Sepuluh

113 13 2
                                    

                            🌸🌸🌸

"Semua murid segera berkumpul di posisi masing masing karena Kompetisi Olahraga dan Seni akan segera dimulai." Sang MC dengan semangat memulai pembukaan festival
olahraga dan seni tahunanan sekolah.

"Semuanya, kita sudah membagi beberapa kelompok secara bergantian. Yang sudah mendapat bagian harap segera mendatangi posisinya masing masing." Hyeon sebagai seksi olahraga bicara panjang lebar.

"Hoam.." Hye Ri menguap, matanya entah tinggal beberapa watt lagi, yang dia butuhkan sekarang adalah tidur.

"Ayo Hye Ri, kau ikut sepak bola wanita kan?" Tanya Se Ra.

"Tapi aku ngantuk." Hye Ri mengusap kedua kelopak matanya.

"Kalian saja ya, aku mau tidur." Yoona menarik paksa tangan Hye Ri menuju ke lapangan basket.

"Setidaknya kau lihat pertandingan pertama dahulu."
"Yoonaa..." Hye Ri merengek sambil menahan kantuknya.

Mereka duduk di barisan ke tiga kursi stadion permainan basket akan berlangsung. Hye Ri tidak menghiraukan keriuhan para murid di sana. Matanya mengantuk sekali. Sahabatnya terlalu sibuk menyoraki para pemain basket, dan ada Ten disana.

Bugh

Kepala Hye Ri hampir terjatuh tapi kepalanya jatuh tepat di pundak seseorang sehingga ia dapat bersandar.

"Jangan tidur di sini." Hye Ri mengenali suara ini, " Yoon Jo?"

"Kau begadang?" Hye Ri mengangguk lemas sesekali menutup matanya. 'Ini juga karenamu aku tidak bisa tidur.'

"Tunggu di sini sebentar, aku akan membelikan kopi untukmu." Yoon Jo meninggalkan Hye Ri, sahabatnya sibuk bersorak riuh mengabaikannya.

Di tengah kantuknya Hye Ri merasakan kesakitan di area perut, Hye Ri memegang perutnya menahan sakit. Wajahnya berubah pucat, dia tak ingin terlalu merepotkan sahabatnya jadi dia berjalan sendirian menuju ruang UKS meninggalkan sahabatnya.

"Ten kembali mendribble dan memasukkan bola ke ring, 2-0." Ucap sang MC bersemangat. Permainan baru dimulai namun Ten sudah memasukkan bola dua kali.

Keringatnya bercuruan dari rambut membuat kesan sexy bagi para kaum hawa yang melihatnya.

Semua pemain bertos ria ke arah Ten, Ten mengalihkan pandangannya ke tribun penonton

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Semua pemain bertos ria ke arah Ten, Ten mengalihkan pandangannya ke tribun penonton. Beberapa detik yang tadi dia melihat Hye Ri duduk disana bersama sahabatnya, kemana dia?

"Ten berlari meninggalkan lapangan begitu saja setelah memasukkan bola ke ring selama dua kali. Kami terpaksa mendiskualifikasinya karena pergi tanpa izin." Beberapa penonton wanita pendukung Ten tampak kecewa.

Ten berlari kencang meninggalkan Lapangan, biarlah permainannya berhenti atau bahkan ia akan di diskualifikasi, sekarang Hye Ri jauh lebih penting.

Ten berkeliling mencari di setiap sudut sekolah, namun tak ditemukan Hye Ri dimanapun. Ten mulai resah sesekali menjambak rambutnya. Harusnya dia memaksa Hye Ri sarapan tadi pagi.

Sedangkan Yoon Jo sudah kembali ke lapangan dan melihat Hye Ri tak ada di tempat. "Mana Hye Ri?" Tanya Yoon Jo kepada sahabat Hye Ri yang bahkan tidak menyadari kepergian Hye Ri.
Mereka semua ikut cemas.

"Beberapa menit yang lalu dia duduk disini." Jawab Yoona khawatir.
"Ayo kita cari dia."

"Ughh, perutku." Wajahnya sudah pucat pasi, Hye Ri berjalan memegangi tembok supaya dia tidak terjatuh. Sakit di area perutnya semakin menjadi jadi.

"To..tolong." Percuma dia meminta tolong, tak ada siapapun di sini, semua orang berada di lapangan stadion. Hye Ri merutuki kebodohannya. Dada dan perutnya sakit secara bersamaan.

Penglihatannya tiba tiba menjadi buram, ia hampir terjatuh ke lantai hingga sepasang tangan kekar menahan tubuh mungilnya. Hye Ri sudah tak sadarkan diri.

Ten buru buru mengangkat tubuh lemah Hye Ri yang sudah tak sadarkan diri dan membawanya ke UKS.

"Bertahanlah Hye Ri, bertahan." Ten menahan air matanya melihat wajah gadis kecilnya memutih. Tubuhnya lemas sudah tak sadarkan diri.

"Tolong beri pengobatan untuk Hye Ri." Ten membuka pintu UKS dengan susah karena kedua tangannya memegang Hye Ri, namun akhirnya berhasil. Kesal tak ada satupun orang di UKS, kemana seluruh guru dan murid yang bertugas?

"Kemana semua orang." Ten memeluk Hye Ri dalam gendongannya dengan posessif dan berlari menuju parkiran mobilnya yang beruntung terletak tidak jauh dari UKS.

Ten mendudukkan Hye Ri di kursi penumpang, memasang seltbet lalu dengan cepat mengendarai mobilnya menuju ke rumah sakit.

"Bertahan Hye Ri, kumohon bertahanlah untukku." Setetes air mata berhasil terjatuh dari pelupuk mata Ten.

.......

I am Lovable (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang