Haii..
maaf update nya lama sekali karena kerjaan lagi banyak..
Kalau sudah agak senggang pasti update cepet kok :)
Jangan lupa vomment nya yaa :3
Enjoy Reading! Pardon the typos!
Part 16 – The Answers
Deva melahap sop buah di tangannya masih dengan kedua mata yang tertuju pada layar televisi. Ia duduk di sofa dengan Ran yang berada di depannya, duduk di karpet, lengkap dengan layar laptop yang menyala.
Pemandangan yang jarang terlihat sejak Deva sering mengeluh lembur di kantor. Tapi hari ini, pria itu pulang dengan langkah ringan di sore hari membuat Ran sedikit terkejut. Tak ada pembicaraan yang berarti sejak Deva bergabung dengannya di depan televisi dan ikut menikmati delivery mie ayam serta sop buah yang sempat mereka pesan dari food court di bawah.
Ran menoleh pada pria di belakangnya. Deva terlihat begitu fokus menonton salah satu film superhero yang ditayangkan di televisi padahal mulutnya tidak berhenti mengunyah. Ran berdecak pelan lalu memukul paha pria itu.
"Sop buahku!" Serunya kesal karena potongan-potongan buah di dalam mangkok miliknya sudah habis setengah. Deva kembali menyuap potongan semangka terakhir baru menyodorkan mangkok tersebut ke sang pemilik aslinya.
"Kau menghabiskannya!" Keluh Ran dengan cemberut karena hanya tersisa potongan alpukat, nanas serta apel dan jelly berwarna-warni.
Deva mengelap bibirnya dengan tisu di atas meja lalu mengacak puncak kepala Ran yang tepat berada di hadapannya dengan gemas. "Kau juga pasti pilih-pilih dan memberikannya padaku." Jawabnya santai dan berhasil tak membuat Ran protes lagi. Deva sudah hafal dengan kebiasaan Ran yang selalu pilih-pilih memakan buah dan sangat bersedia untuk menghabiskan buah yang pasti akan disingkirkan Ran tanpa disuruh.
"Dev.." Panggil Ran di tengah kegiatannya menghabiskan sisa sop buah yang hampir tandas.
"Hmm.."
"Kau jago desain, bukan?" Tanya Ran dengan hati-hati agar niatnya dapat tersampai dengan baik. Namun Deva tidak terlalu menghiraukan perbedaan sikap Ran dan bahkan sudah kembali terhanyut pada tayangan televisi di depan.
"Kenapa?"
Sedikit ragu, Ran memutar tubuhnya agar bisa menatap Deva yang berada duduk di sofa. "Boleh aku minta tolong?"
Suara manis itu kini berhasil menarik perhatian Deva. Ia bukannya tidak tahu kalau Ran sengaja bertanya dengan nada semanis mungkin dan pasti ada sesuatu yang diinginkan gadis itu.
"Untuk?" Deva sembari membenarkan posisi duduknya dan memusatkan perhatiannya sekarang pada Ran. Dilihatnya gadis itu mengambil secarik kertas di atas meja lalu menyodorkannya pada Deva.
"Bantu aku desain tugas poster ini dengan photoshop. Sepertinya kemampuanku belum sampai untuk menyelesaikannya." Ujar Ran dengan cengiran lebar penuh harap. Deva masih memerhatikan sketsa ala kadarnya yang hanya berupa coretan-coretan pensil. Untung saja Ran bukan mengambil jurusan yang sama dengannya. Karena jika ya, maka berbagai makian dan omelan sudah pasti meluncur dari bibir Deva akibat gambar yang menyakitkan kedua matanya. Ini bahkan tidak layak dibilang sekedar draft.
Ran masih harap-harap cemas menunggu respon Deva, yang masih terdiam. Ia hampir menghela nafas pasrah karena jawaban yang ditunggunya tidak juga ia dapatkan. Setidaknya ia harus berbesar hati jika permintaan tolongnya ditolak. Tapi di ujung harapannya, Deva justru turun dari sofa dan bergabung duduk di atas karpet, tepat di samping Ran.
![](https://img.wattpad.com/cover/131509020-288-k975641.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Last Goodbye (The Series)
RomanceWARNING 21+ Most of parts are private. Please follow to read ^^ Highest Rank 🎖#30 Mature 🎖#78 Adult 🎖#35 21 🎖#2 Dewasa Ran bukan gadis polos namun ia tak pernah melewati batas sebelum bertemu Deva, pria baik dan hangat yang terjebak pada cinta s...