🌸🌸🌸
"Kenapa kakek memanggilku?" Hye Ri merasa ganjal duduk di sebelah orang yang paling di bencinya. Seperti aura membunuh tiba tiba sedang menyergapnya.
"Berhenti bertingkah seperti itu kepada calon tunanganmu. Cobalah untuk bersikap manis kepadanya." Hye Ri menyerah, akhirnya dia duduk manis menatap kakeknya.
"Jadi, mulai sekarang kau akan pergi dan pulang bersama Young Heum." Sembur kakeknya santai di tengah tawanya yang menggelegar terkesan seperti tawa jahat.
"Kakek.. akukan selalu membawa mobil ke sekolah." Gerutunya
"Mobilmu akan kakek simpan di rumah. Kau tidak boleh membawanya lagi mulai sekarang." Kakeknya menjulurkan tangan meminta kunci mobil yang selalu tersimpan di saku rok Hye Ri."Tapi kek, kenapa harus dia, kan bisa minta supir pribadi." Hye Ri memberikan kunci untuk mobil kesayangannya yang diberi nama Kitty kepada kakeknya.
"Kakek tidak mau repot repot menyewa sopir untukmu, kau kan punya tunangan kenapa harus sopir." Ten menahan tawanya melihat Hye Ri yang selalu tidak bisa membantah ucapan kakeknya.
"Oke oke, tapi uang jajan bulananku di tambah."
"Setuju." Balas kakeknya mengedipkan sebelah matanya. Padahal dia hanya ingin mengancam kakeknya tapi kakeknya malah semakin menjadi."Baiklah kalian boleh keluar. Akur akurlah kalian berdua." Mereka menunduk memberi hormat bersamaan lalu keluar dari ruangan itu.
"Aku masih membencimu tahu." Hye Ri mengatakan hal menyakitkan tanpa melihat ke arah Ten.
"Iya aku tahu." Jawabnya lesu.
"Berhenti disana, jangan berjalan beriringan denganku." Ten hanya menuruti kemauan calon tunangannya ini. Entah kenapa dia merasa senang setiap kali melihat Hye Ri marah kepadanya. Wajahnya lucu dan cantik bersamaan, apalagi kalau Hye Ri mau tersenyum untuknya.Dia cukup sabar dengan perlakuan Hye Ri, memang semua ini salahnya hingga Hye Ri begitu membencinya.
Flashback
"Hai namaku Lee Young Heum, kata eomma dan appa aku anak yang paling tampan, jadi bertemanlah denganku jadi kalian juga akan tampan." Bocah polos itu menunduk memberi hormat, seluruh teman barunya bertepuk tangan kecuali gadis kecil yang sibuk berbicara dengan bonekanya.
"Baiklah Young Heum duduk di samping Hye Ri ya." Guru itu menunjuk bangku pojok, Yeong Heum berlari menghampiri gadis kecil manis yang berbicara sendiri dengan bonekanya itu.
"Kitty, aku suka coklat, aku juga menyukaimu." Hye Ri memeluk erat boneka teddy bear yang di beri nama kitty itu.
"Aku juga menyukaimu, tapi aku tak suka coklat." Celetuk Yeong Heum
"Benarkah? Tapi aku suka coklat. Hah? Kau siapa?" Tanyanya polos ketika baru menyadari ada orang asing disampingnya.
"Aku Lee Young Heum, senang bertemu denganmu, mau jadi temanku, suatu saat nanti mungkin kita akan menikah." Dasar obsesi anak TK, belajar darimana dia berkata seperti itu?
"Apa itu menikah? Apakah rasanya enak? Seperti coklat? Kalau begitu ayo berteman lalu makan menikah." Balasnya polos.
"Ibu guru ibu guru, menikah itu apa?" Seorang bocah laki laki di samping Hye Ri mengancungkan tangan lalu bertanya kepada gurunya.
"Eumm. Kau tau dari mana?" Guru itu kebingungan menjelaskannya.
"Soalnya murid baru mengajak Hye Ri menikah."
"Iya rasanya seperti coklat." Jawab Hye Ri penuh dengan sejuta kepolosannya. Gurunya tidak mau menodai fikiran anak kecil jadi dia mengalihkan pembicaraan mereka......
Saat jam istirahat tiba, anak anak yang lain bermain di taman sedangkan Hye Ri bermain sendirian dengan bonekanya. Dia tak punya teman di TK, dia hanya sibuk bermain dengan bonekanya.
"Hye Ri, kau bermain dengan kitty? Boleh aku ikut." Young Heum menyapanya, Hye Ri membalas dengan senyuman lalu mengangguk.
"Kita sudah berteman kan? Kapan kita kan menikah?" Tanyanya polos
"Mungkin sebentar lagi." Jawab Young Heum, padahal Young Heum sendiri tak tahu apa arti menikah, ia hanya sering mendengar ibunya membicarakannya dengan kakak sepupunya.
Hari bertambah hari kedua bocah itu semakin dekat saja, Hye Ri yang biasanya selalu menyendiri sekarang sudah memiliki teman walau hanya Young Heum.
"Hey Young Heum kenapa kau hanya main dengan anak aneh itu, dia tidak mau berteman dengan kami. Kau kan laki laki kenapa main boneka, seperti perempuan saja." Salah seorang bocak lelaki mengejek Young Heum, Young Heum menggeleng.
"Aku tidak mau main lagi dengannya. Aku tidak mau jadi perempuan." Yeong Heum kecil tidak suka di ejek.
"Bagus, lebih baik kau main bola dengan kami." Si polos Young Heum menerima pertemanan mereka dan meninggalkan Hye Ri."Young Heum, main samaku yuk." Hye Ri menarik ujung baju Young Heum.
"Tidak mau, main saja sendiri, orang aneh." Young Heum mendorong Hye Ri hingga jatuh tersungkur di tanah.
Tapi Hye Ri bangkit dan membersihkan bajunya dari debu pasir lalu pergi meninggalkan Young Heum dan teman temannya.
"Bagus Young Heum."
Tak ada teman, hidupnya kembali sunyi. Ini berbeda dengan sebelumnya. Ia merindukan Young Heum yang dulu.
Rombongan Young Heum dan teman teman mendatangi Hye Ri yang sedang duduk di ayunan memeluk bonekanya. Young Heum mendorong Hye Ri dengan kuat membuatnya terjatuh dari ayunan yang didudukinya.
"Hahah." Mereka tertawa
Hye Ri terdiam sejenak lalu bangun dari terjatuhnya, dahinya menyucurkan darah segar karena kepalanya tadi membentur batu di hadapannya.
Hye Ri menangis dalam diam, mereka semua berlari menjauh termasuk Young Heum. Young Heum kecil menyesal melakukan hal keterlaluan itu.
Mereka sering menjahili Hye Ri tapi yang itu sudah terlalu keterlaluan.
"Anak anak, Hye Ri sudah pindah sekolah." Keesokan harinya datang kabar Hye Ri pindah sekolah.
Semenjak kepindahan Hye Ri, Young Heum juga pindah ke negara asalnya, Thailand. Bertahun tahun ia menyesalkan apa yang telah dilakukannya hingga akhirnya mereka di pertemukan kembali.
-------

KAMU SEDANG MEMBACA
I am Lovable (Tamat)
FanfictionIdol jatuh cinta dengan Anti-fans? Update : Selasa & Jumat