Ujian Hati

69 1 1
                                    

Aku memarkirkan si putih roda empat didepan rumah sahabat lamaku, Ella.  Malam tadi aku berjanji menjemputnya untuk bersama-sama menghadiri Reuni Perak SMP tempat kami sekolah dulu. Suaminya tengah keluar kota, sedang kendaraannya tengah dipinjam sebagai sarana transportasi kerabatnya yang tengah sakit keras.

Belum sempat mematikan mesin untuk turun, sosok yang pernah setahun sebangkuku di kelas 3 keluar dari rumah dengan dandanan muslimah yang keren, celana plus blazer panjang maroon , jilbab kotak kotak ala papan catur warna senada lengkap dengan tas dan sepatunya.

"Kita langsung aja ya, Vin", ucapnya sambil membuka pintu depan lalu duduk disebelahku.

Aku tersenyum "Okey, cabuut...", jawabku

*****

Tiba di Hotel Horizon, lokasi yang digunakan sebagai tempat reuni berlangsung.

Kami berdua melangkah memasuki lift menuju lantai 4 sebagaimana keterangan tempat yang tertera di undangan.

Aula itu tampak ramai, aku sedikit gugup karena sebagian wajah tamu yang telah datang terlihat asing bagiku. Tak mengejutkan, karena aku dulu bukanlah siswa gaul yang mudah berteman baik dengan siapa saja, teman akrabku bisa dihitung jari, bahkan sebagian sahabat lamaku menggelari aku si kutu buku.

Seseorang menyapa Ella, si ratu Gaul yang supel. "Haloow maakk El, tambah cantik aja lu...long time no see...", sapa seorang laki-laki yang kukenal menyapa sahabatku itu sambil menjabat erat tangannya.  Aku tersenyum saja, memperhatikan.

"Rudi...!!", pekiknya kemudian.  Yang disapa tertawa "ini dia mantan gebetan gua dulu..", sahutnya
"Haha...dan lu salah satu korban PHP gua dulu...", katanya setengah tertawa. Wajah Rudy mesam mesem. Disampingnya, seorang pria simpatik berkumis tipis dan sedikit berjanggut, cukup tampan ikut tersenyum. Aku mencoba mengingat-ingat. Tiba-tiba dadaku berdesir...

"Vina ya...si kutu buku ?", tanya pria itu kalem
"Ghani bukan ya...?", ucapku balas bertanya setengah ragu-ragu bercampur kikuk
Ia tersenyum sambil mengangguk...
"Hai....assalamualaikum bu Vina,", tegur Rudi mengalihkan pandangannya padaku yang sedari tadi juga berdiri disamping Ella.  Ia menangkupkan tangannya didada seolah segan mengajakku bersalaman, mungkin karena penampilanku yang berhijab panjang dengan warna keseluruhan gelap. Aku membalas salamnya dengan cara yang sama.

Sejenak kami berjalan mengitari ruangan mencari sahabat-sahabat yang dulu sekelas, kemudian membaur dalam suasana penuh gelak tawa nostalgia masa-masa remaja....Sesekali aku mencuri pandang kearah Ghani, detak jantungku masih sama. Kuperhatikan ia banyak menyendiri di sudut ruangan....

******

[Assalamualaikum Vin, sibuk gak?] Bunyi WA dari Ghani
Aku tertegun, tak biasa-biasanya ia menegur menggunakan jalur pribadi.

[Waalaikum salam, Gak juga, santai aja.... ] tulisku

[Besok siang jam 13.00 datang ya ke resto Rumah Kayu, teman-teman sekelas dulu pada mau melanjutkan reuni kecil kelas kita di sana] tulisnya lagi

[InshaAllah] jawabku singkat kemudian menutup aplikasi.

Jantungku berdebar kencang, perasaan lama yang diam-diam kupendam dulu bernyanyi lagi.

*****

Kupandangi punggung laki-laki yang tengah tertidur pulas dengan nafas yang sangat teratur disampingku.  Laki-laki yang hampir 13 tahun mewarnai hari-hariku.  Laki-laki yang pernah berjanji didepan penghulu dan ayahku akan mendampingiku sebagai suami dan membimbingku dalam sebuah biduk bernama rumah tangga. Laki-laki yang saat ini sudah membuatku melahirkan seorang putra yang sebentar lagi beranjak remaja.

"Bahkan tidurnya pun begitu datar, tanpa ekpresi...", keluhku

13 tahun menikah, karakternya tak pernah berubah. Pendiam, serius, bicara seperlunya, tak pandai merayu, sama sekali gak romantis!. Sebagai istri di sepanjang pernikahan, jangan pernah memimpikan momen-momen romantis ala sinetron india, film percintaan dengan bahasa-bahasa yang melambungkan perasaan, atau suprise-suprise kecil yang membuatku hatiku kembang kempes merasa dicintai.

Ya...suamiku memang tidak pernah ekspesif dalam mengungkapkan cintanya....

******

Batas CakrawalaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang