Enam Belas

118 12 1
                                    

                            🌸🌸🌸

"Ughh, bagaimana ini." Hye Ri berguling guling selama sejam di atas kasurnya. Dia resah memikirkan pernyataan cinta dari Ten.

"Apa yang aku fikirkan sih?" Hye Ri mendudukkan diri di tepi kasur dan melihat pantulan dirinya di kaca hadapannya. Dia melihat dengan jelas kalung yang bersinar indah di lehernya.

"Kalung yang cantik." Hye Ri menyentuh kalung di lehernya mengagumi ke indahannya.

Hye Ri mengarahkan pandangannya pada cincin yang melekat di jari tangannya. Di cabutnya cincin itu lalu di lemparnya asal. "Aku harus melupakan Yoon Jo."

"Sial, dia sudah membuatku terlalu berharap." Hye Ri berjalan menuju kamar mandi berniat untuk membersihkan diri. Hari ini hari minggu jadi dia libur sekolah, tapi kakeknya meminta agar Hye Ri pergi bersama Ten hari ini untuk menentukan cincin pertunangan mereka.

Tinggal dua minggu lagi menuju hari pertunangan mereka. "Apa aku fokus saja dengan pertunangan ini? Apa aku bisa memaafkannya?" Dia masih terpaku di depan pintu kamar mandi.

"Nona Hye Ri, Tuan Young Heum sudah datang untuk menjemputmu." Tanpa ketukan pintu seorang maid masuk ke kamar Hye Ri.

"Baik, aku mandi dulu." Hye Ri berjalan menuju kamar mandi.

------

"Apa ini tidak berlebihan?" Hye Ri duduk menatap pantulan dirinya di kaca rias, polesan make up tipis menghiasi wajahnya.

"Kenapa kau lama?" Sebut Ten yang tiba tiba sudah berdiri di belakang Hye Ri.

"A.. apa yang kau.. bagaimana bisa kau masuk." Hye Ri buru buru berdiri lalu berbalik menatap Ten dengan perasaan kacau, dia yang berdiri di hadapannya saat ini adalah orang yang sejak tadi menghantui fikirannya.

Ten memasukkan kedua tangan di saku celananya, dia mengalihkan pandangannya dari mata biru Hye Ri ke kalung di leher Hye Ri.

"Kau menyukainya?" Ten menatap Hye Ri penuh harap.
"Apa?" Tanyanya ketus
"Kalung itu, kau menggunakannya, berarti kau sudah memaafkanku?"
"Tidak.. tidak tentu saja tidak, kau gila ya. Aku memakainya karena aku menghargai pemberian orang lain." Balasnya kembali ketus, sebenarnya dia ingin mengucapkan terimakasih untuk kalung dan kejadian kemarin.

"Ce.. cepat nanti kita terlambat." Hue Ri mengambil tas sandang di meja riasnya asal, Hye Ri pergi mendahului Ten yang masih di kamarnya.

Ten memperhatikan setiap sudut kamar Hye Ri secara seksama, di lantai dekat kasurnya terdapat benda kecil berkilau. Ten yang penasaran menghampiri dan mengambil benda yang ternyata sebuah cincin. Ten ingat ini adalah cincin yang di berikan Yoon Jo kepada Hye Ri.

Ten buru buru menyimpan cincin itu ke dalam saku celananya dan pergi meninggalkan kamar calon tunangannya.

"Kau sudah lihat MV terbaruku?" Tanya Ten menghilangkan kesunyian di dalam mobil, hari ini Ten tidak menyetir mobil. Kakeknya menyewa supir pribadi untuk mereka.

"Apa untungnya buatku." Jawab Hye Ri yang mengalihkan pandangannya ke luar jendela. Ia lagi lagi berbohong, padahal semalaman dia mengulang ngulang MV terbaru Ten bersama Taeyong di Youtube. Dia bahkan menstalking setiap info sekecil apapun tentang Ten. Bahkan dalam semalam Hye Ri sudah mengumpulkan 200 foto Ten yang di simpannya di galeri. Apa ini? Antifans yang akhirnya menjadi fans fanatik?

"Kalau sempat tontonlah."
"Kenapa aku harus menontonnya?"
"Karena kau tunanganku, maksudku calon dalam dua minggu lagi. Dan juga aku terlihat tampan disana." Ten membanggakan diri.

Hye Ri mengabaikan Ten di sampingnya, dia mulai menyibukkan diri dengan ponselnya, melihat lihat yang sedang booming di instagramnya.

Cekrek

"Apa yang kau.." Hye Ri tampak terkejut dengan tindakan Ten yang memfotonya tiba tiba.
"Hapus foto itu." Hye Ri hendak merampas paksa ponsel Ten dari tangannya namun percuma saja.

" Hye Ri hendak merampas paksa ponsel Ten dari tangannya namun percuma saja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Mau kau apakan fotoku." Tanyanya kesal.
"Akan aku jadikan wallpaper di ponselku, supaya aku selalu mengingatmu." Pipi Hye Ri memerah mendengar alasan Ten.
"Da..dasar mesum, hapus fotoku." Hye Ri kembali berusaha mengambil ponsel Ten namun tetap gagal.

"Tuan, Nona kita sudah sampai." Ujar sopir pribadi mereka mencoba menengahi pertengkaran mereka.

"Uggh awas kau." Hye Ri keluar dari mobil dan menghempaskan pintu mobil.

"Tunangan anda sangat galak ya Tuan Yeong Heum." Kata sopirnya melihat Ten yang belum juga keluar dari mobil.

"Tapi aku menyukai kegalakannya, kau jangan suka padanya Edward." Ancam Ten.
"Tentu tidak tuan, saya sudah punya dua istri dan lima anak." Edward tertawa, dan Ten hanya diam tak menyangka.

"Pesonamu hebat juga." Ten ikut keluar dari mobil dan menyusul Hye Ri yang sudah memasuki toko.

"Selamat datang di toki kami, ada yang bisa kami bantu." Tanya penjaga toko itu genit, ini toko yang waktu itu Ten kunjungi saat hendak membeli kalung Hye Ri. Penjaganya berbeda dengan yang kemarin.

"Apa kau mau mencari jam tangan untukmu? Kami menjual produk baru, baru datang." Ujarnya mencoba manja di hadapan Ten.

"Lihat betapa genitnya penjaga toko itu." Gumam Hye Ri saat baru keluar dari kamar kecil, entah kenapa Hye Ri cemburu melihatnya.

Ten tak sengaja melihat Hye Ri yang memperhatikannya dan penjaga toko ini, Ten tersenyum dan melambaikan tangannya ke arah Hye Ri.

Hye Ri berjalan menghampiri Ten lalu memeluk mesra tangan Ten. Dia terkejut dengan perlakuan tiba tiba Hye Ri. Tapi Ten tahu satu hal saat melihat mata Hye Ri tadi, dia sedang cemburu.

"Sayang, ayo kita cari toko lain saja." Ujar Hye Ri manja, Ten bingung dengan perubahan sikapnya.
"Aku tidak mau beli cincin pertunangan kita disini, penjaganya genit kepadamu." Hye Ri menatap sinis ke arah penjaga yang terlihat malu itu.

"Baiklah sayangku, apapun untukmu." Ten sudah mengerti maksud perlakuan Hye Ri, jadi Hye Ri benar cemburu. Hye Ri sudah menaruh hati padanya.

"Ayo pergi." Merek berjalan keluar dari toko meninggalkan penjaga tadi yang malu terhadap tindakannya yang sudah menggoda tunangan orang lain.

Hye Ri melepas pelukan mesranya, "Lho kenapa di lepas sayang." Hye Ri menginjak kaki Ten, "Aww."

"Aku menyelamatkanmu bodoh." Ten hanya tersenyum bahagia.

"Sayang tunggu aku." Panggil Ten

------

Masih mikir mikir nih mau lanjutin atau stop.

I am Lovable (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang