Tujuh Belas

119 9 0
                                    

                           🌸🌸🌸

Ten berjalan santai menuju ke kelas, tapi hari ini dia mengubah arah, dia dengan sengaja melangkah melewati koridor utama dimana kelas Hye Ri berada demi melihat Hye Ri di kelasnya. Dia melihat Hye Ri yang sedang tertawa riang bersama dengan sahabat sahabatnya.

"Lee Yeong Heum." Jae He menyapa lalu berlari kecil menghampiri Ten yang sedang berdiri mengintip di depan pintu kelas Hye Ri. Jae He memeluk mesra lengan Ten, Ten terkejut dan merasa risih dengan perlakuan Jae He.

"Jae He apa yang kau lakukan?" Ten melepaskan pelukan Jae He, tatapan sinis para fansnya membuat Ten merasa tak nyaman.

Jae He yang tak gentar tetap kekeuh memeluk lengan Ten, "Jae He, kau bukan kekasihku lagi, bertindaklah sewajarnya."

"Tapi kita belum sepakat untuk putus." Ten kembali berfikir, mereka memang belum bersepakat untuk putus, terakhir kali mereka bertemu saat Ten mengantar Jae He ke bandara untuk pindah ke Amerika.

"Sudah aku bilang kita Break bukan?."
"Sampai kapan?" Tanyanya berharap.
"Ughh, aku sudah tidak bisa bersamamu, kalau kau terus menggangguku aku terpaksa harus menjauhimu." Jawab Ten tegas.

Hye Ri dan sahabat sahabatnya berjalan keluar kelas hendak pergi ke toilet. Tanpa sengaja mata mereka berdua berpapasan, pandangan Hye Ri berubah ke arah pelukan Jae He di tanganTen, Ten buru buru melepaskan pelukan Jae He di lengannya.
"Hai Hye Ri, kenalkan ini pacarku." Ujar Jae He membanggakan Ten di hadapan tunangan Ten. Tentu saja Jae He belum mengetahui kabar pertunangan mereka.
"Mantan." Ten membenarkan ucapan Jae He.
"Kita belum putus." Balasnya ketus.

"Ahh benarkah?" Hye Ri tersenyum hambar kepada Jae He.
"Benar dia pacarmu? Sudah berapa lama?" Tanya Se Ra sedikit mengintrogasi, Yoona menyikut siku Se Ra yang bicara seenak jidat tanpa melihat situasi.

"Tidak tidak, kami tidak ada hubungan apapun." Ten menengahi.
"Kau apa apaan sih, kau itu masih berstatus pacarku." Ujar Jae He kembali memeluk lengan Ten, semua orang mendengar percakapan mereka. Ten melepaskan kembali pelukan Jae He di tangannya.

"Cukup Jae He! Kau bukan pacarku dan mulai sekarang kau jangan menggangguku karena aku sudah mempunyai tunangan." Ten kelepasan, dia terlalu kesal melihat tingkah Jae He. Lihat betapa terkejut reaksi orang orang mendengar pernyataan Ten.

"Ten punya tunangan?"
"Iya, siapa ya?"
"Aku baru tahu." Orang orang sibuk berbisik dan menatap sedih Ten. Ten mengusap kasar wajahnya. Lihat Hye Ri tampak menahan amarahnya, padahal mereka sepakat merahasiakan hal ini.

"Apa?? Kau punya tunangan? Bagaimana bisa? Kau menghianatiku?" "Kau mantan pacarku, kau sudah tidak punya hak untuk diriku." Ten pergi meninggalkan mereka di sana, mood nya memburuk.

"Hye Ri?" Bisik Se Ra pelan.
"Arrrggg!! Siapapun tunangan Yeong Heum itu, aku akan membuatnya menderita." Jae He berteriak marah, Hye Ri dan teman teman terkejut bukan main.

"Eum Jae.. Jae He tenangkan dirimu." Ujar Hye Ri berusaha menenangkan Jae He yang tentu saja bila dia mengetahui soal pertunangannya, habis sudah.

"Maafkan aku. Aku hanya marah mendengar dia diam diam sudah memiliki tunangan." Jae He mengusap pelan wajahnya.
"Sebaiknya kau beristirahat di UKS, mau aku antarkan?" Hye Ri mengusap pelan punggung Jae He.
"Tak perlu Hye Ri, tapi terima kasih sudah menawarkan, aku pergi dulu." Jae He pergi meninggalkan mereka dengan perasaan kesal.

"Apa yang kalian lakukan di sini? Cepat masuk kelas." Seorang guru datang membubarkan mereka.

......

"Sebentar lagi kalian Ujian Kelulusan ya?" Tanya Felix sambil menyedokkan supnya, saat ini mereka semua termasuk Ten dan kakeknya sedang makan malam keluarga di sebuah restoran mewah di Korea.

"Iya satu bulan lagi." Jawab Hye Ri di tengah tengah suapannya. Ten tidak menyentuh makanannya, tangannya yang memegang sendok sibuk mengaduk sup di mangkuk, sementara matanya terus memperhatikan Hye Ri yang sedang makan.

"Ten?" Panggil Tae He.
"Iya kakek?"
"Bagaimana rencana pertunangan kalian?"
"Sudah beres." Ten menujukkan jempolnya ke Tae He.

"Bagaimana kalau di undur saja." Sontak semua orang di meja tersebut berhenti dengan kegiatan makan mereka, menatap ke arah Hye Ri dengan bingung.

"Apa maksudmu Hye Ri?" Tanya He Ra lembut, "Eomma, sebentar lagi kami akan ujian, bukankah seharusnya kami fokus ke ujian dulu?" Ujarnya sekilas menatap ke arah Ten yang kebingungan.

"Memang benar sih. Menurutmu bagaimana?" Tanya Tae He melirik Felix.

"Tidak!" Ujar Felix penuh ketegasan, dan Ten tersenyum mendengarnya, "Lebih baik mempercepat pertunangan kalian, supaya nanti kalian tidak kesulitan lagi." Yang namanya Felix kalau sudah memerintah, siapapun bahkan cucu kesayangannya tak dapat mengelak.

"Tapi kek.."
"Cukup Hye Ri, turuti kakek." Pertama kali dalam hidupnya, seseorang membentak Hye Ri dan itu adalah sosok kakek yang disayangnya.

"Hye Ri maafkan kakek." Air mata Hye Ri perlahan turun, tak peduli semua melihat ke arahnya ia tak kuasa menahannya.

"Hye Ri!!" Hye Ri pergi meninggalkan makan malam begitu saja, Ten yang melihat kejadian itu langsung berlari mengejar Hye Ri.

Hye Ri mengusap kasar air matanya dia berlari tanpa arah, "Hye Ri berhenti." Ten berusaha mengejar Hye Ri yang berlari ke jalan raya.

Dari kejauhan seorang wanita tersenyum penuh kebencian membawa mobilnya dengan kecepatan penuh, "Hye Ri!!"

Ten dengan cepat memeluk Hye Ri hingga mobil itu menghantam tubuh mereka dengan keras, mereka berdua terpental jauh namun Ten tetap memeluk Hye Ri yang sudah tak sadarkan diri.

Mobil yang menambrak mereka melarikan diri begitu saja.

Pandangan Ten mulai mengabur, darah bersimbah di jalanan malam itu. Ten ikut tak sadarkan diri dengan posisi memeluk Hye Ri, air matanya terjatuh di tengah ketidak sadarannya.

---------

I am Lovable (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang