Part 10 - A Poison of Jealousy (1)

5K 189 46
                                    

Thanks buat para followers baru yang sudah mampir di sini^^

Vote dan proper commentnya selalu ditunggu yaa~

Warning typos! Enjoy reading!

Part 10 – A Poison of Jealousy (1)

AW!

Pekikan kaget seseorang menghentikan seluruh pembicaraan seru di sebuah meja panjang kantin dan mengambil alih fokus sembilan orang lainnya. Sonia memundurkan kursinya menjauh dari meja lalu berdiri untuk menjatuhkan tumpahan semangkok es buah pada rok swimwear dan handuk yang ada di pangkuannya, membuat keramik putih itu kini becek karena kuah es berwarna pink maupun kotor karena potongan buah-buahan.

Ran yang tak kalah kaget ikut berdiri dan mencoba membantu Sonia membersihkan kekacauan hasil keteledorannya. Tangannya bergetar memegang tisu yang langsung diambil oleh Sonia untuk mengelap tangannya yang ikut lengket.

"M-maaf. Aku-aku tidak sengaja." Ujarnya juga dengan suara yang bergetar dan penuh penyesalan. Sonia mengangkat wajahnya lalu tersenyum tipis, yang tetap tak mampu menyirnakan rasa bersalah Ran.

"Tidak masalah. Aku bisa mencucinya." Balas Sonia dengan nada ramah. Tak ada nada kesal yang terdengar ataupun raut kemarahan di wajahnya. Ia lalu menepuk lengan Ran sekali dengan pelan kemudian berjalan menuju ruang ganti yang berada di sebelah kantin untuk membilas kuah sirup yang terasa lengket. Untung saja yang tumpah bukan air panas.

Sepeninggal Sonia, Ran tetap berdiri mematung di tempatnya dengan kedua tangan yang saling menggenggam erat. Sebelumnya ia pun melakukan hal yang sama. Ia tidak sengaja menumpahkan semangkok sambal rawit yang membuat kotor hampir sepanjang meja panjang tempat mereka berada. Dan ini kedua kalinya ia melakukan kesalahan hingga merepotkan orang lain.

"Ran, jangan takut begitu. Ini bukan masalah besar." Ujar Yusie enteng lalu terkekeh karena menyadari wajah Ran terlihat tegang.

"Nia akan kembali sebentar lagi, lanjutkan saja makanmu." Tambah Gerald yang menarik kursi Ran kembali pada tempatnya, tepat di samping pria itu. Dilihatnya semangkok bakwan malang milik Ran yang bahkan belum habis setengah sejak tadi. Padahal, Yusie dan Sonia saja sudah menambah siomay setelah santapan utama nasi ayam kremes.

"Kau terlihat tidak fokus sejak kembali dari toilet." Kali ini suara Alya yang terdengar di telinganya membuat genggaman resah kedua tangan Ran semakin mengetat. Jika diingat, insiden sambal itu pun terjadi tepat setelah ia kembali dari toilet sesaat hendak menyantap hidangan makan siang mereka. Alya tentu menyadari perubahan tingkah sahabatnya itu karena Ran sama sekali tak terlibat pembicaraan mereka yang begitu seru, padahal sebelumnya Ran terlihat begitu semangat bermain-main dan berceloteh menanggapi candaan yang lain.

Ran mengangkat wajahnya namun yang dilihatnya adalah wajah datar Deva yang sedang menatapnya dalam dan menusuk. Ia langsung membuang wajahnya untuk melihat ke arah Alya serta Bima. Memandang Deva adalah hal sangat ingin ia hindari saat ini.

"Aku menyusulnya sebentar." Katanya pelan namun tetap ditangkap Alya dengan baik. Ia mengangguk mengerti di tengah-tengah kegiatannya mengunyah batagor yang dicomotnya dari piring Bima. Sementara itu, melihat punggung Ran yang semakin menjauh membuat Deva pun memutuskan untuk ikut beranjak. Tidak ada satu pun dari sahabatnya yang bertanya ke mana pria itu pergi, karena jawabannya sudah pasti. Menyusul Sonia.

***

"Ran, jangan berlebihan. Kau tidak perlu merasa bersalah sebesar ini." Ujar Sonia lagi menegaskan rasa risihnya untuk kesekian kali atas sikap Ran yang menurutnya berlebihan. Gadis itu datang tepat di saat ia baru selesai mencuci swimwear nya di bilik shower dan menyodorkan handuk kering yang ia tahu adalah milik Ran.

The Last Goodbye (The Series)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang