Part 12 - Closer To You

6.3K 201 103
                                    

Bagi yang udah baca versi oneshootnya, pasti tahu sedikit siapa dan apa peran Fiona nantinya.. dan pasti ada bayangan apa yang terjadi sama Ran di akhir oneshoot kemarin itu >_<

Buat followers baru, terima kasih sudah follow cerita ini.. jangan lupa vote dan proper comment kalian selalu ditunggu.. buat readers lama dan selalu memberikan komentar positif, terima kasih banyak selalu setia menunggu cerita gaje ini.. Membaca komen2 kalian sangat menghibur hati.. love you guys! ^^

Part 12 - Closer To You

Deva meneguk air putih dingin dalam gelas dalam genggamannya hingga tak bersisa lalu mengisi gelas kaca tersebut kembali hingga penuh dan mengulangi hal yang sama. Ia terlihat seperti seseorang yang tak minum seharian, begitu rakus menelan setiap teguknya dalam waktu singkat.

Suara tombol kunci ditekan terdengar bersamaan dengan Deva menaruh gelas minumnya ke atas meja makan. Kedua matanya menatap lekat pintu yang perlahan terbuka dan menampilkan satu-satunya orang yang memiliki akses apartemen miliknya selain dirinya sendiri.

Masih jelas dalam ingatan Deva setelah malam panas di tempat Ran, gadis itu datang dan menyetujui ide gila yang sempat terlontar dari mulutnya yaitu menawarkan Ran untuk tinggal bersama dengannya. Ran tentu menolak langsung dan menyatakan ketidaksetujuannya dalam hitungan detik.

Tapi apa yang mengubah pikiran Ran hanya dalam waktu tiga hari, gadis itu mendatanginya dan menghabiskan banyak malam dengan menginap bersamanya hingga sekarang. Deva tak terlalu mengambil pusing akan hal ini mengingat ia yang mencetuskan ide tersebut. Lagi pula, dengan adanya gadis itu justru membuat waktunya di apartemen tidak membosankan.

Terdengar konyol, tapi Deva mengakui ia senang ketika pulang kerja dan mendapati Ran dengan laptopnya di depan televisi atau gadis itu yang sedang menonton. Tak jarang mereka pun tenggelam dalam kerjaan masing-masing di tempat yang sama. Apartemennya terasa seperti lebih hidup dengan keberadaan gadis itu. Ditambah lagi, ia menjadi lebih mudah berkomunikasi dengan Ran. Contohnya seperti saat ini.

"Kau terlihat bahagia sekali hari ini." Sindirnya cepat begitu sang tamu sudah menyadari kehadirannya di ruang makan walau jaraknya agak jauh dari pintu. Kedua tangannya terlipat di depan dada membuat Deva terlihat serius dengan situasi saat ini.

Ran menampilkan senyum lebarnya yang semakin membenarkan sindiran tadi sambil menaruh tasnya di atas sofa tepat di depan televisi, sementara ia masih berdiri dengan menghadap ke arah Deva.

"Nada bicaramu terdengar tidak enak."

"Sudah puas jalan-jalannya?"

"Tentu saja!" Baik nada bicara maupun ekspresi wajah Ran sama-sama menunjukkan bahagia. Bagaimana tidak, jika ia pulang dengan perut yang terisi penuh karena traktiran Alya yang merayakan ulang tahunnya di sebuah restoran all-you-can eat. Menyenangkan Ran memang tak perlu hal yang rumit, cukup mentraktirnya hingga kenyang maka senyuman akan terus terbit di wajahnya.

Deva mendengus sebal lalu menghampiri tempat di mana Ran berdiri. Terlihat dari wajahnya jika pria itu sedang kesal, membuat Ran tak mampu menahan raut bingung dari wajahnya sendiri. Kepalanya terangkat sedikit begitu Deva tepat berada di hadapannya dan menatapnya dengan sangat dekat.

"Mengapa kau bertingkah seperti tadi? Kau sangat jelas menghindariku seharian ini." Tuntutnya langsung menunjukkan jelas bahwa ia tak main-main mencari jawaban mengenai hal yang membuatnya jengkel.

The Last Goodbye (The Series)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang