merunduk, mengingat kakak kelas idamannya itu yang memang sudah memiliki kekasih hatinya yang merupakan sahabatnya sendiri. Lagi-lagi, Dara tidak bisa memungkiri.
"Karena..
Gue suka sama dia"
Alhasil, Arga menghembuskan napas karena terkaannya ternyata benar membuatnya harus tersenyum kecut melihat gadis ini. Tidak apa-apa, dia akan berjuang lebih keras lagi.
-
"Ga! Arga!"
Mendengar namanya dipanggil, ia menoleh melihat gadis yang sering bersama Dara itu melambai pelan lalu berlari kecil menghampirinya. Ditatapnya gadis yang tidak lebih tinggi darinya itu yang kini terengah-engah bahkan Arga bisa mendengar deru napasnya yang macam seperti berlari mengelilingi lapangan sepak bola saja.
"Kenapa?" Tanyanya lalu Melly nampak terlihat bahagia sekali bertemu dengan Arga. Ia sudah berkeliling sekolah, menanyakan siapa yang bernama Arga yang tentunya tidak hanya satu atau dua orang yang ia dapati. Berulang kali salah memanggil orang, Melly sepertinya menemukan orang yang tepat.
"Arga wicaksana?"
"Ya," jawab Arga membuat Melly sontak tersenyum lebar dan bersorak bahwa kali ini Arga yang ia cari tertemukan olehnya.
"Gimana Dara? Dia baik-baik aja 'kan? Gue takut kalo ketemu dia bakalan tambah masalah, apalagi kalo dia gak mau dengerin penjelasan gue," ucapan Melly sontak membuat Arga mengerti apa yang tengah terjadi saat ini. Lagi-lagi dia menghembuskan napas, terlalu sering melakukan itu.
"Lo terlalu takut memulai, kalo aja dari awal 'lo udah kasih tau pelan-pelan Dara pasti ngerti, kalian sahabatan gak kepaksa 'kan?"
"Iya tapi.."
"Coba sedikit pahami, dia bukan ratu yang harus lo bahagiain, dia sahabat 'lo yang acap kali dia berbuat harus 'lo perbaiki, Dara gak luput dari kesalahan"
"Dan gue juga begitu Ga, gue gak luput dari kesalahan" Melly menunduk pelan membuat Arga nampak kasihan melihat sahabat Dara ini tengah bingung harus berbuat apa.
"Mungkin, setelah pentas drama 'lo bisa ngomong sama dia, gue bakalan minta Dara buat dengerin baik-baik"
"Makasih Ga, oh iya lo bisa kabulin satu permintaan gue enggak?"
"Apa?"
-
"Yes!" Dara berulang kali melompat kegirangan karena semua kostum dramanya telah rampung hanya dalam waktu tiga hari. Arga tersenyum kecil dan menepuk puncak kepala gadis yang tengah kegirangan itu. Dia membawa plastik berisi kostum dan mengajaknya untuk makan siang di sebuah kafe mumpung cuaca panas begini.
Dara mengangguk, lalu mengikuti Arga yang berjalan pelan sembari menggenggam tangannya saat ingin menyebrang.
"Kenapa megangin?"
"Takut ilang," jawab Arga yang membuat Dara terkekeh pelan. Minggu siang ini, Dara bahagia karena Arga dan ia harus berterimakasih kepadanya di ujung pertemuan nanti. Dan ia berharap kak Zeno tidak kecewa dengannya yang sudah berusaha semaksimal mungkin.
Angin sedikit berhembus, padahal cuaca terik sekali yang membuat Arga dan Dara sedikit tersenyum kecil. Arga yang senang karena bisa berjalan dengan gadis di sampingnya. Dan Dara yang senang karena mungkin kak Zeno akan nampak bahagia sekali akan kerja keras Dara.
"Ayo masuk, gue traktir"
"Serius?"
"Iye"
"Yasss!!! Arga ganteng banget ya ampun, kece badai mana make jam tangan item gitu kaya CEO muda eheh," ujar Dara. "Gue pesen banyak enggak papa?"
"Iya"
Dan hari itu, keduanya tersenyum senang. Tanpa sadar membuat sebuah ikatan yang lebih dalam secara perlahan.
-
Woi!
Eheheheh, tadinya kaga mau up sampe tanggal 9 juni karena sibuk -_-. Wkwk alay bener ya saya. Tapi, saya tiba-tiba pengen aja up Arga plus Dara yang lagi kiyut kiyutnya. Eheh.Jangan lupa klik bintang di bawah bukan bintang di langit kok. Setelah itu bisa komen apapun. Seterah kalian, curhatan juga saya tanggepin. Masalah doi yang gak peka, tertikung, temenan doang. Ehe.
Kasian.
Saya juga.
Pokoknya see ya!
Saya sayang kalian.
KAMU SEDANG MEMBACA
DS : Be a Selebgram [END]
HumorBerawal dari ketidaksengajaan Dara yang melihat akun kakak kelas ganteng bernama Alzeno, dia menjadi terfokus pada misinya yang tiba-tiba melintas dalam pikirannya. Menjadi selebgram agar setara dengan kakak kelas ganteng itu. - "Pokoknya tahun ini...