Warning 18+!
Mohon yang masih di bawah umur untuk mengerti ya ^^ banyak hal yang tidak pantas untuk dibaca apalagi ditiru dalam cerita ini..
Enjoy Reading! Pardon The Typos!
Part 19 – The Triangle Story (1)
Paginya, Ran terbangun lebih dulu begitu mendengar suara alarm ponsel miliknya meraung-raung dari ruang televisi. Tidak butuh waktu lama baginya mengumpulkan kesadaran karena yang langsung terlintas di otaknya adalah tugas yang belum selesai semalam dan itu harus dikirimkan ke sang dosen pagi ini.
Ran hanya memiliki satu kelas pagi setiap hari Jumat namun hari ini kelasnya ditiadakan karena dosen bersangkutan sedang mengikuti seminar, sehingga mereka diminta mengirimkan tugas melalui email sebelum jam sembilan pagi yang artinya ia hanya memiliki waktu satu setengah jam sebelum deadline.
Ran tidak tahu jam berapa Deva keluar kamar dan bergabung di sampingnya dengan tangan yang tidak berhenti mengetuk layar ponsel. Ia baru tersadar saat melihat jam setelah mengirim tugasnya dan menoleh pada Deva yang sedang berbaring santai.
"Deva! Jam sembilan!" Serunya tiba-tiba membuat Deva menghentikan kegiatannya. Ia melihat Ran, yang sedang menatapnya heran, dari balik ponsel.
"Kenapa? Kau telat ke kampus?" Tanyanya santai.
"Kau tidak bekerja? Ini masih hari Jumat."
"Kau juga tidak kuliah? Setahuku hari Jumat kau ada kelas pagi."
"Deeevvvvv.." Rajuk Ran gemas karena Deva tidak menjawab pertanyaannya sama sekali. Senyum usil Deva mengembang seketika lalu tertawa puas karena melihat reaksi barusan.
"Hari ini aku off. Orang tampan sepertiku mah bebas." Jawabnya diiringi tawa lagi tapi berubah menjadi ringisan dalam sedetik karena Ran sudah mencubitnya kencang. Ia mengusap lengannya yang memerah begitu Ran berhenti.
"Menyebalkan!" Ran mendengus gusar. "Pulanglah! Kau tidak diizinkan datang ke sini lagi!"
Bukannya panik atau merasa bersalah, Deva justru tertawa lagi mendengar ancaman Ran. Sepertinya wajah cemberut Ran lebih memenangkan hatinya pagi ini dari pada ancaman yang tidak menakutkan sama sekali.
"Aku hanya takut kau kurang obat tidur." Godanya lagi.
"Kau! Menyebalkan!" Ran mengangkat pantatnya dari sofa namun tangannya langsung ditarik oleh Deva sehingga ia kembali duduk. Deva mengubah posisinya menjadi duduk sehingga pandangan mereka lebih sejajar.
"Terima kasih sudah perhatian padaku." Katanya sungguh-sungguh tapi semakin membuat Ran cemberut. Ini masih pagi tapi entah sudah berapa kali Deva sengaja menggodanya. Ran kesal namun juga gemas di saat bersamaan. Rasanya ingin sekali mencubit Deva lagi tapi dengan sayang. Unch.
Tidak tahan melihat pemandangan di depannya, Deva menyerah untuk menggoda Ran dengan sikap seriusnya. Ia menarik bibir Ran yang cemberut sejak tadi dan tertawa lagi.
"Lebih baik kau menciumku dari pada cemberut begini."
Ran menepis tangan Deva lalu mengusap bibirnya. "In your dream!"
"Dalam mimpiku kita bahkan sudah bercinta."
Ran melotot. Seharusnya kalimat barusan bisa ia anggap penghinaan tapi apalah daya hatinya terlalu sayang untuk menyakiti Deva. Ck! Menggelikan Ran!
"Jadi bagaimana? Kau mau bercinta sekarang? Aku bisa menjamin tidurmu akan nyenyak seharian ini."
Ran mencoba menyabarkan hati lebih lagi. Tobat Ran, tobat! Kenapa kau bisa jatuh hati pada pria semesum ini? Ia bergeser mendekat dan menatap mata Deva dalam. Kedua tangannya ia angkat lalu menangkup wajah pria itu.
![](https://img.wattpad.com/cover/131509020-288-k975641.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Last Goodbye (The Series)
RomanceWARNING 21+ Most of parts are private. Please follow to read ^^ Highest Rank 🎖#30 Mature 🎖#78 Adult 🎖#35 21 🎖#2 Dewasa Ran bukan gadis polos namun ia tak pernah melewati batas sebelum bertemu Deva, pria baik dan hangat yang terjebak pada cinta s...