🌸🌸🌸
"Seriously? Kakekmu memang yang terbaik Hye Ri, coba saja keluargaku juga begitu." Se Ra memasang dua jempolnya mendengar cerita Hye Ri yang sebetulnya menyedihkan itu.
"Ayolah, kalian kenapa tidak mendukungku dan malah mendukung kakek?" Hye Ri membuang asal bungkus rotinya yang telah habis, lagipula dia yang akan piket hari ini.
"Kalian terlihat cocok." Hyeon bergumam di tengah kesibukan membacanya. Dia sibuk membolak balik halaman bukunya.
"Are you kidding me?" Hye Ri memasang mimik wajah tak percaya dengan pendapat Hyeon itu.
"Yah kalian memang serasi, aku juga setuju." Yoona ikut membenarkan ucapan Hyeon. Yoona sibuk memoleskan lipbalm di bibirnya.
"Tolong pegang." Yoona memberikan kaca kecil yang dibawanya kepada Hye Ri yang duduk di hadapannya untuk memegangnya supaya ia dapat memasang softlent ke matanya. Yoona malas menggunakan kacamata, jadi dia pakai lensa kontak agar penglihatannya lebih jelas."Oh come on! Kalian tidak membantu." Mengetahui Yoona telah selesai memasang lensa kontak dimatanya ia bangkit dari kursinya hendak berjalan keluar kelas.
"Mau kemana?" Panggil Yoona
"Beli roti coklat." Yah biasanya kalau sedang merasa kesal atau sedih dia akan menenangkan diri dengan memakan coklat sebanyak-banyaknya."Dasar, bisa bisa diabetes dia kebanyakan makan roti coklat." Melihat keadaan Hye Ri seperti ini membuat mereka serba salah.
"Ugh, lapar. Padahal baru makan roti tiga bungkus." Hye Ri melirik jam tangan pink yang menempel di pergelangannya, jam istirahat kedua akan segera berakhir.
"Ahjussi roti coklatnya lima." Hye Ri menunjukkan lima jari ke arah paman penjual itu.
"Maaf nona Hye Ri, kau terlambat, semua roti baru saja di borong." Hye Ri menampakkan rasa kecewanya lalu pergi dari sana.
"Cepat sekali habisnya." Hye Ri berjalan menjauh dengan mood yang semakin memburuk.
Seseorang tiba tiba menempelkan minuman dingin ke pipinya, membuat Hye Ri terkejut.
"Holla!"
"Yoon Jo, ah apa kabar, bukannya kau liburan ke Brazil?" Tanyanya keheranan melihat tiba tiba seseorang yang di sukainya berada di sini.Yoon Jo tertawa mendengar pernyataan polos Hye Ri, "Aku bukan liburan, hanya ada masalah keluarga yang perlu di selesaikan." Hye Ri hanya mengangguk paham. Laki laki blasteran Korea-Brazil berparas tampan ini selalu berhasil membuat jantung Hye Ri berdegup kencang.
"Ini, ku borong." Yoon Jo memberikan sekantung penuh roti coklat dan susu coklat.
"Ternyata kau yang memborongnya." Hye Ri menerima dengan senang hati tanpa embel embel malu. Apapun yang berhubungan dengan coklat, jangan di dekatkan dengan Hye Ri.
"Gomawo." Hye Ri tersenyum, dia selalu tersenyum kepada siapapun yang memberikannya coklat, kecuali Ten.
Yoon Jo mengelus pucuk kepala Hye Ri geram, pipi Hye Ri memanas. Hye Ri sudah seperti anak anjing yang menunjukkan kepandaiannya kepada majikan sehingga mendapat hadiah elusan manja.
"Lihat mereka, begitu bahagia padahal calon tunangannya sangat sedih di sini." Ten bersandar di balik tembok dengan tangan terlipat di depan dada menonton kebahagiaan mereka.
"Baiklah, aku ke kelas duluan, hati hati di jalan Hye Ri." Yoon Jo berjalan menjauh sambil melambaikan tangannya ke arah Hye Ri, Hye Ri membalas lambaiannya.
"Orang yang baik."
"Benar sekali." Hye Ri menjawab.
"Sudah tampan, pintar, dermawan."
"Sempurna." Hye Ri masih melambaikan tangannya padahal Yoon Jo sudah tidak ada."Tapi masih tampan Ten dari padanya?"
"Ani, dia orang yang jauh lebih sempurna dibandingkan orang aneh itu."Hye Ri berbalik memastikan orang itu, "Kaget aku."
Ten mengerutkan dahinya, "Hah ternyata tunanganmu yang orang aneh ini tidak lebih baik dari dia?"
"Menjauh dariku sebelum aku menguburmu hidup hidup." Hye Ri menajamkan matanya memberi peringatan, bukan Ten namanya kalau menyerah begitu saja. Ten kembali menyusul Hye Ri.
"Hye Ri, kau ingin punya anak berapa? Sepuluh? Kita beri nama siapa saja? Aku ingin salah satunya bernama Ten Junior." Ten mengikuti irama langkah kaki Hye Ri, Hye Ri hanya diam tak bergeming seolah-olah tak ada orang berjalan ataupun berbicara di sebelahnya.
"Kau mau kita bulan madu dimana? Thailand? Paris? US? Bali? Atau di bulan? Bukannya kau ingin mengunjungi bulan." Hye Ri menghentikan langkahnya menatap tajam Ten.
"Jangan mengikutiku, sudah ku bilang aku membencimu, kalau kau masih mengikutiku aku akan semakin membencimu." Hye Ri pergi meninggalkan Ten yang hanya berdiri diam disana.
Hati Ten rapuh, ternyata sulit sekali mendapatkan sikap manisnya jika dia berada di dekat Hye Ri. Ini semua salahnya. Hye Ri begitu membencinya karena perbuatannya dulu.
----------
KAMU SEDANG MEMBACA
I am Lovable (Tamat)
FanfictionIdol jatuh cinta dengan Anti-fans? Update : Selasa & Jumat