Part 15 - The Desire

7K 199 199
                                    

Warning 21+

Please be considered of the content!

Lumayan panjang yaa.. anggap saja sebagai pengganti tak update seminggu kemarin krn penulisnya lg holiday :p

Next part will be updated when it reaches min 150 votes and positive comments (other than saying "next") from 20 readers.. Tanggapan para pembaca sangat membantu penulis untuk mengembangkan cerita ini.. ^^

Please pardon the typos!


Part 15 – The Desire

Keduanya memperdalam ciuman masing-masing menyalurkan hasrat tertahan yang kini mulai naik dan memberontak. Punggung Ran terlihat melengkung ke belakang saat bibir Deva kian memburunya dengan nafsu. Kedua tangannya berusaha menggenggam erat kemeja Deva di bagian pinggang tanpa peduli lagi jika perbuatannya akan membuat baju kantor pria itu berantakan. Di sisi lain, ia pun hanya mampu percaya pada satu tangan Deva yang menahan pinggangnya dengan sangat erat, tak membiarkannya menjauh.

Ran memekik tak jelas di tengah nafas terengah ketika tangan Deva yang merayap masuk ke kemejanya dan meremas payudaranya dengan kasar.

Gadis itu pun meraup oksigen sebanyak yang ia bisa ketika akhirnya Deva menghentikan ciuman panas mereka. Dua tangan besar itu kini bergerak cepat menyusuri satu per satu kancing kemeja Ran dan membukanya dengan terburu-buru.

"Dev no!" Tolak Ran keras saat tubuhnya terbanting ke belakang dan mendarat di atas ranjang.

Ini sama sekali di luar perkiraannya. Ran pikir tak ada salahnya membalas ciuman pria itu. Ia tak berniat memancing Deva sejauh ini mengingat mereka berdua harus bergegas pergi. Deva ke kantor sedangkan ia ke kampus untuk kelas pagi.

Namun Deva menghiraukan penolakan tersebut. Ia justru langsung menyingkap bra navy yang dipakai Ran ke atas lalu melahap isinya seperti orang kelaparan. Ran mendesah kencang ketika Deva dengan lihai bermain dengan sepasang gundukan kembarnya dengan begitu menggebu-gebu.

Penolakan Ran melemah ketika ikut terbuai dengan kenikmatan atas perlakuan Deva. Lidah, bibir dan tangan pria itu tak berhenti menjamah setiap inci kulit gadis di bawahnya, dan semakin gencar saat desah kenikmatan itu terdengar semakin merdu di telinganya.

Bibir Deva mulai bergerak turun ke perut putih Ran lalu turun ke area intim gadis itu yang hanya terbungkus oleh celana dalam sejak tadi. Tentu saja, pria itu melancarkan aksinya ketika Ran sedang bersiap-siap berpakaian sehabis mandi.

Dengan setitik kesadaran yang masih tersisa, Ran meraih kepala Deva dan menjambak rambutnya dengan kuat.

"Devara!!" Sentak Ran penuh penekanan dan berhasil membuat pria itu menghentikan gerakan tangannya tepat sebelum menurunkan celana dalam Ran. Deva mendesah kecewa dengan keras. Ia duduk di pinggir ranjang membelakangi Ran, yang masih terlentang dengan baju yang berantakan, hampir telanjang sepenuhnya.

Pria itu mengacak rambutnya dengan kasar. Ia pun berdiri dan melangkah menjauh dalam diam. "Tunggu aku!" Ujarnya dengan geram. Geram karena ia tak bisa mendapatkan apa yang ia inginkan. Ia harus menuntaskan hasratnya dengan cepat jika tidak ingin kehilangan kontrol lagi pada Ran. Terdengar suara pintu kamar mandi dibanting dengan keras membuat Ran kini merasa bersalah.

***

Deva mendiamkannya.

Ran tidak berani bertanya ketika yang dilakukan Deva hanyalah diam dengan wajah tertekuk begitu mereka masuk ke dalam mobil setelah pria itu memaksa untuk mengantarkan Ran ke kampus.

The Last Goodbye (The Series)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang