[20] Alasan kita putus...

2.8K 174 27
                                    

"Kenapa kalian putus?"

Oke. Pertanyaan itu sudah merebah bagai virus disaat Dara datang ke sekolah. Bahkan beberapa temannya sengaja menunggu dirinya datang hanya untuk bertanya alasan mengapa dia dengan Arga putus padahal hubungan mereka baru seumur jagung. Untung saja Dara bisa melalui itu sampai bel pulang kini.

Ingin rasanya Dara membungkam semua mulut yang bertanya begitu sebab iapun tidak tahu apa alasan Arga memutuskannya secara tiba-tiba.

Waktu itu Arga hanya berkata atau lebih tepatnya mengajak untuk putus. Saat Dara tanya apa alasannya, dia sama sekali tidak menjawab dan hanya berkata bahwa dirinya ingin putus dari Dara. Lantas dia berpikir, apa Arga sudah bosan secepat itu? Oh atau jangan-jangan macam di novel-novel, Arga hanya taruhan saja mendapatkan dirinya. Hm, bisa jadi.

Apa, Dara jadi mata-mata saja ya?

"Woi!"

"Ya ampun! Bisa enggak sih Mel lo diem bentaran." Dara mendengus kesal, dan Melly malahan tertawa. Lagipula, mungkin mereka berdua tidak benar-benar putus. Mungkin Arga hanya sedang lelah saja. Mana mungkin Arga bersedia putus dengan Dara kalau tidak ada alasan.

"Lagian, ngelamun terus."

"Ya terus? Kenapa? Iri lo?"

Melly terkekeh. "Enggak mungkin gue iri sama jomblo."

Dara memutar bola matanya malas, ini anak malah memanas-manasinya mending lihat keluar jendela kalau begitu. Dara, membuka gorden jendela membuatnya melihat Arga yang tengah bermain bola di lapangan yang nampaknya senang sekali. Apa, Arga benar-benar tidak terjadi apa-apa?

Apa Arga dari awal hanya main-main dengannya?

"Tik tok!"

"Melly!"

"Udah kenapa sih, lo mikirin Arga mulu, emang dia lagi mikirin lo sekarang?" Duh Melly, kok bicara macam itu sih. Padahal dia yang tadi berkata dalam hatinya bahwa Arga mana mungkin putus dengan Dara.

"Bener juga lo, tapi gue bingung aja, apa dia bener-bener enggak ngerasa ada apa-apa gitu? Bebas banget kayanya." Dara memelas. Mungkin untuk cowok seganteng Arga, putus begini hal biasa. Toh, tinggal cari lagi langsung dapat nanti.

Melly menepuk pundaknya. "Kita enggak bener-bener tahu apa yang terjadi, jadi mendingan lo jangan terlalu dipikirin."

"Omongan lo barusan malah bikin gue mikir apa yang sebenernya terjadi."

"Ck, maksud gue bukan gitu."

"Iya-iya, gue ngerti, tuh kak Zeno nungguin di depan kelas, lo pulang bareng dia?" Tanya Dara yang dijawab oleh anggukan Melly. Dara menghembuskan napasnya pelan dan Melly hanya cengar-cengir.

"Gue duluan ya sayang." Melly mencubit pipinya dan membuat Dara mendengus kasar. Gadis itu berjalan menjauh dari Dara, menghampiri Zeno dengan senyuman manisnya. Dan, begitu manis macam hubungan mereka berdua yang awalnya mungkin terasa pahit.

Membereskan bukunya, Dara benar-benar tinggal sendiri di kelas. Sial. Apa semuanya lupa piket kelas atau bagaimana sih? Sepi begini.

"Dar."

Dan suara berat yang Dara sangat kenal itu membuatnya menoleh, menampakkan Arga yang berdiri di depan kelasnya. Mengapa Arga kesini?

"Kenapa?"

"Boleh ngomong?"

Dara menyimpan kesenangan dalam hatinya. Apa Arga ingin kembali? Apa semua yang kemarin adalah kesalahan? Jika iya, gadis itu akan sangat senang sekali.

Ia membereskan bukunya lebih cepat. Menutup resleting tasnya dan menghampiri Arga. "Ngomong apa?"

"Jangan disini."

Tuh kan benar. Pasti deh ini, pasti kemarin Arga hanya sedang kesal saja dengan sesuatu atau sedang mengerjainya. Tapi, mengerjainya untuk apa? Dara 'kan tidak sedang ulang tahun dekat-dekat ini.

Mengikutinya dari belakang, Dara berhenti saat Arga berhenti di taman belakang sekolah. Suasana yang bagus sekali untuk kembali bersam lagi 'kan? Sejuk, damai, dan menyenangkan begini. Sama macam Arga menurutnya.

"Lo apa kabar?"

"Baik." Jawab Dara sembari tersenyum kecil. "Lo mau ngomong apaan?"

Arga berdeham sejenak, lalu matanya menatap Dara yang nampak berbinar senang. "Boleh gue minta hapus semua foto gue di instagram lo?"

Kacau.

Itulah yang dirasakan Dara saat ini. Arga benar-benar sudah menganggap semua ini berakhir? Atau Arga sebenarnya tidak pernah memulai?

Menahan tangis, Dara membuka suara. "Boleh gue tahu kenapa kita putus?"

"Boleh gue enggak bales pertanyaan lo yang satu ini?" Tanya Arga menatap Dara tambah lekat, membuat gadis itu bahkan sudah kesusahan melihat karena berusaha menahan air mata yang membuatnya terbendung.

Sesenggukan, gadis itu tersenyum kepada Arga. "Kalo gitu, boleh gue tahu kenapa gue harus hapus foto lo di instagram gue?"

Arga menghela napas sejenak. Dirinya mengalihkan pandangan, melihat langit yang luas begitu. Dan suara berat Arga menghancurkan semuanya. Luruh.

Dara berbalik, dan pergi sejauh-jauhnya. Dia mengusap matanya yang sedari tadi tak bisa berhenti menangis. Dia berjalan tak karuan menuju halte bus, duduk disana dan menangis sesenggukan.

Sebab, Arga berkata bahwa alasan ia harus menghapus fotonya dari instagram Dara adalah karena...























...pemuda itu sudah punya pacar sebelum memacari Dara.







-
Maaf telat.
Cinta untukmu.

DS : Be a Selebgram [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang