Part 3 - That Passionate Night

6.4K 179 30
                                    

Part 3 – That Passionate Night

Ran meringis sakit ketika tubuhnya didorong kasar oleh Deva ke atas ranjang yang tidak terlalu besar. Ciuman panas yang baru saja mereka lakukan mampu membuatnya kehilangan akal sehat. Tangan Deva yang terus meraba setiap jengkal tubuhnya membuatnya mendesah dan merasa melayang seakan tak ingat di mana mereka sedang berpijak.

Ia bahkan baru menyadari kalau pakaiannya tadi sudah terlepas dari tubuhnya sebelum Deva membantingnya ke atas ranjang. Kini hanya tersisa bra yang sudah turun karena pengaitnya telah terlepas dan juga celana dalamnya.

Ini salah!

Tiba-tiba akal sehat yang sempat diabaikannya berteriak kencang. Ran berusaha bangun namun tepat saat itu Deva sudah merangkak naik ke atasnya. Pria itu sudah sama sepertinya, hanya memakai sehelai kain yang menutupi area intimnya yang terlihat membesar.

Deva memerhatikan wajah memerah Ran dengan bibir yang sudah terlihat membengkak akibat ciuman brutalnya tadi. Pandangannya kini turun ke leher yang sudah dengan beberapa kissmark di sana. Semakin menurun, ia mendapati sepasang gundukan kembar putih yang tidak lagi tertutup penuh. Bahkan satu puncaknya sudah terlihat olehnya.

"D-dev.." Cicit Ran. Nyalinya tiba-tiba ciut ketika melihat sorot gairah di mata pria itu. Deva meraih satu tali bra yang sudah tidak berada di tempatnya hingga terlepas lalu membuangnya asal. Dengan kasar, ia langsung meremas payudara kanan Ran sedangkan mulutnya mengerjai payudara kiri gadis itu.

"Ahh.. D-dheevvhh.." Desah Ran sambil menggeliat karena aksi Deva. Ia merasakan sakit karena gigitan maupun pelintiran jari-jari Deva pada putingnya, namun di sisi lain ia merasakan sensasi yang tidak bisa dijelaskan. Sakit namun nikmat. Perih namun ia tak ingin pria itu berhenti.

Perlakuan Deva terus ikut menaikkan gairahnya. Tanpa sadar, kedua tangannya kini menjambak-jambak pelan rambut Deva, entah sebagai pengalih rasa nikmat atau karena tidak mau Deva berhenti. Punggungnya ia lengkungkan ke atas, seolah meminta Deva untuk menghisap payudaranya lebih dalam.

Hisapan Deva semakin kuat membuat Ran kini meracau. Satu tangannya kini bergerak turun dan menyentak celana dalam Ran hingga terlepas dan menampilkan area intim gadis itu. Deva meraba area intim itu mencoba menggodanya sementara mulutnya masih belum berhenti dari memberi gigitan di sekitar dua payudara Ran.

"Oh-aahh.." Ran mendesah keras ketika dua jari Deva memainkan klitorisnya. Mendengar itu, gairah Deva semakin tersulut. Ia sudah tidak tahan. Ia butuh pelepasan. Sekarang.

Dengan cepat Deva mengangkat tubuhnya sedikit dan melepaskan celana dalamnya, membuat Ran terkejut. Ini pertama kalinya ia melihat kejantanan seorang pria dan disentuh seintim ini.

Masih berkelana dengan pikiran-pikirannya, Ran sudah dikejutkan lagi dengan ciuman Deva yang begitu menggebu-gebu, membuatnya kembali sesak nafas. Satu tangan Deva kembali meremas dan memilin puting Ran, sedangkan tangan satunya ia gunakan untuk melebarkan paha Ran. Dengan cepat dan tanpa aba-aba, Deva mendorong kejantanannya masuk ke dalam pusat tubuh Ran.

Ran memekik kaget ketika merasakan sesuatu besar menusuk miliknya di bawah sana. "Akkh.. Dhh..eehhvvv.. saakkiithh.." Erangnya tertahan saat Deva terus mencoba memasukkan kejantanannya.

Deva berhenti dan menggeram. Sulit sekali! Ran sangat sempit dan sialnya belum setengah masuk, ia bisa merasakan kejantanannya dijepit erat dan begitu hangat. Gairahnya terus terpompa merasakan itu.

Ia tahu, inilah yang pertama buat Ran, karena ini juga yang pertama buatnya. Ia tahu ini terlalu cepat untuk Ran karena ia bisa merasakan kalau gadis itu baru mulai basah ketika memulai permainan dan masih membutuhkan foreplay, namun ia tidak bisa menunggu lama lagi untuk dipuaskan.

The Last Goodbye (The Series)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang