[11] Drama Beneran!

3.5K 219 4
                                    

"Kak ini kostum dramanya, saya beneran enggak bermaksud buat memperpanjang acara ini cuman karena ketemu kakak, saya bener-bener enggak sengaja tapi kalo kakak emang udah kecewa enggak apa-apa, saya pergi dulu ya kak," ujar Dara lalu memberikan paper bag berisikan kostum drama yang membuat Zeno merasa bersalah telah membentak gadis ini dan menuduhnya yang tidak-tidak.

Dia hanya suka pada Zeno, tidak lebih. Mengapa Zeno menyalahkannya atas semua masalah yang menimpanya? Ah, lagi-lagi Zeno bersikap kekanakan.

"Saya yang seharusnya minta maaf, kamu enggak usah semenyesal itu, gimanapun itu sebenernya tugas saya dan karena saya lupa jadi membebankannya ke kamu." Zeno menatap gadis berambut tak terlalu panjang tersebut. Zeno baru menyadari, Dara imut sekali. Mengapa ia harus menyukai Zeno?

"Iya kak, makasih ya, saya janji enggak bakal suka sama kakak lagi," ujar Dara lalu pergi meninggalkan Zeno yang terdiam mematung. Salahkah ia? Membuat seorang gadis yang tengah jatuh cinta lalu patah hati begitu saja?

Lagipula, mengapa Zeno memikirkannya? Bukannya sekarang ia harus memikirkan hubungannya dengan Melly yang makin merenggang akhir-akhir ini. Omong-omong soal Melly, semenjak pertemuannya saat itu, Melly tak lagi menghubungi Zeno lagi meski hanya sekedar untuk menanyakan kabar.

Zeno menghela napas lelah, bagaimana jika benar bahwa selama ini ia hanya dijadikan pelampiasan oleh Melly yang ditinggal sahabatnya itu?

Ia menaruh paper bag berisi kostum di meja dan mulai kembali untuk latihan yang terakhir kali karena besok drama sudah akan ditampilkan, dan mungkin saja semua ini akan berakhir.

Ah, apa yang Zeno khawatirkan dari berakhirnya acara? Bukankah itu artinya ia terbebas dari tugasnya? Mengapa Zeno masih memikirkan gadis yang bernama Dara itu? Apa benar Dara sudah tidak menyukainya lagi?

Lagi-lagi Zeno menghela napas, mengapa jadi seperti ini? Tidak mungkin 'kan Zeno tersentuh hanya karena wajah gadis itu yang nampak memelas?

Tidak, pasti tidak mungkin.

-

"Hari ini hari tersial," ujar Arga dan Dara hanya tertawa pelan. Pasalnya, Arga sudah menggerutu sedari tadi karena drama baru saja selesai dan waktu sudah menunjukkan pukul setengah enam sore. Menghabiskan waktu, Arga tahu ini hari terakhir latihan namun bisakah untuk tidak membuang-buang waktu Arga yang berharga ini?

Yah, tak bisa dipungkiri sebenarnya ia kesal bukan karena pulang sore. Sama sekali bukan. Ia kesal pasti karena sehabis ini Dara dan Arga kemungkinan akan semakin merenggang.

Arga benci mengakuinya, ia sebenarnya sangat bersyukur bisa terlibat dalam drama yang mempertemukannya dengan gadis bernama Dara tersebut. Sialanya, sampai sekarang dia sama sekali tidak peka pada Arga. Apa ia harus mengatakan langsung saja ya? Tapi, bukankah di hati gadis itu masih terdapat nama Zeno?

"Dara?" Dara menengok, melihat Melly yang berjalan kearahnya. Melly mempercepat rencananya untuk meminta maaf.

"Gue minta maaf," ujar Melly. "Gue salah langkah sedari awal, gue tahu itu cuman nyakitin 'lo yang enggak pernah sesuka ini sama orang dan yah, gue selalu aja nutupin apapun dari 'lo seolah kita berdua itu asing"

"Gue juga." Dara menghela napas sebentar lalu tersenyum kecil pada Melly. "Maaf karena enggak peka saat 'lo suruh mundur dengan berbagai macam alasan sedari awal, maaf karena enggak pernah mencoba mencari tahu tentang apa yang terlibat sama 'lo"

"Gue terlalu mikirin diri sendiri"

"Gue terlalu mikirin diri sendiri"

Ujar mereka berdua, membuat keduanya tertawa pelan. Arga yang melihat itupun tersenyum kecil, meski ia kini menjadi nyamuk-nyamuk yang mungkin siap diterkam cicak-cicak di dinding, diam-diam merayap. Oke, berhenti atau saya akan semakin bernyanyi lagu semasa kecil dulu.

"Kita baikan?" Tanya Melly.

"Kita enggak pernah musuhan." Jawab Dara membuat Melly memeluknya erat. Ah, Arga juga jadi ingin dipeluk. Heh.

"Gue tinggal dulu ya, kayanya lagi seru sama yang di belakang." Melky berucap sembari menatap Arga yang menampilkan jempolnya karena bersyukur Melly peka akan kondisi disekitarnya. Lagipula, Arga akan mengajak Dara pergi keluar sebentar.

Melly meninggalkan mereka dan Arga berdeham membuat Dara menoleh menatap Arga.

"Mau pergi ke game center?"

"Boleh, tapi harus dapetin boneka buat gue ya? Yang gede"

"Siap sayang"

-
Zeno, rusakin hubungan Arga sama Dara dong :) biar seru. Plis, Arga soalnya cuman milik saya seorang.

DS : Be a Selebgram [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang