[7] PDKT

3.3K 202 6
                                    

Zeno

Dar

Dara
Eh iya kak? Kenapa?

Zeno
Saya minta tolong kamu buat ambil kostum drama di ruang teater ya. Soalnya saya udah pulang, dijaga baik-baik itu kostum karena udah tinggal 3 hari lagi.

Dara
Jaga hati saya enggak kak? (Delete)

Dara
Iya kak

Zeno
Itu kenapa pesannya dihapus? Saya belum baca loh.

Dara
Cuman salah ketik tadi kak.

Zeno
Oh yaudah makasih.

Dara
Sama-sama

Dara melompat-lompat tak karuan di ruang kelasnya yang sudah sepi itu. Beruntunglah Dara yang masih menetap di sekolah demi kelancaran tugas kelompoknya. Alhasil, tugas selesai, kak Zeno pun juga terselesaikan.

Ia berjalan senang menuju ruang teater, senyumnya tak henti-henti mengembang hingga ia bahkan menabrak satu-dua orang saat berjalan.

Membuka pintu, Dara mengambil kardus bertuliskan 'Kostum Drama' di atas meja dekat lemari berwarna coklat. Meskipun sedikit berat, tidak apa-apa yang penting kak Zeno mengiriminya pesan terlebih dahulu. Meskipun hanya sekedar minta bantuan, namun Dara senang tak karuan.

Berjalan menuju gerbang sekolah, ia memesan ojek online karena pastinya tak memungkinkan jika ia harus naik bus umum membawa kardus seperti ini. Apalagi diwaktu macet seperti ini, Dara pasti harus berdiri karena bangku bus umum sudah terpenuhi.

Mendapatkan pengemudi, Dara benar benar menunggu padahal hujan sudah mulai rintik-rintik. Semua orang nampak berlari, termasuk Dara yang kembali masuk ke dalam sekolah sembari menunggu bus umum.

Selang beberapa menit, hujan masih turun dan suasana masih sama dinginnya. Namun yang berbeda adalah, pengemudi Dara sudah sampai. Membuatnya bangkit dari bangku coklat dan berlari lagi menuju gerbang sekolahnya.

"Hei abang!"

Ia berteriak sebentar hingga..

Brak!

Kardus yang berisikan kostum drama terjatuh dan berceceran di jalan raya karena terdorong seseorang di belakangnya.

"Maaf, maaf gue buru-buru" seorang gadis yang membawa payung itu nampak menyesal namun Dara mengangguk sendu.

Dara yang berdiri di trotoar itu segera mengambil kostumnya namun terlambat karena sebuah mobil melintas membuatnya menepi. Ia baik-baik saja. Namun, kostumnya tak begitu.

Ia basah, terlindas, dan beberapa darinya robek.

Hari itu, Dara mengutuk kecerobohannya.

-

Dara menangis tak karuan, sudah berkali-kali ia datangi penjahit namun tak bisa menjahitnya dalam waktu tiga hari karena kostumnya cukup banyak.

Dan Dara juga harus mencucinya terlebih dahulu pasti dan itu memerlukan waktu paling sebentar satu hari.

Apa yang harus ia katakan?

Semua salahnya.

Seharusnya ia tak terlalu senang hingga ceroboh seperti itu.

Dara harus apa?

-

"Kostumnya basah? Robek juga?!" Kak Zeno memarahinya membuatnya menunduk lesu. Ia hanya bisa mengangguk sedangkan yang lainnya melihatnya dengan tatapan sinis. Bagaimana tidak, kostumnya ia rusak padahal semuanya sudah berlatih dengan keras.

"Saya udah kasih kamu amanah ya, kenapa kamu malah rusakin?"

"Saya kecewa, kamu gak serius jalanin drama ini 'kan?" Tanya kak Zeno membuatnya menggeleng.

"Saya serius kak" ucapnya menatap kakak kelas itu yang begitu tinggi darinya. Tatapan amarahnya tertuju padanya, hanya padanya.

"Kamu tahu gak kenapa saya mau jadi pangeran di drama ini? Tadinya saya berniat buat ngundurin diri saat pendaftaran kakak dan ibu tiri, tapi Melly bilang saya harus lanjutin"

"Kamu tau karena apa?"

Kak Zeno sedikit merendahkan badannya lalu membisikkan ke telinga Dara.

"Karena dia bilang, kamu suka sama saya, dan saya risih sama hal itu yang buat dia selalu ceritain kamu setiap saya lagi sama dia, kamu tahu gak? Saya sama dia itu pacaran"

"Jadi berhenti buat ikut drama ini kalo karena saya, kamu jadi gak totalitas" ucap kak Zeno lalu kembali ke posisinya semula. Ia duduk dan menegaskan kepada yang lainnya bahwa drama akan diundur beberapa hari lagi.

Sedangkan Dara,

Hanya menahan tangis.


-

Arga mana woy!

DS : Be a Selebgram [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang